Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
PROLOG:
“ Akhi, jangan lupa pagi esok bangun qiamullail ya” ,
“ Ukhti, kalau boleh berilah nasihat-nasihat atau motivasi pada ana” ,
“ Ana uhibbuka fillah” , “ana uhibbuki fillah” ,
“ Salam, akhi tidak masuk kelas ya hari ini?” ,
“ Mudah-mudahan ukhwah kita dipelihara Allah yaa ukhti” …bla..bla..bla..
---------------------------------------------------------------------------------------------
Biasa dengar
kan ayat-ayat ‘Islamic’ diatas? Kalau tidak biasa dengar, coba baca berulang
kali sambil pejamkan mata dan ingat baik-baik dimana, siapa dan kepada siapa
kata-kata ini pernah kau ucapkan. Tentunya kepada selain mahram dan sesama
jenis.
Saudaraku
fillah,
memang benar...Orang yang menolak cinta adalah orang yang sedang sakit. Cinta adalah perasaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada semua manusia. Jika hewan yang tidak berakal itu pun dikaruniakan perasaan cinta, maka mana mungkin manusia yang diberi akal, agama, roh dan nafsu ini tidak diberikan nikmat cinta. MAsalahnyanya sekarang, bagaimana cinta itu dilaksanakan agar bertepatan dengan kehendak Allah ? Kita bukan hewan yang bisa membuang najisnya sesuka hati tanpa mengira tempat.
memang benar...Orang yang menolak cinta adalah orang yang sedang sakit. Cinta adalah perasaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada semua manusia. Jika hewan yang tidak berakal itu pun dikaruniakan perasaan cinta, maka mana mungkin manusia yang diberi akal, agama, roh dan nafsu ini tidak diberikan nikmat cinta. MAsalahnyanya sekarang, bagaimana cinta itu dilaksanakan agar bertepatan dengan kehendak Allah ? Kita bukan hewan yang bisa membuang najisnya sesuka hati tanpa mengira tempat.
Maka,
begitulah cinta tidak boleh sesuka hati diletakkan atau digunakan semaunya
tanpa aturan yang benar.
Sejarah
telah menunjukkan betapa agungnya cinta antara Nabi dan para sahabat, antara sahabat Ansar dan Muhajirin, antara nabi dan
ahli keluarganya dan sebagainya. Semuanya atas keperluan dan ikatan ‘aqidah
Islamiyyah.
Inilah Orang yang Bercinta…
Seorang
lelaki sudah tentu mencari perempuan dan perempuan sudah tentu mencari lelaki.
Jika selain itu yang dicarinya, benar orang itu sedang stress dalam dunia yang
terbalik. Namun, dalam pencarian ini, Allah menetapkan kaidah, cara atau system
yang sangat baik walaupun mungkin itu bertentangan dengan nafsu yang sering
memberontak dan membangkang.
Apabila
perasaan suka kepada ‘si dia’ itu hadir, maka kita akan melihat seorang yang
biasa saja menjadi gagah, yang penakut menjadi pemberani, yang bakhil akan
menjadi pemurah, yang bodoh nampak semakin pintar, yang gagap berbicara menjadi
lincah dan fasih menyusun kata, yang buruk menulis menjadi hebat menulis..itulah
situasi orang yang sedang dilanda badai ‘saling mencintai’…akhirnya, muncullah
dorongan perasaan untuk tampil super dihadapan sahabat dan teman..terlebih
kepada orang yg kita cintai tersebut.
Saat sudah
mabuk kepayang itu, maka yang buruk nampak baik..yang busuk tercium wangi..yang
nista terdengar mulia. Jika ada yang berani menyebut ‘si dia’ itu begitu dan
begini, maka kita sanggup menjadi pembual hebat mempertahankan ‘orang yg
kita cintai itu’. “Kamu mana tahu, aku sudah lama kenal dia tau !"..begitu
katanya. Duh sombongnya engkau berlagak sahabat.
Jika mata dan telinga sudah tertutup oleh cinta kepada si dia, kemudian
yang terjadi adalah seperti ini…:
Setiap hari
jika pergi kuliah, tidak bertemu atau berbincang ditengah jalan, rasanya sakit
deh semua badan. Jiwa tak tenteram, kepala penat, rasa tak enak duduk…yang
pasti HARUS ketemu si dia hari ini meskipun ditengah-tengah jalan sekalipun..
Dapat melihat wajahnya saja tak apalah..*hehe lebay yak*. lalu muncullah ungkapan “inilah cinta abadi antara kita berdua”..yailah tuh…Cinta abadi kayak begitu..? itu cinta ala setan kalau engkau mau tahu.
Padahal
semua itu hanya karena
kecantikan yang fana’, kekayaan sementara atau perangai sandiwara.. Biasanya
jika tidak bertemu, rasanya ada sesuatu yang hilang dan harus segera dicari.
