Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tadi pagi
saya mendengar beberapa bait lirik lagu yg menggelitik di telinga saya. Lagu
yang diputer kenceng-kenceng dari sebuah gerobak dorong seorang penjual gethuk
( makanan khas kota magelang ) yang lewat didepan rumah. Entah mengapa
beberapa lirik lagu tersebut tanpa sadar melekat erat di otak saya hingga
membuahkan tulisan ini.
Begini
penggalan isi lagu yg sempet terekam di otak saya:
Kalau memang dirimu ingin mengharap cintaku
Kuijinkan dirimu bertamu kerumahku
Kalau ingin makan ? Silahkan..
Kalau ingin minum ? Silahkan..
Tapi aku ini bukanlah hidangan untukmu
Subhanallah..terlepas
dari apapun maksud si pembuat lirik lagu tersebut, tapi saya mencoba
menggali pesan indah yg tersembunyi didalamnya. Walaupun saya yakin si
pencipta lagu tersebut memang tidak bermaksud menyisipkan pesan tersembunyi
itu, tapi ini hanya sekedar versi saya pribadi. Lagu tersebut seperti sebuah
refleksi isi hati seorang akhwat atau wanita muslimah yg menjaga kehormatannya,
menjaga iffah dan mu’ruahnya (harga diri
dan kehormatan). Semoga
seperti dirimu ukhti...
Lirik
tersebut seolah menggambarkan, seorang wanita muslimah adalah barang yang mahal
yang auratnya tertutup, menjaga diri, mensegel diri, menghormati diri, dan
memuliakan diri. Perempuan yang menutup auratnya (dengan benar dan akhlaknya
terjaga), adalah barang mahal yang tersimpan dalam etalase, terjaga dalam
sebuah kotak yang tidak bisa dibuka, tersegel, tidak bisa disentuh dan harganya
mahal. Karena wanita muslimah adalah wanita yang mahal, bukan pula sebuah
hidangan.
Dari lirik
lagu tersebut juga mensyiratkan bahwa seorang ikhwan baik-baik yang jatuh cinta kepada seorang wanita
baik-baik pula janganlah gampang-gampang mengucapkan I Love
You atau maukah kau menjadi pacarku? Tapi si wanita pun memberi petunjuk dan
rambu-rambu yang benar, yaitu silahkan datangi kerumahnya, maksudnya jika antum
berniat suci ingin memiliki wanita tersebut khitbahlah ia dihadapan orang tuanya
atau ajukan Taaruf kepada si akhwat.
Bukankah
dengan datang baik-baik kerumahnya menunjukkan bahwa engkau adalah lelaki
baik-baik yang mempunyai harga diri dan martabat? dan dengan mendatangi
rumahnya maka engkau akan dijamu dengan makanan enak dan minuman segar..? tapi
ingat sang wanita bukanlah hidangan untukmu.
Kalau ingin
makan..? Silahkan..
Kalau ingin minum..? Silahkan..
Tapi aku ini bukanlah hidangan untukmu..
Kalau ingin minum..? Silahkan..
Tapi aku ini bukanlah hidangan untukmu..
Lihatlah,
dengar, dan rasakan. Begitu jelas kan..?
Seorang muslimah ibarat adalah barang yang mahal. Ia tidak bisa seenaknya disentuh-sentuh, dipegang-pegang, ataupun dicicipi dan jika tidak selera rasanya maka boleh dikembalikan. Antum boleh datangi rumahnya, dikasih makan, dikasih minum, silahkan dicicipi makanan dan minuman itu sepuasnya, dijamin juga halal kok. Tapi ingat, sang wanita muslimah bukan hidangan untukmu !
Seorang muslimah ibarat adalah barang yang mahal. Ia tidak bisa seenaknya disentuh-sentuh, dipegang-pegang, ataupun dicicipi dan jika tidak selera rasanya maka boleh dikembalikan. Antum boleh datangi rumahnya, dikasih makan, dikasih minum, silahkan dicicipi makanan dan minuman itu sepuasnya, dijamin juga halal kok. Tapi ingat, sang wanita muslimah bukan hidangan untukmu !
Alangkah
indahnya dunia ini jika seluruh kaum wanitanya adalah seperti ilustrasi barang
mahal tersebut, bukan seperti sebuah hidangan murahan yg dijual di pasar-pasar
dan emperan toko.Yang bisa dipegang-pegang atau dicicipi bahkan dimakan
sekalipun, naudzubillah tsuma naudzubillah.
Tapi yang terjadi sekarang ini adalah banyak
saudari2 kita yg bangga memamerka auratnya (dari betis, paha, lengan, rambut,
leher dan dada, apalagi lebih dari itu), mereka seolah sudah menjadi “barang
obralan” yang murah, yang tidak perlu repot-repot kita ingin membukanya
karena ia sudah terbuka (tidak ditutup), silahkan bebas menatap dan
menyentuh-nyentuhnya (dalam kebebasan pergaulan dan persahabatan) dan
“merasakannya” (dalam pacaran). Kalau sudah tidak suka lagi atau tidak cocok,
boleh tidak jadi memilikinya. Jadilah, ia barang bekas. Barang bekas tentu
tidak lagi original, murah,
karena sudah dipakai orang.
Mengapa
perempuan yang seharusnya mahal menjadi murah? Sabda Nabi, karena hilangnya
rasa malu: “Al-hayu-u minal iman” (malu itu sebagian dari iman). “Iman itu
ada tujuh puluh cabang dan malu adalah salah satunya” (HR. Muslim).
“Segala sesuatu ada penegurnya (penjaganya), dan penegur hati adalah rasa malu!”
Sangat menyedihkan, bila dulu perempuan malu kelihatan auratnya, sekarang malah bangga mempertontonkannya.
Dan tulisan
ini saya tutup dengan bait terakhir dari lirik lagu tersebut:
Aku ini
bukanlah makanan yg dihidangkan
Atau pula minuman yg selalu memabukkan
Kalau memang dirimu ingin mengharap cintaku
Kuijinkan dirimu bertamu kerumahku
Atau pula minuman yg selalu memabukkan
Kalau memang dirimu ingin mengharap cintaku
Kuijinkan dirimu bertamu kerumahku
Bagaimana
saudara2ku..?
Ingat yach, aku bukan hidangan..kamu pun bukan hidangan ^.^
Ingat yach, aku bukan hidangan..kamu pun bukan hidangan ^.^
Barakallahu..jabat
erat dan salam hangat
Wassalamualaikum
Wassalamualaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar