Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM

RENUNGAN : Manajemen Dakwah Dalam Mensikapi Khilafiyah


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


PROLOG:
 

Dakwah itu indah.. jalan menuju jannah !
Tapi hidup itu berat. Cinta juga berat. Karena keduanya tidak terbatas.
Semakin engkau menyelami, semakin engkau tidak mengerti.
( halahh gak nyambung..^.^ )


Sahabat yg budiman..
Seperti yg telah kita ketahui bersama bahwa Dunia dakwah itu laksana rimba belantara. Banyak aneka pohon dan tanaman.
Begitupun dalam dakwah,ada byk kelompok kajian dg visi misi yg brbeda~beda. Ada kelompok yang bernama HT, Tarbiyah, Salafi, Tabligh, LDII, Ribhatus syariah, tasawuf, dan ratusan bahkan ribuan nama kelompok.


Tapi JANGAN SAMPAI perbedaan itu buat memperolok yg laen dan merasa kelompoknya paling benar.
Selama semua dikembalikan kpd hukum Alquran dan As-Sunnah, maka tak ada perbedaan diantara kita.
Tuhan kita sama, rasul kita sama, dan kitab suci kita jg sama.
Kita disatukan sbg saudara sesama muslim, BUKAN dlm suatu golongan.


Beberapa waktu lalu saya sering ditanya, “ Bagaimana sikap mbak ifta dalam memandang suatu hal dalam masalah khilafiyah..?”


Saat itu saya masih bingung bagaimana memberi tanggapan, mengingat keterbatasan ilmu saya. Pertanyaan itu selalu mengiang di telinga saya setiap mau tidur, ketika lagi naek angkot, setiap lagi duduk sendiri, bahkan ketika lagi nyuci piring..^.^. Bahkan ketika tidurpun ngigaunya masalah khilafiyah hehehe :D. Tak jarang hal itu saya diskusikan dgn suami. Tapi masih ada beberapa hal prinsipil yg membuat saya belum puas dgn jawaban yg diberikan suami saya.


Bahkan ada seorang temen saya karena saking jengkelnya dgn saya yg tidak juga puas dengan jawaban yg dia berikan, ia lalu menjawab dgn kesal: “ Kalau tidak mau ada khilafiyah, ya hapus saja itu alquran dan hadist”. Astaghfirullah..hikz..:'(


Akhirnya hal itu saya diskusikan dgn beberapa teman lama saya. Saya coba hubungi teman2 lama yg dulu pernah menjadi satu kajian dalam Dakwah Kampus. Saya juga mulai rajin mencari informasi di internet, dan membeli buku yg khusus membahas khilafiyah. Dari semua informasi tersebut, akhirnya saya bisa menyimpulkan tentang apa yg menjadi uneg-uneg saya ini.


Dan tulisan ini hanya kesimpulan saya pribadi, tentu masih ada banyak kekurangan. Karena itu mohon sharing ilmunya dari temen2 yg lebih paham akan hal ini setelah membaca catatan saya berikut ini:


Saudara2ku seiman..

Dalam dunia dakwah, atau dalam suatu kajian kelompok yang kita ikuti, tak jarang kita dihadapkan pada suatu bentuk wacana yg disebut khilafiyah (perbedaan pendapat) dalam memandang suatu masalah. Satu kelompok pengajian tentu berbeda-beda dalam mensikapi hal ini. Ada yg saklek ( ngotot), ada yg mau menerima kebenaran dgn lapang dada, ada juga yang mau menerima tapi dengan terpaksa.


Lalu, apa itu Khilafiyah..??

Khilafiyah adalah perbedaan pendapat dalam istinbath ( menetapkan hukum ) atau dalam menafsirkan suatu dalil ( hadist misalnya). Tapi perlu diketahui bahwa khilafiyah hanya dibolehkan untuk hal2 yg termasuk wilayah khilafiyah itu sendiri.
Ada hal2 yg itu dibolehkan utk khilafiyah, tapi ada yang bukan wilayah khilafiyah yaitu dimana ada dalil-dalil yang Qoth’i ( PASTI ), yang tidak boleh di bikin-bikin utk khilafiyah.

Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui bahwa dalam agama itu ada masalah pokok ( Ushul ), dan ada masalah cabang ( Furu’ ).
Nah, tentang akidah itu adalah masalah Ushul, jadi tak boleh ada khilafiyah. Misalnya, Tuhan itu ADA adalah esa. Hal ini tak perlu diperdebatkan. Hal ini hanya perlu kita percayai dan kita IMANI saja. TITIK !


Sedangkan didalam fikih masih diperbolehkan untuk khilafiyah. Karena dalam fikih itu hanya masalah pelaksanaan teknis saja, termasuk Furu’. Jadi masih boleh khilafiyah. Misalnya tentang doa qunut. Ada sebagian ulama berpendapat bahwa doa qunut itu wajib dilakukan, sedangkan sebagian lagi berpendapat bahwa qunut tidak wajib dilakukan. Menurut saya kedua pendapat itu benar, karena masing2 mempunyai dalil yg kuat. tergantung kita saja mau memakai yg mana.


Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam masalah akidah (Ushul), kebenaran cuma ada 1. Sedangkan dalam masalah Furu’, kebenaran itu bisa ada 2, 3, 4, bahkan bisa jadi ada 10 pendapat yang benar semua asal ada dasarnya yang kuat.


Dalam masalah fikih, masih terbagi menjadi 2 : yaitu ada yg khilafiyah dan ada yang tidak. Kalau ada yg tersedia dalil2nya lengkap dan jelas makna2nya yaa jangan dibuat khilafiyah atuh..^.^


Adakalanya kita dapati ada orang yg belum menemukan atau belum tahu dalil2nya lalu dia berpendapat begini dan begitu, lalu enak saja dia bilang ini Khilafiyah. Padahal udah jelas dalil2 qothi’ (pasti) nya.


TENTANG HADIST PALSU DAN DHOIF

Apa itu hadist palsu dan apa itu hadist dhoif…??


Ada sebuah hadist rasul yg berbunyi : “ Perbedaan pendapat diantara umatku adalah rahmat”.

Ini adalah hadist dhoif ( Lemah ). Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan As-Suyuti. Hadist ini tidak ditemukan dalam kitab shahih Bukhari-Muslim. Didalam periwayatannya hadist ini terdapat nama2 orang yg suka memalsu hadist. Sayangnya saya lupa menghafal siapa nama2 orang tersebut ( maklum buku referensinya udah keburu dikembalikan pada yang punya xixixixi..).


Lalu ada lagi hadist rasul yg berbunyi: ” Hubbu wathon minal iman “, artinya: Cinta tanah air adalah sebagian dari iman”.

Ini adalah hadist Maudhu (Palsu ). Yaitu hadist yg sama sekali tidak ada dasarnya, tidak ada perawinya. Hadist ini tidak ditemukan dalam kitab manapun. Antara hadist Dhoif dan maudhu itu beda.


Hadist dhoif pun ada bermacm-macam kategori. Dari segi isnadnya maushul ( nyambung sampai ke nabi ) atau Mauquf ( tidak sampai ke nabi). Perbedaan tentang hadist yg dhoif dikupas tuntas dalam kitab setebal dingklik ( bhasa jawa = kursi kecil..^.^ ) karangan Yusuf Qardhawi. Sedangkan hadist maudhu atau palsu bisa dicek dalam kitab2 karangan Nashirudin Al-Albani.


Ada suatu kelompok yg berpendapat bahwa semua hal bisa dikupas, termasuk fikih pun bisa dikupas tuntas. Dianalisis, lalu dicari 1 pendapat yg benar. Misal kelompok Ribathus Syariah dan Salafy. Kelompok ini memaksakan umat harus mempunyai 1 pendapat yg benar, tidak boleh dalam fikih ada khilafiyah. Pendapat mereka saklek sumbu cekak. Mereka ini termasuk kelompok yg berlebih-lebihan ( Ghuluw ) dalam agama.


Kita kembali ke masalah hadist..
Pada dasarnya hadist itu diriwayatkan dari generasi ke generasi. Kalau jaman sekarang ibaratnya ada generasi tahun 80-an, 90-an dan seterusnya.


Nah, kalau dalam islam ada generasi sahabat (yg belajar langsung kpd nabi), ada generasi Tabiin ( anak2 para sahabat), lalu generasi Tabiit Tabiin (cucunya sahabat), lalu generesi Ulama Shalaf, dan seterusnya..


