Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM

'Maharku Adalah Janjiku (?)'












Bismillaah..

tulisan ini saya awali dengan mengutip hadist berikut:     
"Rasulullah bersabda : Seorang wanita yg barakah dan mendapat anugerah Allah adalah yg maharnya murah, mudah menikahinya, dan akhlaknya baik. Namun sebaliknya, wanita yang celaka adalah yg mahal maharnya, sulit menikahinya dan buruk akhlaknya"(HR.Bukhari).

Banyak bertebaran di dumay ini tulisan2 yg mengatakan bahwa mahar alquran atau seperangkat alat sholat membawa tanggungjawab berat bagi kedua mempelai.
bagaimana sebenarnya islam memandang hal ini..?
Mari kita analisa lebih jauh dengan pemahaman yg lebih luas.

Bicara pernikahan dan akan menikah? Bikin mupeng, bgitu dulu yg saya rasakan ketika saya belum menikah. Tapi belajar masalah pernikahan boleh kan? Persiapan gitu ceritanya.

Ada cerita sedikit dari pengalaman saya dulu yg tetap saya ingat sampai sekarang.
Begini, suatu siang seorang teman saya yang cantik, kalem dan anggun plus sholehah (suit suit...) menanyakan bagaimana sekiranya jika calon suaminya ingin memberi mahar berupa Al Quran kepadanya. Saya jawab "that's the best gift for you" .

Dia lalu berkata, "Namun kata Murobbiku Al Quran membawa konsekuensi yang berat dalam pernikahan saya. Karena arti pemberian mahar Al Quran adalah sang suami akan mengajarkan nilai2 Al Quran kepada istrinya di sepanjang pernikahannya. Sang istri harus benar2 kaffah menjalankan najaran dalam Al Quran. Bagaimana jika suami saya meninggal sebelum dia selesai mengajari saya? Atau saya menjadi tidak bisa kaffah menjalankan Al Quran?. Bukankah kami berdua akan berdosa? Mahar ini terlalu berat buat saya"

Hmm..jadi kepikiran nih, pengen nikah lagi deh :D. Nah lho lagi-lagi. Maaf-maaf, jadi kepikiran untuk memutar memory kepahaman saya tentang hakikat sebuah mahar dalam pernikahan, juga buka-buka rak buku, nyari tau apa sih sebenarnya mahar? Apa artinya dalam pernikahan? Adakah dampaknya dalam pernikahan?

Ok, mahar adalah suatu hak yang ditentukan oleh syariah (yang wajib diberikan) untuk wanita sebagai ungkapan hasrat seorang laki-laki pada calon istrinya, juga sebagai wujud cinta kasih serta ikatan tali kesuciannya. Mahar juga disebut sebagai shidaq yang berarti kebenaran, kebenaran dan kesungguhan cinta kasih seorang lelaki kepada kekasihnya.

Dari pengertian ini bisa kita pahami bahwa mahar adalah wujud cinta seorang lelaki kepada kekasihnya. Wujud kesungguhannya untuk menikahi sang pujaan hati. Karena ini adalah sebuah janji, saya pikir seorang lelaki wajib paham apa arti mahar yang dia berikan. Kan nggak lucu saat seorang lelaki berjanji tapi dia ternyata nggak paham janjinya sendiri. Aih...jadi bingung dong....

Ada lelaki yang ingin memberikan Al Quran, sebagai wujud janjinya untuk membawa nilai2 Al Quran dalam kehidupan rumah tangganya bersama sang istri. Ada pula yang memberi seperangkat alat sholat. Ini dimunculkan dari keinginan sang suami untuk menjaga kekaffahan sang istri dalam menegakkan sholat mengingat segala amalan istri baik yang benar maupun yg salah akan menjadi tanggung jawabnya setelah akad. Atau ada yang memberi uang sejumlah tanggal pernikahan mereka, sebagai wujud kesiapan sang suami memenuhi segala kebutuhan hidup wanita. Ada yang membawa cincin sebagai janji untuk selalu membekali istri dengan harta untuk memenuhi kebutuhannya sekaligus bentuk cinta kasih yg akan selalu melekat bersama istrinya.

Untuk mudahnya, sang lelaki menanyakan apa hadiah yang diinginkan sang wanita? Ada teman saya yang meminta sang calon suami membelikan 29 judul buku yang dirasa sangat penting ilmunya oleh sang wanita. Ada juga yang meminta kakaknya membaca surat Ar-Rahman (surat ke 55, 78 ayat) dimana pada ayat "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" diulang sekitar 30 kali.
Hmmm...jika sang kakak membaca surat ini dan menghayati isinya, betapa bermaknanya janji sang kakak untuk tidak mengingkari nikmat Allah. Subhanallah...

Saat si calon suami berusaha memenuhi semua keinginan wanita ini, maka bisalah dinilai kesungguhan calon suami untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan sang wanita (tentu saja keinginan yang menuju kebaikan). Hmmm...saat si kakak memenuhi keinginannya, tentu sang adik akan sangat bahagia. kakakku sayang, terima kasih sudah memenuhi keinginanku. Uhuk uhuk...love is in the air..It is so suwit gitu lho... hehe

Nah, sesuai hadits Nabi di atas, wanita yang membawa berkah adlah yang paling murah maharnya. Artinya memang wanita berhak meminta janji kepada sang calon suami, namun tentu saja bentuk janji ini janganlah yang menyulitkan pihak laki-laki sehingga setelah menikah tidak ada penyesalan jika pernikahan itu suatu kali tidak langgeng.
Namun begitu, saya masih ingat ketika murobiyah saya dulu berkata, "Para lelaki, datangilah keluarga calon istrimu dengan harta yang cukup sehingga kau tunjukkan kekuatan kalian para lelaki untuk menopang kehidupan calon istrimu. Tunjukkan bahwa kaum lelaki Islam adalah kaum yang mampu bertanggung jawab".
Betapa indahnya Islam, sang wanita diajarkan untuk tidak menyulitkan dan sang lelaki diajarkan untuk lebih dermawan.

Dari pengertian di atas, bolehlah dilihat bahwa mahar sebenarnya adalh urusan privacy berdua antara mempelai pria dan wanita. Mahar adalah perwujudan cinta kasih dua orang manusia yg mewujudkan cintanya dalam halalan thoyibah. Atas dasar pengertian ini, murobiyah saya berpendapat bahwa mahar tak selayaknya disebutkan di depan umum saat akad. Hal ini karena mahar itu urusan berdua saja, dunia tak perlu ikut menguping janji mereka.
Hmmm... maybe right. Namun selain aspek personal, mahar ternyata mempunyai aspek sosial dimana dia membawa pesan2 syiar dakwah sehingga perlu dilafalkan dengan jelas di depan khalayak. hal inipun juga tidak dilarang dalam syariat.

Dulunya, banyak lelaki yang memberikan mahar Al Quran beserta seperangkat alat sholat sebagai wujud janjinya untuk membawa ajaran2 agama ke dalam kehidupan rumah tangga mereka. Ditengarai kebudayaan ini menjadi hanya sekedar simbol dimana kedua mempelai malah telah lupa apa makna besar dibaliknya. Akhirnya mahar ini kehilangan makna syiar agamanya dan terkesan hanya sebagai kebiasaan umum saja. Ah, sayang sekali. Padahal makna yang terbawa di dalam mahar itu sangat indah.

Kembali ke pertanyaan teman saya: yang menurut saya tentunya paham akan arti mahar yang akan diterimanya, maka apakah pemberian Al Quran ini menjadi terlalu sulit untuk diterima? Hmmm...selama kedua mempelai memahami apa makna pemberian mahar ini, maka menurut saya tentu saja mahar ini tidak memberatkan. Saya yakin calon suami saudari saya ini sangatlah kuat janjinya untuk membawa ajaran2 Al Quran dalam kehidupan rumah tangganya (secara saya kenal calon pengantin pria dan saya tidak meragukan kehanifannya dalam menjaga ajaran agama).
Apakah kesulitan penerapan ajaran Al Quran harus menghalangi niat baik ini? Tentu saja tidak. Malah menurut saya ini adalah niatan yang amat mulia. Saat sang lelaki berjanji membawa dan bersama mempelajari kalam Illahi di rumah mereka dan sang wanita menerima serta menjaga janji itu. bukankah ini romantis?

 Saya yakin Allah akan meridhoi niatan baik ini. Jika ternyata kekaffahan proses belajar itu belum optimal nantinya setelah mereka menikah, apakah Allah akan menggugurkan rahmatNya? Tentu saja tidak...karena Allah akan mempermudah niatan baik hamba-hambaNya. Dan bukankah berproses itu memerlukan sikap berkhusnudzon pada Allah? Yakin dengan prasangka baik bahwa Allah akan menjaga niatan baik kedua mempelai dalam membawa kalam Illahi dalam rumah tangganya.

Ah, saudariku...Al Quran sungguh indah...jika aku adalah kamu, tak akan ragu aku menerimanya. AKU ADALAH SEPERTI PRASANGKA HAMBAKU. jika kalian berpikir bahwa mahar alquran terlalu berat dgn alasan karena suami harus mengajarkan nilai2 alquran yg tentu saja butuh pemahaman agama yg luas, dan diarasa suami tidaka akn sanggup, maka kalian boleh meminta mahar selain alquran.
Hal ini didasarkan pada ayat berikut:
"Maka isteri-isteri yg telah kamu nikmati (setubuhi) diantara mereka, berikanlah maharnya kepada mereka (dengan sempurna)" (Q.s An nisa,24)

Begitu juga dalam ayat selanjutnya : "Kawinilah mereka dgn seijin keluarga mereka dan berikanlah mas kawin mereka sesuai dengan kadar yang pas" (Q.s An nisa, 25).

Dari 2 ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian mahar tidak harus berupa alquran atau seperangkat alat sholat yg diyakini membawa konsekwensi berat bagi mempelai shingga takut tidak sanggup melakukannya dan malah akan menjadi dosa.
Karena itu pada lafaz '....berikanlah mas kawin mereka sesuai dengan kadar yang pas', itu artinya pemberian mahar adalah sesuai kemampuan kita dan kesepakatan 2 pihak dalam mewujudkan makna dari mahar itu sendiri. karena itu lebih dianjurkan adlam pemberian mahar itu adalah berupa barang yg bisa diuangkan. KENAPA..? karena arti dari mahar itu sendiri sebagai pemberian calon suami kpd istri untuk bisa digunakan sebagai antisipasi ketika kebutuhan hidup tidak lagi bisa ditanggung oleh suami. contoh, ternyata suami meninggal lebih dulu atau suatu hari ternyaat suami dipecat dari pekerjaan shingga tidak ada pendapatan keluarga utk kebutuhan sehari-hari, maka mahar itu bisa digunakan untuk 'diuangkan'.

Bahkan di jaman rasul dan sahabat dulu, beliau rasulullah selalu menganjurkan mahar bagi yg hendak menikah yaitu berupa barang berharga seperti uang atau perhiasan, dan bukan alquran atau seperangkat alat sholat. ketika dulu Ali bin abi thalib melamar fatimah, rasulullah jg meminta agar Ali memberikan mahar kepada fatimah berupa baju besi dan pedangnya, bukan alquran.

Paham ya sahabat2ku..
Demikian yg bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

jabat erat dan salam hangat,
SenyuM

Nikah Nikaah Nikaaaahhhhh...!!!


Swebeeeellllllll....Nikah Teruuuuuussss yang Diomongin…
Suka-suka yg nulis dwong..



Ini kisah tentang 2 sahabat yg lagi galau… namanya Icha dan Sari.
Entah kenapa akhir-akhir ini mereka berdua lagi sering sesak nafas,,,,
Icha & Sari kalo liat orang yang udah nikah bawaannya pusing aja,,,,mual-mual,,trus berkaca-kaca deh tuh mata.

entah kenapa kalo lagi pergi sama Sari mesti ketemu sama pasangan-pasangan, baik yg udah halal maupun yg belum,,,sebel jadinya!!!!

eh,,,kok sebel ya? lha itu masalahnya.

kenapa musti sebel ?

Gimana gak sebel coba,..
kita mau berangkat kuliah tiba-tiba dari arah depan liat akhwat cadaran ama suaminya boncengan mesra,
kalo udah gitu biasanya kita cuma bisa nggrundel berdua, saling melirik trus cekikian, trus cubit-cubitan,,,dan diakhiri dgn menghela nafas dalam-dalam…sesek ! swebel dweh.

lagi mau nyebrang jalan bareng gak bisa karena banyak kendaraan lewat,
eh tau-tau liat mantan ketua aktivis dakwah di kampus kita dan istrinya yg cantik jelita lewat dgn motornya boncengan mesra,,cubit-cubitan sengit pun terjadi antara Icha dan Sari,,,

trus akhirnya sampailah kami berdua di TKP, warung mie ayam di ujung jalan kampus kami.
lagi asik-asik menikmati 'makanan mingguan' kami tau-tau datanglah mantan ketua LDK duluuu,yg masih suka ngisi kajian taklim di masjid kampus, ia datang berdua sama istrinya, mereka beli es jus..ada 1 kursi yg nganggur, trus suaminya disuruh duduk...trus jusnya jadi...suaminya ditawarin..tapi gak mau,,,

Icha sama Sari terus memperhatikan mereka..

istri: "aa mau jusnya..????"
suami: "gak ah,buat kamu aja dek,,,kalo kamu seneng aku juga ilang hausnya"

hkhkhkhk,,,,,,,mie ayamku gak habis,,,,gak bisa ngabisin,,,,,
pulangnya kami lihat mereka boncengan lagi,,,, tambah swebel !!!
Icha dan Sari hanya bisa mengelus dada,,,,

Di kelas waktu kuliah jg ada mbak-mbak yg bilang, 3 tahun di atasku dan udah nikah n punya anak 1.
kalo masuk kelas wajahnya berseri –seri banget,
kata Sari, "pasti gara-gara udah nikah,,,enak banget ya nikah muda gitu, gak ngalamin masa-masa kayak kita. gak ngalamin sesek, sebel"
aaahhh aku semakin menggila, sari juga, semua!!!

kenapa sih nikah,nikah,nikah mulu yg dipikirin...?? (suka-suka yg nulis dwong..hihi )
enaknya ada yg nganterin kemana-mana, ada yg smsin, ada yg ngingetin 'udah maem belum dek?', ada yg mijitin waktu capek pulang kerja, ada bahu tempat bersandar saat lagi swedih.....laaaahhh deh sebel aku,,,
kan aku masih kecil, 1 bulan lagi juga baru 19 taun,,

sari pernah ikut kajian,,,katanya semakin dekat jodoh kita, semakin berat ujian-ujian yg terjadi,,,
maksudnya apa???

hhhh,,,,,,,
belum nemu kesimpulan yg cocok buat ini,,,

apa ya...???

MOTIVASI : 'Ragam Bunga di Taman'






Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum


Pernah jalan-jalan ke taman bunga? 
Subhanallah...betapa indahnya ciptaan Allah SWT, berbagai jenis warna, ragam, bau wewangian ada disana. Ada yang merah, putih, kuning, ungu, beragam warnanya, ada pula yang besar namun banyak pula yang kecil, semuanya indah menghiasi dunia ini. Betapa Allah itu Maha Indah, dan menyukai keindahan dengan menciptakan taman bunga justru dari berbagai ragam hal-hal yang berbeda, semuanya berpadu menyemburatkan nuansa indah, menggoda mata untuk meliriknya. 