Ada kekhawatiran yang berlebihan dan keinginan yang kuat untuk berjumpa atau
paling tidak tahu kondisi..”sehatkah kamu hari ini?”..*hemmm uhuk uhuk uhuk..:D
Kalau tidak
berkomunikasi seminggu saja mungkin akan bilang ‘kamu mau mutus silaturrahim, mau mutus ukhuwah dengan
aku?’..itu lah
kata-kata yang biasa dijadikan alasan..tepaynya sih bukan alas an,
tapi merajuk ! :D, ngaku ajalah :p
Kita sering
mengatakan cinta kerana Allah pada sia yg bukan siapa2mu. Buktinya saling nasehat menasihati
dalam kesholihan.
Tetapi tanpa ikatan apapun, kita memberi perhatian khusus HANYA pada sebuah nama, entah
engaku sadari atau tidak. Betul gaaaakkkkkk…?
Tidakkah kita berpikir bahwa yang harus dicintai karena Allah banyak jumlahnya? Tidak hanya dia seorang. Pengkhususan kepada satu nama adalah pemfokusan jaring pesona setan yang berbahaya.
Saling
memberi nasihat dan tazkirah satu sama lain, saling memberi hadiah kaset nasyid
dan murattal..tetapi ternyata merusak hati..bukan itu yang kita inginkan sobat.
Ketika awal hati terbesit ingin bercinta, maka
pandangan pertama seringkali hanya nampak kesholihan, kemuliaan akhlak dan
kesamaan visi dalam dakwah. Biasa dengar ucapan ini kan…?? *yang biasa
terjun dalam dakwah kampus atau rohis sekolah pasti merasa, xixixi kena lagi
deh…
Biasanya
bila sudah terjalin komunikasi yg lancar, maka timbullah perasaan keinginan
untuk saling memberi perhatian, sekedar memahami atau bahkan berusaha
memberikan protect agar si dia senantiasa dalam kesholihan..*ehemmmmm uhuk uhuk…
Kadang-kadang
sampai ada yang berpesan: “ukhti, tolong tengokkan dia ya, dijaga,
diperhatikan dan dinasihati agar tetap istiqomah dijalan dakwah.."
Jujurlah saudaraku ! Ini cinta atau ‘cinta’..??? ini bentuk
perhatian tulus sebagai saudara atau sebagai rasa cinta yg lain..???
Bentuk
hubungan yang lepas dari nilai-nilai syar’i, tidak pernah ada cinta. Yang ada
hanya nafsu dan zina dengan segala topeng yang mungkin sulit dikenali kecuali
orang yang berhati jernih yang siap menerima kebenaran..
Ketika
sholat kita karena dia dan bukan karena DIA. Ketika tahajud kita karena takut
besok ditanya oleh dia. Ternyata puasa sunat kita pun karena dia juga. Kita
jadi pemberani dan jagoan pun kerana dia dekat dengan kita. Kita jadi rajin
belajar kerana dia. Jadi apa2 karena si dia. Astaghfirullah..kalau semua karena dia dan untuk si dia, lalu yang
kita simpan untuk bekal akhirat apa?
tapi walau bagaimanapun saya harus tetap berhuznudzon kepada mereka. Kalimat2 yg saya sajikan ini hanya sebagai RENUNGAN saja, benarkah sudah ada ridho Allah dalam cintamu itu? Tak salah kan jika saya mengingatkan…? hehe
tapi walau bagaimanapun saya harus tetap berhuznudzon kepada mereka. Kalimat2 yg saya sajikan ini hanya sebagai RENUNGAN saja, benarkah sudah ada ridho Allah dalam cintamu itu? Tak salah kan jika saya mengingatkan…? hehe
CINTA YANG BERSIH
Islam
memposisikan segala sesuatu dalam posisinya yang pas dan menenteramkan. Kita
tidak menemukan perintah bahkan terlarang untuk membunuh cinta dan hawa nafsu
dengan cara membenarkan cara diri sndiri.
Cinta kita
tidak keluar dari kerangka cinta suci Ilahiah bahkan menjadi pembangun
kebersamaan dalam kesolihan.
Sebuah solusi bagi cinta dan syahwat adalah pernikahan. Yaitu sebuah ikatan yang menghalalkan apa yang sebelumnya haram. Sebuah ikatan yang menjadikan apa yang sebelumnya dosa sebagai pahala.
Jika
kemampuan memang belum ada, maka keinginan dan niat suci tetap harus ada. Jika
tidak, maka kita mungkin termasuk dalam salah satu golongan yang disebut oleh
Imam Ahmad bin Hanbal berikut:
“ Jika ada pemuda yang tidak berkeinginan menikah, maka hanya ada dua kemungkinan: banyak bermaksiat atau diragui kejantanannya !".
nah lho..???
“ Jika ada pemuda yang tidak berkeinginan menikah, maka hanya ada dua kemungkinan: banyak bermaksiat atau diragui kejantanannya !".
nah lho..???
Kata Dr.Ali
Akbar “apabila seorang pemuda mengucapkan ‘aku mencintaimu,maukah kau jadi
pacarku?’, tapi kalimat yang sebenarnya berbunyi ‘aku ingin berzina denganmu..”