Nah, jika ada hadist yg di TIAP LAPIS GENERASI diriwayatkan lebih dari 10 orang, disebut HADIST SHAHIH.

Jika di 1 saja dari generasi tersebut ada hadist yg diriwayatkan kurang dari 10 orang, disebut HADIST HASAN.

Jika diriwayatkan hanya oleh 1 atau 2 orang saja, disebut HADIST AHAD.

Misalkan dalam generasi Tabiin ada hadist yg diriwayakan oleh si A, atau si B, dan lain-lain yang kurang dari 10 orang, tapi semuanya mendengar sumbernya dari Ali saja ( generasi sahabat), maka itu disebut Hadist Ahad.


Ada sebagian kelompok2 yg berlebihan dalam menggolongkan hadist ahad sbagai hadist Dhoif, padahal hadist tersebut Maushul (Bersambung sanadnya sampai ke nabi ). Maka saya berpesan janganlah kita ikuti kelompak yg ghuluw (over atau berlebih2an ). Banyak hadist2 peringatan tentang sikap ghuluw ini, tapi tidak saya sebutkan disini, nanti kalian bacanya pada bosan hehe..:) ==> Mengenai hadist2 tentang sikap ghuluw ini akan kita bahas di kajian berikutnya, insya Allah.


Yang terakhir, sebagai penutup..mungkin ada yang bertanya, “ Lalu mbak ifta termasuk kelompok yang mana..??”.

Hehehe..jujur saya gak bisa menjawab utk pertanyaan ini. Tapi saya Cuma bisa memberi keterangan bahwa saya masuk kedalam kelompok yg sesuai dengan watak Islam, yaitu yang Syamil (menyeluruh ), Tawazun (seimbang dalam memandang suatu masalah), lalu juga Wasathon ( bersikap pertengahan), tidak Ghuluw (berlebihan), dan menimbang Mustholaah hadist. Tapi juga memakai ushul fikih, dan menimbang fiqhu dakwah dalam aplikasi ke masyarakat.


Jadi kalau saya ditanya,” Mbak ifta masuk dalam kelompok atau manhaj apa..??”, maka Saya bilang,” Gak usah nyebut nama kelompok. Karena jauh sebelum nama2 kelompok itu ada, kita telah lebih dulu sebagai muslim. Maka kita disatukan BUKAN sebagai kelompok2 tersebut, tapi kita disatukan sebagai saudara sesama MUSLIM, seiman dan seakidah ".

Heheehe..setuju kaaaannnn..??? ^.^


Pendapat, Kritik dan saran, serta pertanyaan ditampung ama gayung..monggo...^.^


Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Banyak sayang dan cinta,
Wassalamualaikum wr.wb
------------------------------

MOTIVASI : Kupinang engkau Dengan Bismillah

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamual...aikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================




Siapa yang gak kenal Salim A.Fillah? Sumpah kamu gak tau? Duuuh, kasian banget, jaman gini gitu loh, kemana aje? Hehe..^.^.

Salim A. Fillah..yang karya2nya selalu kucari pertama kali tiap kali mampir ke toko buku, adalah sang pengarang buku 'Agar Bidadari Cemburu Padamu', 'Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan', 'Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, dll.

Buku beliau subhanallah bagus-bagus banget, favoritku adalah yg berjudul 'Agar Bidadari Cemburu Padamu', secara cuma buku itu dan yg satunya yg berjudul 'Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim' yang baru berani kubaca :)).

Di televisi pun demikian. ada sebuah sinetron berjudul 'Kupinang engkau Dengan Bismillah'.

Lalu ada apa sih sebenarnya dengan Bismillah? Apakah kata itu demikian dahsyat hingga seorang muslim berani menikah cuma dengan modal bismillah.

Bismillah yang artinya "Dengan menyebut nama Allah...." adalah menandakan bahwa kita hanya percaya segala yg kita lakukan seharusnya diniatkan pertma kali adalah karena Allah. dengan begitu kita berharap bahwa Allah akan selalu menurunkan pertolonganNya kepada kita. Jika Allah adalah penolong kita, lalu apalagi yg kita takutkan??

Mungkin kalian ada yg bilang," RDM dari kemarin bahasnya soal nikah mulu yach..?".
Kujawab: "Biarin..biar yg bujangan pada pengin hehe..jusk kidding.'

Sabda nabi," Menikah itu sunahku. Siapa yg enggan mengikuti sunahku maka ia bukan golonganku" ( HR.Bukhari )

Satu kisah beliau ( Salim A. Fillah ) dalam menjalani romantika kehidupan yang begitu memukau baru saja kubaca di Buku 'Terapi Virus Merah Jambu', 'Bagaimana Mengelola Mahadaya Cinta Sesuai Tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah' karya Anif Sirsaeba MBQ (adeknya Kang Habiburahman El-Shirazy). Kisah beliau pas mau nikah sungguh merupakan sebua hmotivasi tersendiri bagi kita jika mau menghayatinya.

Subhanallah banget deh Beliau, makanya saya tergerak hati pingin membagi kisah beliau pada semuanya, khususnya orang-orang yang nunda-nunda nikah dengan alasan belum mapan! Duh amit-amit banget, bukannya Allah sudah menjanjikan kalo nikahnya emang tujuannya karna Allah dan untuk menghindarkan diri dari zina, rezeki Allah bakal datang. Dijamin, insya Allah.

So, inilah ceritanya... semoga bermanfaat :)



"Modal saya menikah hanya bismillah," katanya membuka cerita. Setelah itu kemudian Salim agak panjang menceritakan perjalanannya yang sempat saya rekam di benak saya. Inilah cerita yang saya maksud :

"Saya sebetulnya ingin menikah ketika masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Namun, keinginan menikah itu baru terwujud ketika saya kuliah semester 3. Saya menikah itu belum punya pekerjaan tetap. Tapi saya yakin Allah pasti akan membuka pintu rezeki bagi saya. Saat mantap menikah saya hanya mem-planning akan menulis beberapa buku, yang royaltinya akan saya gunakan sebagai bekal perjalanan hidup saya setelah menikah".

"Saat menikah saya tidak punya modal finansial yang boleh dibilang cukup. Tapi saya mantap dan yakin Allah Maha Kaya. Jika saya miskin, dengan menikah, Allah akan mengayakan saya. Untuk modal menikah saja, saya harus berhutang. Saat itu saya punya modal menikah sebesar 12 juta. Dalam hitungan matematis saya, usai pernikahan saya bisa melunasi hutang saya itu kira-kira dua tahun. Namun, sungguh subhanallah, atas kehendak Allah saya bisa melunasinya hanya dalam tempo dua bulan. Setelah menikah, buku saya 'Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan' meluncur di pasaran, dan atas izin Allah buku itu meledak di pasaran. Itu benar-benar kehendak Allah".

"Saya menikah tanpa pacaran..! Pokoknya, bismillah saya ingin menikah karena Allah, tidak penting siapa akhwatnya. Yang penting akhwat yang teguh agamanya. Itulah kenapa ketika saya meng-khitbah calon istri saya dan ditanyai mertua saya tentang banyak hal,saya hanya menjawab dengan tegas, "Urusan saya adalah menikah secepatnya karena Allah. Kalau tidak dengan anak Bapak, sepulang dari sini, dan di jalan ada akhwat yang mau menikah dengan saya, maka saya akan segera menikah dengannya. Karena kata ustadz saya, jika keinginana menikah sudah muncul dalam diri saya, maka saya harus segera menikah dan tidak boleh menundanya.

Dengan berkata seperti itu, akhirnya calon mertua saya mantap menyerahkan putrinya pada saya. Kata beliau, saya termasuk orang langka, dan orang langka seperti saya patut dilestarikan". *( kayak badak bercula satu yah mesti dilestarikan...om salim om saliiimmm )*

"Saya yakin, siapa pun yang menikah karena Allah dengan modal bismillah, Allah pasti akan memudahkan segala urusannya. Alhamdulillah, saya merasakan semua kebenaran janji Allah itu," kata Salim menutup cerita.

----------------------------------------------------------------------------

Gimana, gimana, gimana? Keren kaaaan..? ! Tapi satu hal perlu diingat, cerita ustadz Salim tersebut belum tentu juga akan sama dengan cerita kita jika kita benar2 berniat menikah cuma dgn modal bismillah. Cerita tersebut saya share disini hanyalah untuk memberi motivasi kepada sahabat semua bahwa JANGAN TAKUT utk menikah meski blum punya pkerjaan mapan atau uang melimpah.

Menikah butuh kesiapan fisik dan mental, ilmu, dan financial. Jika fisik dan mental sudah siap, ilmu tentang rumah tangga sudah lumayan, financial sudah cukup, dan Aisyah pun sudah ada, maka jangan tunda2 lagi, segeralah menikah.

1 hal lagi, menikah memang mempunyai nilai separuh dari agama, tapi bukanlah menjadi sebuah prioritas jika engkau belum benar2 mampu. Akan lebih baik jika dalam masa penantian itu (karena belum mampu) kita isi dgn terus memperbaiki diri dalam ibadah, mencoba menggali potensi dalam diri, berpuasa sebagai benteng agar panca indera kita tetap terjaga, dan tetap ikhtiar dan berdoa sambil tetap quznudzon kepadaNya.

Makanya, untuk sahabat2ku yang belum berani menikah gara2 merasa belum mapan, yang santai aja... Allah itu Maha Kaya, Al-Ghaniiy, Insya Allah DIA akan mengayakan orang-orang yang menikah karenaNya, demi menghindar dari perbuatan syaitan yang terkutuk yang bernama ZINA.

Oke, semoga ada ibrah yang bisa diambil...^___^

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Banyak sayang dan cinta,
Wassalamualaikum

* Hati-Hati Virus Merah Jambu..





Pagi itu, handphone kesayangan seorang ukhti berbunyi.

"Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti ".
Dada membuncah hampir meledak bahagia. Dia bahkan ingat hari lahirku! Dibacanya dengan berbunga-bunga. Tapi pengirimnya..?

Sender : Akhwat...+6281349696xxx

Senyumpun tergurat memudar. Tarikan napas panjang. Kecewa, bukan dari dia. Ringtone-nya berbunyi lagi. 1 sms lagi masuk.

"Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti"

Sender : Ikhwan...+628179823xxx

Dia..! Akhirnya yg ditunggu2 itu sms juga. Semburat jingga pagi jadi lebih indah berlipat kali. Senyumnya mengembang lagi. Dan bunga-bunga itu mekar pula.

Cerita di atas tadi sebaris gerak hati seorang akhwat di negeri antah berantah yang sangat dekat dengan kita. Gerak hati yang mungkin pernah bersemayam di dada kita juga. Bisa jadi kita mengangguk-angguk tertawa kecil atau berceletuk pelan, ”Seperti aku nih,” saat membacanya.

Mari kita cermati fenomena terakhir dari cerita tadi. Kalimat SMS keduanya persis sama, yang intinya mengucapkan dan mendoakan atas hari lahir atau ulang tahun. SMS sama tapi berhasil menimbulkan rasa yang jelas berbeda. Karena memang ternyata lebih berarti bagi si akhwat adalah pengirimnya, bukan apa yang dikatakannya.

Namun sebenarnya, apakah Allah membedakan doa laki-laki dan perempuan? Mengapa menjadi lebih bahagia saat si Gagah yang mendoakan? Semoga selain mengangguk-angguk dan tertawa kecil, kita juga berani memandang dari sudut pandang orang ketiga. Dengan memandang tanpa melibatkan rasa (atau nafsu?), kita akan bisa berpikir dengan cita rasa lebih bermakna.

Dan akhirnya, cerita2 dari sms tadi terus berlanjut.

Suatu hari yang cerah, sang akhwat mendapat kiriman dari si ikhwan itu. Sebuah kartu biru yang sangat cantik. Tapi sayang, isinya tidak secantik itu. Menghancurkan hati akhwat menjadi berkeping-keping tak berbentuk lagi. Kartu biru itu adalah kartu undangan pernikahan si ikhwan. Dengan akhwat lain, tentu saja. Berbagai Tanya ditelannya. Mengapa dia menikah dengan akhwat lain? Bukankah dia sering mengirim SMS padaku? Bukankah dia sering me-miscall ku untuk qiyamull lail? Bukankah dia ingat hari lahirku? Bukankah dia suka padaku? Mengapa? Mengapa???

Dan air mata berjatuhan di atas bantal yang diam. Teman, jangan bilang, yaa!!! dia hanya tidak tahu, ikhwan itu juga mengirimkan SMS, miscall, mengucapkan selamat hari lahir dan bersikap yang sama ke berpuluh akhwat lainnya!

Ironis. Sedih, tapi menggelikan, menggelikan tapi menyedihkan. Sekarang siapa yang bisa disalahkan? Akhwat memang seyogiyanya menyadari dari awal, SMS-SMS yang terasa indah itu bukan tanda ikatan yang punya kekuatan apa-apa. Siapa yang menjamin bahwa ikhwan itu ingin menikahinya? Bila ia berharap, maka harapanlah yang akan menyuarakan penderitaan itu lebih nyaring.

Tetapi para ikhwan juga tak bisa lari dari tanggung jawab ini. Wallahualam apapun niatnya, semurni apapun itu, ingatlah, SMS melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Putih si pengirim, tak menjamin putihnya juga si penerima. Bisa jadi setelah samapi ke penerima ia akan berwarna merah muda. Merah muda di suatu tempat di hati atau menjadi rona di pipi yang tak akan bisa disembunyikan di depan Allah.

Bagi perempuan, SMS-SMS dan bentuk perhatian sejenis dari laki-laki bisa menimbulkan rasa yang sama bentuknya dengan senyuman, kedipan menggoda, dan daya tarik fisik perempuan lainnya bagi laki-laki.

Menimbulkan sensasi yang sama. Ketika perempuan bertanya berbagai masalah pribadinya padamu, seringkali bukan solusi yang ingin dicari utamanya. Melainkan dirimu wahai Ikhwan. Ya, sebenarnya perempuan ingin tahu pendapatmu tentang dia, apakah dirimu memperhatikannya, bagaimana caramu memandang dirinya. Dirimu, dirimu, dan dirimu, dan kami ”kaum hawa”- sayangnya, juga memiliki percaya diri yang berlebihan, atau bisa dibahasakan lain dengan mudah Ge-Er Jadi, tolong hati-hati dengan perhatianmu itu.

Paling menyedihkan saat ada seorang aktivis yang tiba-tiba berkembang gerak dakwahnya atau semangat qiyamul lailnya karena terkait satu nama seorang akhwat. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Ketika kita menyandingkan niat tidak karena Allah semata, maka apalah harganya! Apa harganya berpeluh-payah bukan karena DIA, tapi karena dia. Seseorang yang sama sekali bukan apa-apa, lemah seperti manusia lainnya.

Laki-laki dan wanita diciptakan berbeda bukan saling memusuhi, bukan juga saling bercampur tak bertepi, tapi semestinya saling menjaga diri. Secara fisik, emosional, atau kedua-duanya. SMS tampak aman dari pandangan orang lain, hubungan itu tak terlihat mata. Tapi wahai, syetan semakin menyukainya. Mereka berbaris di antara dua handphone itu. Mereka mengubah warna huruf sms itu dari hitam di pandangan mata, menjadi merah muda ketika dibaca si penerima. Maka dimanapun mereka berada, syaitan tetaplah musuh yang nyata!

Wahai akhwat, bila kau menginginkan SMS-SMS itu, tengoklah inbox-mu. Bukankah disana tersusun dengan manis SMS-SMS dari saudarimu. Saudari-saudarimu yang dengan begitu banyak aktivitas, amanah, kelelahan, dan kesedihan yang sangat memerlukan perhatianmu. Juga begitu banyak teman-temanmu yang belum mengenal Islam menunggu kau bawakan SMS-SMS cahaya islami untuk mereka. Dakwahmulah yg mereka tunggu.

Ada saatnya. Ya, ada saatnya nanti handphone kita dihiasi SMS-SMS romantis. SMS-SMS yang walaupun hurufnya berwarna hitam semua, tapi tetap bernadakan merah muda. Untuk seseorang dan dari seseorang yang sudah dihalalkan buat kita berbagi hidup, dan segala kata cinta di alam semesta ini.
Cinta yang bermuara pada penciptaNya. Cinta dalam Cinta. Bersabarlah untuk saat indah itu.

Yakinlah akan datang saatnya sebuah SMS yg akan menjadikanmu laksana bidadari bumi:

"Ummi, abi lagi ngisi ta’lim di kampus A. Di depan abi ada berjejer bidadari-bidadari berjilbab rapi, tapi tak ada yang secantik bidadariku di rumah. Miss u my sweety..."

Kemudian kita balas: “Abi, yang teguh ya pangeranku, setelah ngisi taklim segeralah pulang. Umi memasak makanan kesukaanmu. Rumah ini terasa gersang jika umi makan tanpa memandang teduh wajahmu. Luv you Abi..”

Ya, hanya untuk dia ( suami / istri ) kita tulis the Pinkest Short Massage Services. SMS-SMS yg paling merah muda...
Satu saat insaallah itu akan terjadi, tunggulah untuk saat indah itu sahabatku..

RENUNGAN : Kisah Hasan Basri dan Gadis Kecil

Sore itu Hasan al-Bashri sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Rupanya ia sedang bersantai makan angin. Tak lama setelah ia duduk bersantai, lewat jenazah dengan iring-iringan pelayat di belakangnya. Di bawah keranda jenazah yang sedang diusung berjalan gadis kecil sambil terisak-isak. Rambutnya tampak kusut dan terurai, tak beraturan.
Al-Bashri  tertarik melihat penampilan gadis kecil tadi. Ia turun dari rumahnya dan turut dalam iring-iringan. Ia berjalan di belakang gadis kecil itu. Di antara tangisan gadis itu terdengar kata-kata yang menggambarkan kesedihan hatinya. “Ayah, baru kali ini aku mengalami peristiwa seperti ini.” Hasan al-Bashri menyahut ucapan sang gadis kecil, “Ayahmu juga sebelumnya tak mengalami peristiwa seperti ini.”

Keesokan harinya, usai salat subuh, ketika matahari menampakkan dirinya di ufuk timur, sebagaimana biasanya Al-Bashri duduk di teras rumahnya. Sejurus kemudian, gadis kecil kemarin melintas ke arah makam ayahnya. “Gadis kecil yang bijak,” gumam Al-Bashri. “Aku akan ikuti gadis kecil itu.”

Gadis kecil itu tiba di makam ayahnya. Al-Bashri bersembunyi di balik pohon, mengamati gerak-geriknya secara diam-diam. Gadis kecil itu berjongkok di pinggir gundukan tanah makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah itu. Sejurus kemudian, ia meratap dengan kata-kata yang terdengar sekali oleh Al-Bashri.
 “Ayah, bagaimana keadaanmu tinggal sendirian dalam kubur yang gelap gulita tanpa pelita dan tanpa pelipur?  Ayah, kemarin malam kunyalakan lampu untukmu, semalam siapa yang menyalakannya untukmu? Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang melakukannya, Ayah?  Kemarin malam aku masih memijat kaki dan tanganmu, siapa yang memijatmu semalam, Ayah?  Kemarin aku yang memberimu minum, siapa yang memberimu minum tadi malam?

“ Ayah, Kemarin malam aku membalikkan badanmu dari sisi yang satu ke sisi yang lain agar engkau merasa nyaman, siapa yang melakukannya untukmu semalam, Ayah?. Kemarin malam aku yang menyelimuti engkau, siapakah yang menyelimuti engkau semalam, ayah?  Ayah, kemarin malam kuperhatikan wajahmu, siapakah yang memperhatikanmu tadi malam Ayah?  Kemarin malam kau memanggilku dan aku menyahut penggilanmu, lantas siapa yang menjawab panggilanmu tadi malam Ayah?  Kemarin aku suapi engkau saat kau ingin makan, siapakah yang menyuapimu semalam, Ayah? kemarin malam aku memasakkan aneka macam makanan untukmu Ayah, tadi malam siapa yang memasakkanmu?”
Mendengar rintihan gadis kecil itu, Hasan al-Bashri tak tahan menahan tangisnya. Keluarlah ia dari tempat persembunyiannya, lalu menyambut kata-kata gadis kecil itu.
“Hai, gadis kecil jangan berkata seperti itu. Tetapi, ucapkanlah: “Ayah, kuhadapkan engkau ke arah kiblat, apakah kau masih seperti itu atau telah berubah, Ayah?  Kami kafani engkau dengan kafan yang terbaik, masih utuhkah kain kafan itu, atau telah tercabik-cabik, Ayah?  Kuletakkan engkau di dalam kubur dengan badan yang utuh, apakah masih demikian, atau cacing tanah telah menyantapmu, Ayah?.

“Ulama mengatakan bahwa hamba yang mati ditanyakan imannya. Ada yang menjawab dan ada juga yang tidak menjawab. Bagaimana dengan engkau, Ayah? Apakah engkau bisa mempertanggungjawabkan imanmu, Ayah? Ataukah, engkau tidak berdaya?”

“Ulama mengatakan bahwa mereka yang mati akan diganti kain kafannya dengan kain kafan dari sorga atau dari neraka. Engkau mendapat kain kafan dari mana, Ayah?”

“Ulama mengatakan bahwa kubur sebagai taman sorga atau jurang menuju neraka. Kubur kadang membelai orang mati seperti kasih ibu, atau terkadang menghimpitnya sebagai tulang-belulang berserakan. Apakah engkau dibelai atau dimarahi, Ayah?”

“Ayah, kata ulama, orang yang dikebumikan menyesal mengapa tidak memperbanyak amal baik waktu didunia. Orang yang ingkar menyesal dengan tumpukan maksiatnya. Apakah engkau menyesal karena kejelekanmu ataukah karena amal baikmu yang sedikit, Ayah?”

“Jika kupanggil, engkau selalu menyahut. Kini aku memanggilmu di atas gundukan kuburmu, lalu mengapa aku tak bisa mendengar sahutanmu, Ayah?”
“Ayah, engkau sudah tiada. Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi hingga hari kiamat nanti. Wahai Allah, janganlah Kau rintangi pertemuanku dengan ayahku di akhirat nanti.”

Gadis kecil itu menengok kepada Hasan al-Bashri seraya berkata,” Betapa indah ratapanmu kepada ayahku. Betapa baik bimbingan yang telah kuterima. Engkau ingatkan aku dari lelap lalai.”

Kemudian, Hasan al-Bashri dan gadis kecil itu meninggalkan makam. Mereka pulang sembari berderai tangis.

RENUNGAN : INI BUKAN CINTA.



Bismillaah..

Sepertinya aku sudah gila. Aku jatuh cinta disaat yg tidak tepat. Sebenarnya ini sangat memalukan untuk kukatakan padamu. Ingin kutanyakan obatnya, tapi aku sudah tahu jawabannya. Aku harus banyak berpuasa untuk menahan nafsu dan menambah rekaat sholat malam.
Benar kan? Aku sudah melakukannya. Tapi kenapa aku malah sangat kecewa saat mendengar dia mau menikah? Tolong, hati aku sakit. Ini bukan CINTA, tapi NAFSU SETAN yg menyeretku.

Dan jawaban Tuhan yg dibisikkan kedalam hati nuraniku berucap:
“Engkau sudah tahu obatnya,hambaKU. Perbanyaklah dzikir, agar cintamu makin meluas hanya untukKU. Aku mengetahui apa yg kau rasakan. Aku tidak memberi cobaan kepada hambaU tanpa ia sanggup memikulnya. Aku tahu kau sulit menjalaninya. Tapi hal itu akan lebih mendekatkanmu kepadaKU. Selama kau memerangi rasa cintamu kepada hambaKU yg lain yg belum Aku halalkan untukmu, maka kau sedang menimbun pahala jihadmu. dan pahala itu akan kau dapatkan disisiKU. Dan ingatlah, AKU tak pernah beranjak dari sisimu, kecuali engkau yang meninggalkanKU”.

Aku terdiam mendengar jawaban hati nuraniku. Akupun mengucap lirih dalam doa:
“Yaa Allah yang maha membolak-balikkan hati, saya selalu mengira bahwa saya sanggup mengakarkan gadhul basher di mata, hati, dan pikirn saya. Tapi sejenak saat saya berpaling dari bisikan neraka, saya sekaligus terjerat di jaring yg bernama ketidakberdayaan diri sebagai hambaMu yg lemah”.

Lalu saya tegarkan dalam hati dan mulai mempercayakan ketakberdayaan itu untuk merusak benteng iman saya: Bahwa Kekasih saya hanya Allah saja..!!!
Saya cukup paham solusi terakhir yg biasa ditakdirkan kepada hamba yg benar-benar hanya bertekad mencintai Khaliknya: PUTUSKAN HUBUNGAN ASMARA YG BELUM HALAL DENGAN ANAK ADAM. ITU SAJA SOLUSINYA…!!!