Coba amati keindahan kuntum bunga yang sedang berkembang, mekar mewangi menghaturkan wajahnya ke langit, bulir-bulir embun di ujung daun yang jatuh ke tanah laksana lantunan tasbih dan tahmid, kelembutan sinar matahari diselingi tiupan semilir angin, indah... begitu indah, bagaikan senandung kesyukuran kepada Sang Pencipta. 

Hmm... bukankah kehidupan kita pun laksana ragam bunga di taman? Penuh dengan segala fitrah perbedaan, dan itulah yang membuat hidup ini menjadi penuh warna dan makna. Mestinya, perbedaan justru menjadi sebuah pelajaran, tentang bagaimana kita menghadapi, dan memetik hikmah dari semua perbedaan itu. 

Namun sayang, terkadang kita semua bukanlah laksana taman bunga yang dengan segala perbedaannya menimbulkan keindahan.
Justru kebanyakan terjadi adalah masing-masing kita seumpama sekuntum bunga yang ingin menyeruak sendirian, hanya supaya kuntumnya saja yang terlihat cantik, indah dan menawan. Andaikan semua kuntum bunga itu mekar bersama, tentu akan menimbulkan keindahan yang lebih menakjubkan. 

Betapa di zaman sekarang ini umat Islam sedang dalam kehinaan, dan kita masih dengan kesibukan mempermasalahkan perbedaan khilafiyah hingga sampai melepaskan kita semua dari tali persaudaraan. Kadang kita lupa dengan saudara kita sendiri yang juga berjuang untuk kemuliaan Islam di muka bumi ini, buruk sangka dan saling menjatuhkan, sehingga yang terjadi adalah perpecahan ummat. 

Bukankah ide dan gagasan dakwah yang beragam itu adalah kekuatan ummat? Semua ini akan menjadi gerakan yang terorganisir, rapi, solid dan militan yang akan merubah kondisi kehinaan hingga tak ada lagi fitnah atas agama ini. Sebuah taman yang indah, dari berbagai aneka bunga, hingga bukan kita saja yang menikmati keindahannya, namun sebuah taman bunga yang mengundang semua orang dari segala penjuru dunia untuk bersama menikmati keindahan itu. 

Salah seorang mujahid Islam, Hasan al Banna pernah mengatakan bahwa perbedaan itu bukan sesuatu yang mustahil, namun yang diharapkan walaupun mempunyai kepentingan sendiri, jangan sampai menutupi kepentingan bersama untuk menegakkan qalam Ilahi di muka bumi. Antum ruhun jadidah tarsi fi ja-sadil ummah, kamu adalah ruh baru, dan jiwa baru yang mengalir di tubuh ummat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al Qur'an. 

Saya, antum, kita semua adalah ruh baru, karena itu semoga tidak ada lagi di antara kita yang merasa jamaahnyalah yang terbesar, paling benar, paling banyak pengikut atau paling banyak berbuat untuk Islam. Jaddidil ahda (perbarui janjimu), wujudkan seluruh kemampuan untuk kemuliaan Islam hingga jihad fi sabilillah menemui kita, karena setiap dirimu adalah laksana sekuntum bunga dari sekian banyak ragam bunga di dunia ini. 

Ya akhi wa ukhti fillah...
Antum adalah salah satu bunga yang menghiasi dunia Islam ini, mekar dan mekarlah dengan khas wewangianmu, tumbuhlah dengan aqidah dan akhlak terbaik, hingga tiba saatnya kita bersama menghiasi dunia ini dengan keindahan ajaran Islam. 

Kemenangan yang dijanjikan itu akan tiba, percayalah! Siapkan diri, rapatkan barisan, luruskan shaf, rajut ukhuwah islamiyah diantara kita, siapapun engkau, apapun namanya dirimu, apapun warna kulitmu..Selagi kita tetap satu aqidah, satu keyakinan, maka jangan pedulikan perbedaan itu, karena yang terpenting kita semua adalah bunga-bunga Islam yang siap menyebarkan wanginya ke segala penjuru mata angin. Galang persatuan dan kesatuan, bersama tegakkan Dien yang lurus ini. 
Allahu Akbar !!! 


Barakallahufikum.swmoga manfaat
Wassalamualaikum



Mutiara - Mutiara CintaNya !


Bismillahirrohmaanirroohiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sebuah kisah sejati, penuh inspirasi dan motivasi..agar kita bisa lebih memaknai syukur dan sabar menjdi sebuah keniscayaan yang mampu mengantarkan pada indahnya cinta dari Sang Pemilik kehidupan. Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan..dibalik penderitaan pasti akan ada kebahagiaan ketika kita mampu bersikap atas kehendak dan perintahNya...

Bukan dengan mengeluh..bukan dengan bersedih setiap saat..
Bukan dengan mengobral cerita duka hati agar mendapatkan simpati ...
Tapi bersandar kepadaNya..berharap kepadaNya..dan bersahabat denganNya..
Karena tiada tempat mengadu terbaik selainNya..
Tiada tempat berharap seindah kepadaNya..
Tiada sahabat terbaik selain Dia....
------------------------------------------------

 "Sesungguhnya Allah tidak akan memandang pada rupa-rupamu, bentuk tubuhmu, dan harta bendamu, tetapi Allah akan memandang kepada hati dan kelakuanmu.”  ( HR.Thabrani )

 Iqbal. sebut saja demikian. Sosok pemuda luar biasa yang mungkin sempurna merasakan indahnya cinta dariNya. Walau berupa ujian derita dan kesulitan hidup..yang mungkin tidak semua orang bisa menghadapinya dengan begitu ikhlas dan shabar...

Terlahir dengan fisik yang kurang sempurna, tinggi badan yang tak lebih dari 100 cm, dan 2 pasang kaki yang tidak sama..tapi Iqbal melalui hari-harinya dengan keikhlasan dan ketawadhu'an tinggi terhadap taqdir Allah untuknya. Tidak pernah mengeluh, atau putus asa.Tak ada rasa rendah diri, tapi tetap tawadhu dan begitu santun dalam pergaulannya.Iqbal terlahir tanpa tahu siapa orangtuanya. Tinggal  disebuah panti asuhan, hingga usia SMP. Dan mengikhlaskan dirinya keluar, disaat seharusnya ia menikmati bangku SMA, memberikan tempatnya untuk adik-adik yang datang ke panti asuhan dengan nasib serupa.

Melakoni hidup dengan perjuangan namun tetap memilih pekerjaan apapun yang halal. Dari seorang tukang sampah, penjual koran, penjual minuman di pinggir jalan, hingga akhirnya ia mengabdikan dirinya di sebuah masjid . Allah pun membawanya menjadi seorang aktivis da'wah, yang tak pernah absen menunaikan amanah, dan selalu menjaga komitmennya nyaris sempurna. Sering ia yang menjadi motivasi para ikhwan ketika mereka stagnan dalam kefuturan dan merasa lelah melewati setiap episode perjuangan da'wah.

Ketika satu persatu para ikhwan menjalankan amanah, menggenapkan setengah dien..Iqbal tidak pernah memaparkan kegundahannya. Walaupun semua tahu, Iqbal juga hanyalah manusia biasa, laki-laki biasa..yang Allah karuniakan keinginan untuk bisa membentuk mahligai rumah tangga bersama wanita shalihah. Namun, sepertinya Iqbal mencoba untuk " tahu diri" dengan keadaan dirinya.Maka dia pun tidak pernah menguataran keinginannya, bahkan walau hanya dengan kata-kata " kiasan".

Suatu ketika, pernah ia ditanya. Adakah kriteria akhwat yang dia kehendaki sebagai istri? Iqbal hanya tersenyum malu. Jawabannya saat itu ," Allah lebih tahu yang terbaik untuk saya, menikah atau tidak..Rasanya tidak berhak saya meminta atau menentukan ..karena sudah terlalu banyak nikmat Allah untuk saya..."..
Subhanallah... inilah jawaban seorang iqbal.

 Semua tetap berusaha , berikhtiar menemukan taqdir siapa pendampingnya. Walau berkali-kali pula terpaksa harus menahan rasa. Memang tidak bisa memaksa para akhwat yang belum siap menerima kondisinya. Karena , bagaimanapun juga..pernikahan pada akhirnya harus terangkum kecendrungan antara 2 pihak yang akan melakukannya.
Tapi janji dan Cinta Allah memang tak bisa menjauh dari hamba-hambaNya yang ikhlas dan selalu bersyukur atas semua taqdir yang ditetapkan padanya.

Seorang akhwat shalihah, dengan fisik sempurna, nyaris tanpa cela..yang bisa saja memilih seorang ikhwan yang sekufu dengan nya..pada akhirnya mengazzamkan diri, mengikhlaskan diri untuk menetapi taqdir , menjadi bidadari untuk seorang akhi Iqbal.

 Melewati proses meyakinkan diri..berkali-kali kami mencoba memastikan keputusannya. Dengan menjelaskan detail bagaimna dan seperti apa Iqbal sebenarnya..juga kepada keluarganya. Dan kehendak Allah memang tidak pernah kita bisa menduganya. Aisyah nama akhwat itu, menjawab dengan mantap, " InsyaAllah...dia yang terbaik. Saya tidak melihat dari fisiknya.Tapi saya melihat ada mutiara indah dari Allah yang akan bersinar bersama saya di dunia dan akan mengantarkan saya bersamanya ke surga, InsyaAllah..."
Sekali lagi..kami hanya mampu bertasbih, bertakbir dan bertahmid. Pun dengan Iqbal setelah kami beritahukan tentang hasilnya. Seketika airmatanya mengalir deras.Terangkai dengan sujud syukur yang begitu lama...
Indahnya karunia keshabaran dan keikhlasan seorang hamba...

 Aisyah,mungkin mutiara yang memang diperuntukkan untuk seorang " mutiara" seperti Iqbal. Ia menjadi sosok akhwat yang begitu luar biasa..bukan hanya mengkondisikan dirinya..tapi mampu mengkondisikan keluarganya..walau harus dengan perjuangan yang berat untuk bisa meyakinkan mereka bisa menerima Iqbal.
Selanjutnya..semua proses pernikahan itu berlangsung dengan indah..Dan semua yang mengetahuinya pun tak lepas  terus melafazkan tasbih dan syukur..

Betapa Allah tak pernah melalaikan hamba-hambaNya yang ikhlas  ..tak mudah mengeluh  dan memiliki keyakinan utuh kepadaNya..MenjadikanNya satu-satunya tempat mengadu..tempat bersandar dan tempat memasrahkan asa dan keyakinan...
Iqbal dan Aisyah menjadi mutiara-mutiara indah yang mungkin keelokannya tak semua bisa melihat dengan jelas..Tapi Allah, tak pernah salah memilih makhluknya menjadi mutiara-mutiara penuh cahaya..walau ia berkubang dalam lumpur kekurangan"...

Mereka tetaplah mutiara.. Hingga detik ini, sekian tahun Allah mengumpulkan mereka dalam mahligai pernikahan..Mereka tak pernah berubah...Semakin kokoh dalam biduk rumah tangga..semakin kuat saling mendukung ..tak surut dalam setiap perjalanan da'wah..dan telah terlahir mutiara-mutiara indah dari mereka ..yang begitu santun, tawadhu, cerdas dan InsyaAllah, mereka azzam-kan menjadikan mutiara-mutiara itu bagian dari pengusung da'wah , dai-daiyah yang menjaga Al Qur'an dengan hafalannya...
Subhanallah...

Mereka bisa..Maka kita yang diberi kelebihan , pasti juga bisa..InsyaAllah..Biidznillah..

 Semoga Allah memberkahi mereka...Dan semoga kitapun bisa menjadi mutiara seperti mereka...
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar (dari urusanya), dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya". [QS. At Thalaq: 2 - 3]

 Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalamualaikum