Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM

" Pernikahan Yang Agung "



Sekelumit tentang kehidupan rumah-tangga Sayyidatina Fatimah az-Zahra dgn Imam Ali bin Abi Thalib :

Rasulullah SAW bersabda kepada para peminang Fatimah: " Fatimah milik Allah SWT dan menjadi ketetapan Allah SWT untuk menikahkannya kepada siapapun." (Kitab ar-Raudhatul Fa'iq bin Saad al-Misri) . Pada kitab Nuzhatul Majalis dan as-Suyuthi kitab Tadhirul Khawas, meriwayatkan bahwa Rasul Allah SAW bersada:

"Jibril As mengabarkan kepadaku bahwa: Allah SWT telah menikahkan Fatimah dengan Ali di langit, disaksikan 40.000 Malaikat dan bidadari menghiasi Fatimah dengan gaun pengantin dari permata dan memerintahkan kepadaku agar segera menikahkannya di bumi."

Rasulullah SAW bersabda:

"Wahai Fatimah, aku nikahkan kau dengan orang yang pertama beriman kepada Allah SWT & kepadaku."
[Sawaiq Muhriqah hal 85- Kifayah Al-talib hal 298- Dhakair Al-Uqba hal 29].

Imam Ali dipinjami sebuah kamar berukuran kecil di belakang rumah Sahabat Al-Haris ra. Adanya berita perkawinan itu, Imam Ali As meratakan batu-batu tajam di kamarnya hingga kejalan umum, lalu menimbuninya dengan pasir halus. Al-Haris ra datang dengan heran lalu bertanya:

Haris : " Mengapa kau rapikan tanah sedemikian itu, padahal sebelumnya kakimu tak peduli akan ketajaman batu¬batu itu..?"

Ali : " Putri Nabiku akan tinggal bersamaku di sini."

Haris : " Gunakan kamarku wahai Ali."

Ali : " Kami Ahlul Bait diwajibkan oleh Allah SWT hidup setara dengan rakyat miskin."


Doa Rasulullah SAW pada saat menikahkan Imam Ali dengan Sy Fatimah az-Zahra:

" Semoga Allah SWT menghimpun yang terserak dari keduanya. Merakhmati dan memberkati keduanya. Meningkatkan kualitas keturunannya. Menjadi pembuka pintu rakhmat, Sumber ilmu dan hikmah serta pemberi rasa aman bagi seluruh umat manusia."

50 hari setelah pernikahannya, Rasul SAW baru mengizinkan Ali As membawa pulang Fatimah. Sebelumnya Ummu Salamah berkunjung ke Imam Ali lalu bertanya:

US : " Wahai Ali.. bukankah Fatimah telah menjadi istrimu..?"
I. Ali : " Benar, wahai Ummul Mukminin"
US : " Mohonlah pada Rasul untuk membawanya kerumahmu"
Ali : " Aku tak patut bersuara sebelum Nabiku bersabda "


Ummu Salamah ra dan para Sahabat ra mengisahkan rasa belasnya terhadap Imam Ali As dan Fatimah As kepada Rasulullah SAWW dan memohon agar keduanya diizinkan hidup bersama. Kemudian Cintailah siapapun yang mencintainya. Musuhilah siapapun yang memusuhinya. Dan hindarkanlah semuanya dari segala siksa dan api neraka.

Setelah pernikahannya dengan Fatimah Az-Zahra r.a., Imam 'Ali r.a. tinggal bersama isterinya di sebuah rumah yang sungguh amat sederhana. Sebagian besar perkakas rumah tangganya terbuat dari tembikar (tanah Hat). Namun, Rasulullah s.a.w. merasa bangga, tenang dan bahagia serta penuh kasihsayang sebagai ayah kepada puteri belahan hati beliau sendiri. Suasana yang penuh kesejahteraan dan keserasian itu lebih disemarakkan lagi oleh kelahiran dua orang cucu beliau s.a.w., Al-Hasan dan Al-Husain — radhiyallahu 'anhuma, dua orang putera Imam 'Ali bin Abi Thalib r.a. yang dipandang sebagai pewaris ilmu dan hikmah kebijakan beliau serta sebagai orang yang mempunyai kesamaan ciri dan kekhususan dengan beliau s.a.w. kecuali dalam hal kenabian.

Di dalam rumah ahlu -bait Rasulullah s.a.w. itulah Al-Hasan dan Al-Husain radhiyallahu anhuma — dibesarkan di bawah naungan beliau. Betapa puas perasaan beliau menyaksikan kesentosaan dan keserasian hidup putra-putri dan cucu-cucunya. suasana demikian itu oleh beliau  dirasakan sebagai hiburan yang menghilangkan kelelahan dan meringankan kesukaran-kesukaran berat yang dihadapinya sehari-hari dalam menjalankan tugas da'wah dan memimpin perjuangan ummat untuk menegakkan kebenaran Allah di muka bumi.

Di dalam rumah yang diliputi suasana kebahagiaan itu Rasulullah sering duduk berbincang-bincang dengan mereka. Imam Ali r.a. duduk di sebelah kanan dan Fatimah Az-Zahra r.a. duduk di sebelah kiri beliau. Sedang dua orang cucu befiau, Al-Hasan dan Al-Husain radhiyallahu 'anhuma — duduk di atas pangkuan beliau s.a.w. Secara bergantian beliau menciumi kedua orang cucunya itu. Beliau mendoakan keberkahan bagi mereka semua dan mohon kpd Allah Swt agar berkenan menjauhkan mereka dari segala macam noda dan kotoran hidup serta mensucikan mereka sesuci-sucinya.

Sungguhlah, seumpama orang yang benar-benar beriman dipersilakan memilih: Manakah yang lebih disukai, dunia dengan segala kesenangan dan kegemerlapannya ataukah butir-butir gandum yang ditumbuk oleh Rasulullah s.a.w. bersama Imam 'Ali r.a.; orang itu pasti lebih suka memilih butir-butir gandum itu!

Jadi, di manakah sesungguhnya letak kemiskinan dan kemelaratan? Di dalam rumah yang sering menjadi tempat turunnya wahyu Ilahi, tempat Rasulullah s.a.w. bersama Imam 'Ali dan Fatimah Az-Zahra r.a. bersama-sama menumbuk gandum, di rumah tempat Rasulullah bersama ahlu-baitnya biasa minum air dengan cawan tembikar; ataukah di dalam istana-istana kaum bangsawan dan kaum hartawan Persia/Rumawi yang penuh dengan bau busuk perzinaan, arak dan kemaksiatan?!

Fatimah Az-Zahra hidup mendampingi suaminya, Imam 'Ali bin Abi Thalib r.a., yang tidak mempunyai apa pun juga selain hati dan pedang, ilmu dan iman. Isteri yang setia dan ikhlas itu menepung sendiri hingga tapak tangannya membengkak, menimba air sendiri hingga bajunya basah kuyup, menyapu rumah dan halaman hingga pakaiannya berdebu. Ia tidak hidup sebagaimana Asiyah binti Mazahim, wanita pendamping Fir'aun yang mempunyai piramid dan bengawan Nil, seorang permaisuri yang hidup serba dilayani oleh beratus-ratus budak pembantu dan tidak pernah bekerja selain melarang dan menyuruh. Cobalah kita bayangkan: Manakah di antara dua orang isteri itu yang lebih bahagia hidupnya, lebih tenteram hatinya dan lebih cerah keadaannya?!

Seandainya alat-alat rumah tangga kepunyaan Fatimah Az
-Zahra r.a. seperti batu gilingan gandum, sapu, wadah air yang terbuat dari kulit dan lain sebagainya; masih ada hingga zaman kita dewasa ini, perkakas-perkakas itu barangkali akan dikeramatkan dan dikunjungi oleh manusia dari berbagai pelosok dunia, baik mereka yang beragama Islam maupun yang beragama lain! Mungkin mereka akan menilai barang-barang itu lebih berharga dari pada seribu bengawan Nil serta seribu piramid!

Apakah sesungguhnya yang telah dilakukan oleh Muhammad Rasulullah dan keluarganya bagi kepentingan ummat manusia sedunia ? Ummat manusia telah mendapat tuntunan untuk memperoleh kebajikan, rahmat Allah dan kemuliaan abadi; yakni mereka telah mendapat petunjuk serta hidayat untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah swt melalui agama yang benar. Di akhirat kelak mereka akan memperoleh syafa'at (pertolongan) dan kebahagiaan, khusus bagi mereka yang dicintai beliau dan mereka yang mencintai beliau.

RENUNGAN : Wajah Tampan atau Cantik, PERCUMA !



Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika tanpa keimanan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika kelak dilaknat Tuhan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika hari-harinya tanpa amalan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika tak ada Al Qur’an yang lekat dalam ingatan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika tidak memburu keridhoan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika hanya melakukan kesia-siaan..
Wajah Tampan atau Cantik ? Percuma!! Jika hatinya dikotori kebanggaan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika tak punya kehormatan..
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika matanya masih jelalatan tak juga mampu tundukkan pandangan...
 
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika tak bisa mengendalikan hawa nafsunya...
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika hanya untuk tebar pesona dan memikat pandangan...
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika enggan mematuhi yang Kuasa dan malah bangga dengan dosa-dosa...
 
Wajah Tampan atau Cantik? Percuma!! Jika akhirnya nanti mendapat siksa di neraka...
Ketampananmu atau Kecantikanmu tak berarti karena tak menjamin kamu akan diridhoi..
Ketampananmu atau Kecantikanmu tak berguna, karena seseorang masuk surga bukan karena keindahan rupa...
 
Ketampananmu atau Kecantikanmu pasti akan pudar dan hilang seiring waktu yang berjalan..
Sedang apa-apa yang engkau lakukan akan abadi dan pasti dimintai pertanggungjawaban oleh Ilahi..
Ketampananmu atau Kecantikanmu tak akan bisa menjadi pembela saat engkau dihadapkan pada pengadilan Yang Maha Adil..
 
Ketampananmu atau Kecantikanmu tidak akan pernah bisa menjadi pemberat amal-amalmu di mizan. Tak juga bisa meringankan azab yang ditimpakan di hari kemudian..
Ketampananmu atau Kecantikanmu hanya pemberian… hanya pajangan yang tidak akan memberi pengaruh di dalam alam keabadian.

Coba lihatlah Bilal bin Rabbah dengan kulitnya yang hitam, lihat pula Amr bin Jamuh dengan kakinya yang pincang, lihatlah juga Abdullah bin Ummi Maktum dengan kebutaan penglihatan.
Mereka mulia di sisi Rabb mereka, Rasulullah mengakui keutamaan mereka. Bukan karena tampannya atau cantiknya rupa, bukan pula karena sempurna anggota badannya. Namun semuanya karena kesetiaan pada ikrar syahadat yang diucapkan, kepatuhan pada aturan syariat, melaksanakan kewajiban tanpa keengganan, dan ketaqwaan yang menghunjam sanubari tanpa lekang.

Tidakkah kau belajar pada Yusuf ‘alaihissalam ketika dia digoda untuk berzina ia menolak seraya berkata, “Aku berlindung kepada Allah…” Dan ketika wajah tampannya menarik kaum wanita dia sampai berdoa, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku…”

Tidakkah kau mengambil sesuatu dari Mush’ab bin Umeir? Pemuda tampan pujaan gadis Makkah di masa jahiliyah? Ia tanggalkan segala kemewahan dan memilih Islam, hingga ketika dia di perang Uhud  dianugerahi kesyahidan maka Rasulullah berkata tentangnya, “Ketika di Mekkah dulu tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya dari padamu. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai hanya dibalut sehelai burdah.” Ya, Mush’ab pemuda tampan itu, duta pertama Rasulullah itu hanya berkafan selembar kain burdah yang jika ditutupkan kepalanya maka terbukalah kakinya, dan saat ditutupkan ke kakinya terbukalah kepalanya. Namun dia telah mendapat kemuliaan yang tiada tandingannya disisi Rabbnya.

Tidakkah kau perhatikan perkataan Umar bin Abdul Aziz saat seorang sahabat lamanya -Muhammad bin Ka’ab Al qardhi- menyatakan keheranannya atas penampilan Umar yang berubah setelah menjadi khalifah. Padahal saat Umar menjadi gubernur Madinah tubuhnya indah dan subur, dan setelah menjadi amirul mukminin Umar menjadi kurus, sederhana dan bersahaja. Umar berkata menjawab keheranan Ka’ab, “Bagaimana kalau kau lihat aku di kuburku tiga hari setelah kematianku, saat kedua mataku tanggal pada pipiku, dari hidung dan mulutku mengalir cacing dan nanah. Tentu saat itu engkau akan sangat ingkari aku lebih dari pengingkaran dan keherananmu saat ini.”

Wahai pemuda dan pemudi yang bangga dengan ketampanan dan kecantikannya…
Wahai pemuda dan pemudi yang sibuk dengan penampilan lahirnya…
Wahai pemuda dan pemudi yang terlena dengan pandangan dan pujian manusia…
Jangan lagi tertipu akan kefanaan dan kenikmatan tanpa keabadian. Bersegeralah menuju penghambaan yang akan memberi keberuntungan. Apa yang akan kau banggakan saat kematian telah menjelang, apa yang akan kau persembahkan di hadapan Rabb semesta Alam? Apakah kau tak sadari setiap saat kematian bisa mendatangi? Apakah kau tak ingin terpuji di hadapan pencipta langit dan bumi?

Dan cukuplah nasehat Fudhoil bin Iyadh sebagai renungan, “Wahai si wajah tampan, adalah orang yang akan ditanyakan oleh Allah tentang penciptaan (ketampanan) ini. Bila anda mampu menjaga wajah yang tampan ini dari api neraka, maka lakukanlah…”

Atau peringatan dari sabda nabi:” Banyak-banyaklah kalian mengingat kejadian yg akan menghancurkan segala kelezatan, yaitu MAUT !” (HR.Tirmidzi)
Wallahu a’lam…

Aku Tidak Lebih Dulu Ke Surga



Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah aku tidak mau mengira-ngira.

Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. “Inilah yang disebut Padang Mahsyar,” suaranya begitu menggetarkan jiwaku. “Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku,” batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal.

Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau adzab neraka yang siap menanti.

Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan ………

Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang menguasai hari pembalasan. Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah SAW di surga yang indah. Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah. “Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga, apalagi aku,” pikirku mantap.

Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan. Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Muhammad masuk. Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun. Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga rasul lainnya.

Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah. Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.

Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka. Ya Allah, mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu menangis kelaparan dimalam hari sementara sering kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.

“Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat kantorku,” aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Parmin, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangnya ia kririmkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan. Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, “Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain.” Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.

Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Darmi penjual pecel yang kehadirannya selalu kutolak, pengemis yang setiap hari lewat depan rumah dan selalu mendapatkan kata “maaf” dari bibirku dibalik pagar tinggi rumahku. Orang disampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, “Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak.”

Masya Allah murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jamaah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. “Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan. Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara,” jelasnya lagi.

Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, “Ya Allah, didunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu

Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara. “Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu,” bergetar tubuhku mendengarnya.

Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya. Ternyata, aku tidak lebih tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka.

Hinanya aku ini Ya Allah…
Jam dinding berdentang tiga kali. Aku tersentak bangun dan, astaghfirullah ternyata Allah telah menasihatiku lewat mimpi malam ini.

MOTIVASI : Arjuna dan Sang Bidadari

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
=============================

PROLOG:

Awal bulan puasa tahun kemarin, saya berkesempatan pergi ke Bandung untuk silaturahhim mengunjungi suami saya di tempatnya bekerja, melihat rumah kontrakannya, dan sedikit sekedar melepas rasa kangen di dada hihi..^_^. Di kesempatan itu juga saya dan suami berkesempatan mengunjungi Pesantren Daarut Tauhid milik Aa Gym yang terkenal itu. Kami berbuka puasa disana bersama beberapa santri.

Tapi bukan itu yang menjadi luar biasa buat saya, melainkan seorang Sugiarto di mata saya. Sugiarto adalah sahabat kesayangan Aa Gym, kakinya cacat dan bicaranya terbata-bata. Tapi yang saya lihat pada dirinya adalah pancaran wajahnya begitu bersih bersinar, seolah-seolah selalu terbasuh air wudhu dan bayangan kecintaan kepada Raabnya tergambar jelas diwajahnya. Dia berada disana bersama sang istri bernama Kusminah yang..SUBHANALLAH, begitu tawadhu' dan taatnya pada suami. Pandangan matanya ke semua tempat lebih banyak menunduk daripada lurus atau menoleh-noleh. Saat buka bersama tersebut istrinya tidak malu-malu untuk menyuapi makan suaminya,dan mengelap sisa makanan yang ada di mulut sugiarto. Kemudian memyiapkan minuman dan membantunya berwudhu untuk sholat maghrib.

Sungguh..pemandangan tersebut membuat saya iri dan terharu. Segala gerak-gerik Bidadari dari Darul Tauhid ini, benar-benar melekat dihati saya. Saya sempet melirik kepada suami saya, tapi dia cuma tersenyum. Saya tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya.

Dan note ini.., terinspirasi dari kisah Sugiarto dan Istrinya tersebut.
---------------------------------------------------------------------------------

Namanya Arjuna, persis nama seorang tokoh dalam dunia pewayangan. Tapi ia tak tampan, tak gagah. Apalagi digila-gilai oleh wanita. Arjuna yang ini hanya seorang penjual ulat sebagai pakan burung yang penghasilannya tidak menentu. Tinggalnya di sebuah rumah sederhana dengan ibundanya yang sudah berusia 70 tahunan. Sejak usia 2 tahun Arjuna menderita lumpuh. Penyebabnya adalah demam yang sangat tinggi yang kemudian merusak syarafnya.

Arjuna kini sudah berumur 40 tahun dan tetap lumpuh. Ia pun masih tetap ulet menjalankan profesinya yaitu menjual pakan burung. Sejak beberapa bulan ini ia mempunyai kegemaran baru, suka mengikuti pengajian dari masjid ke masjid. Dari pengembaraannya itu akhirnya ia jatuh cinta pada sebuah masjid di sebuah pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang kyai yang masih muda dan berkharisma.

Pagi itu Arjuna tampak rapi dan wangi. Ia menggunakan baju terbaiknya, sebuah baju koko berwarna putih yang dimintanya pada sang ibu untuk disetrika licin-licin. Ia sudah siap menuju pengajian di pondok pesantren. Jaraknya lumayan, kira-kira satu setengah jam dengan kendaraan umum. Apalagi bagi seseorang yang tak berfisik sempurna seperti Arjuna, jarak itu terasa lebih dari sekedar lumayan.

Arjuna merangkak di depan rumahnya, lalu dengan suara cadelnya berteriak memanggil becak di ujung jalan. Sang tukang becak pun tanggap dengan panggilan Arjuna. Ia mafhum, Arjuna pasti akan pergi ke pondok pesantren.

Arjuna duduk manis di dalam becak, hingga sampai ke jalan besar. Di jalan besar, sang tukang becak membantu memanggilkan taxi. Satu taxi lewat, taxi berikutnya juga, dan berikutnya, lalu berikutnya. Arjuna tetap duduk manis di dalam becak, tersenyum. Keringat mengucur di tubuh sang tukang becak yang tampak sedikit kesal tidak satu pun taxi yang mau berhenti.

Membawa Arjuna sebagai penumpang taxi memang berbeda. Sang sopir taxi harus rela membantu menggendongnya. Maka tak heran kalau tak semua sopir taxi mau. Tapi Allah selalu memberikan pertolongan-Nya. Sebuah taxi meluncur pelan dan berhenti. Sampai di pondok pesantren Arjuna disambut oleh beberapa orang jemaah. Ia sama sekali tak dipandang sebelah mata. Justru banyak orang yang sayang padanya, termasuk sang kyai.

Ceramah pun dimulai. Seperti kali yang lalu. kali ini Arjuna tak mampu membendung air matanya. Semangatnya membara. Bukan hanya itu bahkan bergejolak. Bagai sebuah handphone yang perlu di-charge, inilah saat-saat Arjuna menge-charge jiwanya. Total biaya Rp.50.000,- yang harus ia keluarkan untuk pulang pergi ke pondok pesantren, serasa tak ada harganya dibanding dengan setrum yang menyulut dirinya. Ajuna jadi lebih semangat bekerja, lebih semangat mengumpulkan uang untuk bisa datang ke pengajian.

Arjuna sekarang jadi rajin ibadah malam. Sifat pemarahnya mulai hilang, jadi lebih sabar dan optimis. Pelan-pelan keinginan itu muncul. Suatu keinginan yang sama sekali tak pernah berani untuk ia mampirkan walau sekilas di kepalanya.

"Ibu, Arjuna kepingin Nikah..!" Suara cadel Arjuna bagai geledek yang memecah kesunyian malam di telinga sang ibu yang sudah uzur tersebut.

"Arjuna enggak mimpi kan?" sang ibu bertanya sambil menguncangkan tubuh Arjuna yang tergolek lemah di tempat tidur.

" Eh ibu, Arjuna mah bangun. Ini enggak mimpi. Sungguhan, Arjuna kepingin nikah..."

Sang ibu menelan ludahnya beberapa kali, miris. "Nak, kamu teh mau nikah sama siapa?"

"Nggak tau. Tapi Arjuna sudah minta sama Allah."

Mata sang ibu hampir-hampir tak kuat membendung air mata yang hendak tumpah. "Bener atuh, kalau memohon ya cuma sama Allah."

Sang ibu bingung apa yang harus ia lakukan. Menghibur Arjuna dan membangun mimpi-mimpi indah yang kosong melompong. Atau membuatnya melek melihat kondisi cacatnya. Tapi itu sama saja artinya dengan menghempaskannya ke jurang dalam. Sang ibu cuma bisa menyerahkan pada Allah, apapun kehendak-Nya.

Malam purnama. Arjuna baru saja selesai sholat tahajud. Ia merenungi keinginannya yang mulai menjadi azzam. Pikirannya berkecamuk. "Tapi, kalau nanti punya istri pasti biaya akan bertambah. Sekarang saja hidup sudah pas-pasan. Ah, rejeki kan sudah diatur oleh Allah, tinggal kita yang harus ikhtiar. Tapi, mau nikah sama siapa. Eh, iya ya. Siapa yang mau sama saya yang jalan aja mesti merangkak, mau ke mana-mana mesti digotong. Ah, itu kan sama juga, jodoh sudah diatur sama Allah. Tinggal ikhtiar saja. Besok saya akan bilang sama Pak Kyai, minta dicarikan istri."

"Pak Kyai, saya kepingin nikah..!"

Pak Kyai itu pun kaget tak beda seperti ekspresi sang ibu ketika mendengar ucapan Arjuna. Dengan sabar Kyai berkata, "Wah bagus itu. Menikah kan sunnah Rasulullah, apalagi kalau niatnya untuk ibadah."

"Iya, iya, saya kepingin kawin karena kepingin ibadah. Kepingin punya anak-anak yang normal dan berjuang di jalan Allah."

"Arjuna mau menikah dengan siapa?"

"Saya ingin minta dicarikan sama Pak Kyai."

Pak Kyai pun menggaruk-garuk kepalanya. Bukan amanah yang ringan. Sudah berkali-kali ia mempertemukan jodoh diantara santri-santrinya. Diantaranya  ada juga yang tidak sekali langsung jadi. Itu pun santri-santri yang normal, tapi Arjuna...?!

Sang Kyai bukan mengecilkan arti Arjuna. Semua orang sudah ditentukan takdirnya oleh Allah. Dan tak akan tahu takdirnya bagaimana kecuali dengan berusaha. Tapi usaha yang harus dilakukan untuk mencari istri untuk Arjuna bukan perkara mudah. Tapi Allah berkehendak lain. Sang Kyai akhirnya menemukan sang gadis.

Gadis itu normal, juga sholehah. Ia salah satu jamaah yang kerap mengikuti pengajian Kyai. Kyai mengucap syukur yang tiada tara, karena akhirnya gadis itu mengucapkan kesediaannya menikah dengan Arjuna.

Ina, gadis itu, jelas-jelas tahu Arjuna yang akan dinikahinya berfisik tak sempurna. Sangat jauh dari gambaran tokoh Arjuna yang ada di lirik lagu.

"Kenapa Ina mau menikah dengan Arjuna?" tanya sang Kyai."Ina sudah tahu apa resikonya? Apa yang akan dihadapi di kemudian hari?"

"Niat saya cuma ingin mencari keridhoan Allah. Saya ingin menjadi bidadari di syurga nantinya," kata sang gadis yang berusia 24 tahun itu dengan mantap.

Pagi hari di bulan Maulid itu seakan bersinar lebih cerah dari biasanya bagi Arjuna. Sebelum berangkat, ia menangis. Bukan sedih, justru kebahagiaan luar biasa yang tak terbendung. Suatu keajaiban yang tak pernah ia bayangkan akan terwujud. Mulanya hanya sebuah keinginan, lalu menjadi tekad, dan kini menjadi nyata. Allah mengabulkan permohonannya.

Terbata-bata Arjuna mengucapkan ijab kabul. Bukan karena grogi, tapi karena memang ia kesulitan mengucapkan kata-kata. Dua ratus pasang mata ikut berlinangan airmata, tak kuasa menahan haru yang tiba-tiba menyeruak. Arjuna menyerahkan mas kawin berupa 23 gram emas kepada istrinya. Lalu Arjuna bersujud di hadapan ibunya, menangis tersedu-sedu.

Di hadapan para tamu, sang Kyai berkata, "Kita harus banyak belajar dari Arjuna, seseorang yang diberi ujian berupa kekurangan fisik dari Allah, namun tidak takut dan berani mengambil keputusan terhadap masa depannya. Arjuna adalah contoh seseorang yang berserah kepada Allah, yakin akan rejeki yang sudah ditetapkan-Nya. Semoga Allah memberkahi pasangan pengantin ini, menjadikannya sakinah, mawadah, warrahmah." Doa sang Kyai ini pun di amini oleh para tamu walimah.

Arjuna memandangi istrinya penuh haru. Ina baru saja selesai mencuci baju. Arjuna senang sekali, kini ia tak lagi mencuci baju sendiri seperti ketika bujangan dahulu. Ina juga selalu merawat dengan penuh ikhlas dan telaten. Seorang gadis telah Allah kirim untuk menjadi pendampingnya di dunia. Arjuna berharap Ina juga akan menjadi bidadarinya di surga nanti. Insya Allah.

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam
----------------------------------------

RENUNGAN : Sebagian Bentuk Azab Setelah Kematian

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================

Prolog:
Masih tentang BAB meninggalkan sholat atau orang2 yang suka menunda-nunda sholat hingga mengakhirkan waktunya.
Notes yg bercerita tentang sholat saya rasa menjadi hal yg sangat penting karena SHOLAT adalah amal yg akan dihisab pertama kali di akherat.
Semoga catatan berikut akan memberikan renungan sekaligus motivasi bagi kita semua untuk lebih memperhatikan bab tentang sholat.
---------------------------------------------------------------

Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab al-Jami’ ash-Shahih meriwayatkan dari Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya telah datang kepadaku dua malaikat tadi malam (dalam mimpi, red), yang keduanya diutus supaya mendatangiku. (Dalam mimpi itu) kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang tidur telentang, sedangkan seorang laki-laki yang lain memegang batu besar. Batu itu lalu dijatuhkan ke kepala laki-laki yang telentang sehingga kepalanya pecah. Batu itu menggelinding di tempat itu, dan laki-laki yang menjatuhkannya mengikutinya lalu mengambilnya. Kemudian laki-laki yang dia jatuhi batu itu kepalanya utuh kembali seperti semula. Lalu laki-laki yang memegang batu mendatanginya lagi dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pertama kali.”

Dalam redaksi lengkap hadits itu terdapat penjelasan tentang keadaan laki-laki yang dijatuhi batu, bahwa ia adalah orang yang mengambil al-Qur’an, kemudian menentang isinya tetapi melalaikan sholat fardhu. Berkenaan dengan perbuatan maksiat ini, maka Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. 107:4-5).

Al Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, “Mereka adalah orang-orang yang lalai, baik mereka lalai dari mengerjakan shalat di awal waktunya, di mana mereka selamanya atau umumnya (biasa) mengakhirkannya hingga batas akhir waktunya, atau lalai dari rukun-rukun dan syarat-syaratnya yang telah diperintahkan kepadanya atau lalai dari kehusyu’an ketika menunaikannya atau lalai dari merenungkan makna bacaannya.

Redaksi hadits tersebut mencakup semua hal tersebut, tetapi siapa yang ada padanya salah satu dari hal tersebut, maka ia terkena bagian dari ayat tersebut. Sedangkan siapa yang ada padanya semua hal tersebut maka ia akan mendapatkan balasan secara utuh dan telah sempurna kemunafikan dirinya (Tafsir Ibnu Katsir, 4/554).

1. Diceburkan ke Sungai Seperti Darah dan Mulutnya Disumpal Batu.

Hadits tentang hal ini juga diriwayatkan oleh Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Aku bermimpi, dan dalam mimpi itu kami mendatangi sebuah sungai yang airnya berwarna merah seperti darah. Di dalam sungai itu ada seorang laki-laki yang sedang berenang, di pinggir sungai berdiri seorang laki-laki yang di sampingnya terdapat tumpukan batu yang banyak. Laki-laki yang berenang menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai sambil membuka mulutnya. Kemudian laki-laki yang berdiri di pingggir sungai melemparkan sebuah batu dan laki-laki yang berenang mencaplok batu itu kemudian ia pergi berenang kembali. Setelah itu ia menghampirinya lagi, dan setiap kali ia menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai di samping tumpukan batu, maka laki-laki yang berenang itu selalu membuka mulutnya.”

Dijelaskan bahwa laki-laki yang berenang dan mencaplok batu itu adalah pemakan riba. Ibnu Hubairah berkata, “Pemakan riba akan disiksa dengan cara disuruh berenang di sungai yang airnya berwarna merah dan mulutnya akan dijejali dengan batu. Karena asal riba itu terjadi dalam transaksi emas dan emas itu berwarna kemerah-merahan. Sedangkan malaikat yang menjejali mulutnya dengan batu adalah isyarat bahwa ia tidak pernah merasa puas dengan hasrat yang ada. Begitu pula halnya dengan riba, yakni pelakunya berkhayal bahwa hartanya terus bertambah padahal Allah subhanahu wata’ala membinasakannya di kemudian hari ” (Fath al-Bari 12/455).

2. Dibakar Dalam Tungku Api .

Hadits yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut: “Kami datang ke sebuah tempat yang mirip tungku perapian -di dalam riwayat lain dikatakan, “Bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar lalu di bawahnya dinyalakan api-.
Nabi saw bersabda, “Ketika itu di dalamnya terdengar suara gaduh dan jeritan.” Beliau mengatakan, “Kami mengintip keadaan di dalamnya, dan kami melihat sejumlah laki-laki dan wanita dalam keadaan telanjang, dan dari bawah mereka dinyalakan api yang berkobar. Setiap kali api dikobarkan dari bawah mereka, maka mereka menjerit kesakitan.” Dalam redaksi lengkap hadits tersebut dijelaskan bahwa mereka adalah para pezina, baik laki-laki maupun wanita.

Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan bahwa keadaan mereka yang telanjang adalah disebabkan hak mereka yang harus ditelanjangi, karena kebiasaan mereka adalah menyepi (berkhalwat) di tempat mesum dan mereka disiksa dengan keadaaan sebaliknya. Sedangkan mengapa mereka disiksa dari bagian bawah, karena perbuatan dosa yang mereka lakukan erat kaitannya dengan anggota tubuh mereka bagian bawah (kelamin). (Fathul bari 12/443).

Karena itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa-besar tersebut dan menjauhi sebab-sebab yang dapat menjerumuskan ke dalamnya seperti berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram dan melakukan hal-hal yang dapat menyebabkabn fitnah, misalnya; Mempertontonkan kemolekan tubuh; Memperlihatkan bagian tubuh yang mengundang fitnah; Membiasakan mata memandang yang haram; Membiasakan telinga mendengarkan lagu-lagu tentang syahwat yang menggiring kepada hal-hal yang keji dan sebab-sebab lainnya.

3. Mulut Dirobek dan Muka Dirusak

Hadits yang berkaitan dengan hal ini, adalah hadits tentang mimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, “Kemudian kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang bersandar pada tengkuknya, sedang seorang laki-laki lainnya berdiri di hadapannya sambil memegang besi bengkok, yakni besi yang dibengkokkan ujungnya. Kemudian laki laki yang memegang besi menghampiri salah satu belahan muka laki-laki yang sedang bersandar dan merusak mukanya dengan merobek mulutnya hingga ke tengkuknya (yakni merobek mukanya dari mulut hingga ke belakang, dari hidung hingga ke tengkuknya dan dari mata hingga ke tengkuknya.)”.

Rasulullah bersabda, ” Setelah itu laki-laki yang memegang besi bengkok beralih ke belahan lain dari muka laki-laki yang sedang bersandar dan melakukan perbuatan yang sama seperti yang dilakukannya terhadap belahan muka yang pertama. Tidaklah laki-laki yang memegang besi selesai merobek belahan muka satunya lagi kecuali belahan muka lain utuh kembali seperti semula, dan laki-laki yang memegang besi menghampirinya kembali dan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukannya pertama kali.”

Dalam redaksi lengkap hadits tersebut dijelaskan bahwa laki-laki yang disiksa itu adalah orang yang keluar dari rumahnya di pagi hari dan melakukan kebohongan yang tersebar luas ke berbagai penjuru (pelosok).

4.Mencakar Muka dan Dada Sendiri dengan Kuku dari Tembaga

Di antara orang-orang yang disiksa dalam kubur berdasar mimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sejumlah kaum yang tergelincir ke dalam perbuatan ghibah (menggunjing dan mengumpat) yang diharamkan, sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, seraya berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika aku dimi’rajkan, aku bertemu dengan suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar muka dan dada mereka. Aku bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Mereka itu ialah orang-orang yang suka memakan daging manusia (suka menggunjing) serta merusak kehormatannya.” (al-Musnad 3/224 dan Sunan Abu Dawud 4879)

Sudahkah anda istiqomahkan sholat berjamaah dan tepat waktu...??

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam
---------------------------------
Sumber:  “Perjalanan Ruh Setelah Mati”  karya Imam Al-Ghazali

Mutiara Nasehat Aid bin Abdullah Al-Qarni..


JANGAN MENUNGGU
UCAPAN TERIMAKASIH
DARI SESEORANG !

“Barang siapa yang berbuat kebaikan, maka balasannya tidak akan hilang begitu saja. Demikian pula, pengakuan di sisi Allah dan di sisi manusia juga tidak akan sirna”.

Karna itu, anda tidak perlu pusing apabila Anda mendapati mereka sama mengkufuri kabaikan yang telah Anda persembahkan kepada mereka. Mereka membakar habis kebajikan-kebajikan yang telah Anda berikan kepada mereka. Mereka lupa pada kebaikan yang Anda suguhkan di hadapan mereka. Bahkan, mereka memasang kuda-kuda untuk memusuhi Anda. Mereka melempari Anda dengan menggunakan bidik dendam kusumat yang terpendam dalam lubuh hati mereka. Mereka berbuat semacam itu sebenarnya tidak ada motif apa-apa selain karna Anda telah berbuat kebaikan kepada mereka, dan anda lebih unggul dari mereka.

“ Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (QS. Al-Insan:9)

-MAKNA KEBAHAGIAAN SEJATI-

Kebahagiaan sejati itu :
“ Adalah keridhoan hati, ketenangan nurani, kestabilan jiwa, sehatnya kondisi tubuh, istiqomahnya akhlak, sucinya perilaku, serta kepuasan dan kecukupan akan kebutuhan yang walau sedikit tapi tetap disyukuri, karena semua itu nikmat yang datang dari Allah “

-MAKNA HIDUP-

“ Jangan pernah menyesali hidup. Karena sebenarnya hidup itu indah, dan cobaan terasa ringan, jika segala sesuatunya dilakukan dan diterima dengan ikhlas hanya untuk mengharap ridho Allah”
“ Saat kau lelah karena usaha yg gagal, Allah tahu betapa gigihnya kau telah berusaha. Ketika kau kesepian dan teman2mu terlalu sibuk, Allah akan tetap berada disisimu. Saat kau mencoba sesuatu, lelah, dan tak tau harus berbuat apa, Allah selalu memiliki jalan keluarnya. Jika kamu ikhlas dan sabar menghadapi ujian, kamu akan memperoleh keridhoan Allah. Tapi jika kamu marah menghadapi ujian, kamu akan memperoleh kemurkaan Allah. ”Jagalah Allah dalam hatimu niscaya DIA akan menjagamu”.


-PINTU REJEKI-

“ Pusatkan seluruh perbuatanmu hanya untuk beribadah kepada-KU, maka Aku akan memenuhi hatimu dgn kekayaan, memperluas rejeki, dan kesegaran jasadmu. Sungguh Allah adalah pemberi yg paling dermawan diantara para penderma. Maka mintalah kepadaNYA apa yg kau minta, dgn sabar & sholat, ketetapan hati dalam agama, dan keberkahan dalam ibadah ”.


-UCAPAN SELAMAT BAGI ORANG MUKMIN-

“ SELAMAT..., untuk Saudara/i-ku yg se-IMAN dijalan Allah, yg selalu dituntun oleh petunjuk, istiqomah dalam ibadah, dan senantiasa meniti jalan kebenaran dgn sabar & tawakal. Yang mendirikan sholat dan berpuasa dg taat & khusuk, yg menutup aurat, berwibawa & memiliki sikap istiqomah yang teguh “;
“ Katakan YA..., untuk senyumanmu yg cantik, yg mengirimkan cinta dan mengutus kasih sayang bagi orang lain. Untuk kata2mu yg baik, yg membangun silaturahmi dan menghapuskan rasa benci”;
“ Katakan TIDAK..., bagi sikap yg selalu mengingat musibah masa lalu dan melupakan bekal akhirat “.


-OBAT KESEDIHAN-

“Aku hadiahkan nasehat ini untuk Saudara/i-ku yg telah meridhoi Allah Swt sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW sebagai Rasul. Jangan kau tambah kesedihanmu dgn diam & menangis. Obatilah dgn sholat & banyak mengingatNYA pada waktu sibuk atau lapang. Bersedekahlah pada waktu sempit dan ketika rejekimu melimpah. Sesungguhnya sedekah sekecil apapun dapat meredam murka Allah “.


-NASEHAT UTK PENGANTIN WANITA-

“ Wahai Wanita, Renungkanlah...,sebuah perkawinan akan membuka tabir rahasia bahwa suami yg menikahimu tidaklah semulia Muhammad SAW, tidaklah setakwa Ibrahim, tidak setabah Ayyub, pun segagah Musa, apalagi setampan Yusuf. Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yg punya cita-cita membangun rumah tangga dgn keturunan yg soleh & solehah. Perkawinan akan mengajarkan kamu perlunya iman dan takwa untuk belajar meniti sabar & ridho Allah. Jadilah sepasang suami istri yg saling mencintai dikala dekat, saling menghormati dikala jauh, saling mengingatkan dalam kebaikan & ketakwaan, serta saling menyempurnakan dalam kekurangan dan beribadah. Allah meridhoi menjadi keluarga yg sakinah mawadah wa rahmah, pemberi rasa aman dan penyejuk bagi umat “.


-NASEHAT UNTUK PARA GADIS MUSLIMAH-

“ Wahai Saudariku yg se-IMAN dijalan Allah, renungkanlah..,bahwa ketika tiap pagi kamu berdandan..,selalu ingatkan dalam dirimu bahwa ternyata kamu lebih cantik dari matahari, kamu lebih harum dari minyak wangi, lebih tinggi dan bersinar daripada purnama. Dengan kecantikanmu, kamu lebih segar daripada rintik gerimis. Karena itu peliharalah kecantikanmu dgn keimanan, keridhoan dgn rasa syukur, serta kesucian dan kehormatanmu dgn hijab yg menutup aurat . Lalu nikmat Tuhan kamu yg manakah yg kamu dustakan..??“.


-DOA UNTUK LELAKI MUSLIM-

Yaa Allah, Aku berdoa untuk siapa saja gadis muslimah yang akan menjadi bagian dari hidupku, Seseorang yang sungguh2 mencintaiMU lebih dari segala sesuatu. Seseorang yg akan meletakkanku pada posisi kedua dihatinya setelah ENGKAU, Seseorang yg membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih sempurna.
Yaa Allah, aku meminta berikan aku hati yg sungguh2 mencintaiMU, berikan aku tangan yg dengannya aku mampu berdoa untuknya, dan bila akhirnya kita bersatu..kuharap kami berdua dapat mengatakan betapa “Maha Besarnya ENGKAU” karena tlah memberikan padaku mutiara yg akan menyempurnakan separuh agamaku dan memenuhi sunah RasulMU.
Aku tidak peduli seandainya seluruh manusia dibumi ini membenciku, asal ENGKAU mencintaiku. Aku tidak peduli seandainya seluruh manusia dibumi ini memusuhiku, asal ENGKAU menjdi penolongku. Jika ENGKAU memusuhiku, siapa lagi yg mampu memberiku pertolongan? Dan jika ENGKAU adalah penolongku, siapa lagi yg harus aku takutkan ?
Ya Allah..,ENGKAU-lah sebaik-baik pelindung, dan ENGKAU-lah sebaik-baik pemberi pertolongan !!!


-DOA PENGANTIN-

Yaa Allah, Limpahkan kepada kami cinta Rasulullah dan Khotijah, yang KAU jadikan sebagai penghias bumi.
Jadikan kami kelak sebagai hambaMU yg saling mencintai dikala dekat, saling menghormati dikala jauh, saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan pada jalanMU, serta saling menyempurnakan dalam kekurangan dan beribadah.
Yaa Allah, sempurnakan kebahagiaan kami kelak dgn menjadikan hubungan ini sebagai bukti pengikat dibawah ridhoMu dan menjadi pahala disisiMU. Amin..


-FILOSOFI UJIAN DUNIA-

Jadilah seperti burung; yg istirahat dalam terbangnya. Hinggap di ranting yg begitu ramping, tapi ia sanggup bertahan untuk tetap tidak jatuh. Merasakan lenturannya, kenikmatan ayunannya dan bernyanyi, tanpa takut jatuh karena ia tahu bahwa ia punya sayap.
Dan jadilah seperti pohon kurma yg kuat dan jauh dari gangguan. Jika dilempar dengan batu ia justru menjatuhkan buahnya yang segar.