Buktinya..zina
tangan..kaki..mata..hati..tersembunyi dan menyendiri, tiada siapa pun pernah
mencoba untuk mengerti, betapa beratnya zina hati…
Jangan
kalian mendekati zina. Apa maksudnya? Jangan melakukan zina saja atau semua
jalan yang menuju kearah zina.,
Inikah cinta
kita..??? Merusak niat, memalingkan konsentrasi ibadah, atau sampai tidak ada
bedanya dengan para remaja lelaki dan wanita sekarang, maka ada sesuatu yang
harus diluruskan.
Kita menjadi
pengecut, masih takut untuk menanggung beban hidup berumah tangga. Dan
sebaliknya, kita begitu licik bersegera untuk menikmati sisi-sisi indah dalam
hubungan dua insan tanpa ikatan halal. Benar-benar pengecut!
Kita mengaku takut kepada ancaman neraka Allah, tapi berpacaran dengan
pegangan tangan, pelukan dan ciuman atau bahkan lebih dari itu..berani engkau
lakukan. Kalau sudah begitu untuk apa engkau mengaku takut kepada api
neraka..?? Tahukah engkau saudaraku, dengan begitu engkau sudah menipu Allah.
Allah saja berani engkau tipu, apalagi kepada manusia biasa.
Astaghfirullah..betapa dzalimnya dirimu !
Maaf kawan,
jika kata-kata saya ini tidak berkenan dihati kalian semua. Tapi demi sebuah
kebenaran, maka hal itupun tetap saya katakan.
Kita
mencicipi manisnya tebu cinta yang belum sah untuk dirasai dan tak bisa
menanamnya kembali untuk masa depan yang terbentang didepan kita.
Kata Ust
Anis Matta: “ selama pacaran, mereka berfikir sedang berusaha untuk saling
memahami..padahal hakikatnya bukan itu yang terjadi…kenyataannya mereka
berusaha untuk tampil lebih baik dari yang sebenarnya. Sehingga setiap kali
berbicara, sebenarnya mereka sedang menyebunyikan diri masing-masing. Mereka
sedang membuat iklan untuk menggoda pembeli. Karena takut bila pelanggan tidak
puas, akhirnya ia akan ditinggalkan..”
Sayang
sekali, yang dibangun bukan perbaikan diri, tetapi ‘proses penopengan’
diri alias kita bukan menjadi diri sendiri.
Kita nampak berbeda waktu dekat dengannya, namun berbeda pula saat berada sendiri dirumah. Inilah yang bahaya untuk perkembangan keperibadian kita.
Kita nampak berbeda waktu dekat dengannya, namun berbeda pula saat berada sendiri dirumah. Inilah yang bahaya untuk perkembangan keperibadian kita.
Sering kita
mengadu masalah dengan si dia, baik kecil atau besar. Tapi mengapa ya, sampai
sesetia itu bantuannya walaupun masih tidak ada ikatan? Bersiaplah engkau untuk
menjadi orang yang tidak mampu menyelesaikan masalah jika semua perkara engkau
gantungkan padanya, pada si dia yang juga lemah seperti dirimu. Sungguh rasa
ketergantungan itu berbahaya sahabatku!
“Terimalah aku apa adanya…” itu alasan paling klise saat merasakan indahnya masa
pacaran. Sebuah kalimat sakti yg menjadi jurus andalan saat menaklukkan hati si
dia. Akhirnya engkaupun melaju berpacaran dengan konsep ‘saling memahami’.
Karena
keterbukaan, mengharuskan kita untuk saling menumpahkan keluh kesah,
mencurahkan isi hati, dan memberi perhatian.
Untuk apa curhat masalah padanya,kalau bukan untuk mencari perhatiannya..? Yang benar adalah curhatkan masalahmu kepada Allah. Paling tidak curhatkan kepada sahabatmu sesama akhwat. Bukan kepada orang lain selain mahrammu.
Ustad
Fauzil ‘Adhim berkata: “ Cara untuk belajar menjadi isteri yang baik
hanyalah dari suami. Cara untuk menjadi suami yang baik hanyalah melalui
isteri. Tidak bisa melalui PACARAN ! Pacaran hanya mengajarkan bagaimana
menjadi pacaran terbaik, bukan suami atau isteri terbaik..”.
Pacaran
sudah merasakan bumbu (penyedap) yang seharusnya mereka gunakan untuk
menyedapkan kehidupan rumah tangga. Saling mencurahkan, berbagi, meredakan
kegelisahan, memberi perhatian…semua sudah..pandangan kasih nan sayu, sentuhan
fisik, sandaran atau pelukan, berpegangan, sentuhan mesra….semua sudah
diperbuat. Jika hal itu semua sudah dilakukan selama berpacaran, Lalu apa lagi
nikmat yang ada yang perlu disyukuri setelah pernikahan? TIDAK ADA ! yang
ada adalah dia sudah menjadi barang bekas, meskipun itu bekasmu sendiri.
Kalau engkau
menikah dan pernah pacaran, engkau akan membandingkan pacaran dengan
pernikahan. Dan pasti pacaran itu lebih indah kerana pacaran memang mencari
yang indah-indah saja. Apa ada lagi yang lain..?
Ketika
pacaran, engkau hanya melihat kebaikan yang ada pada si dia saja. Maka bila
sudah menikah, engkau akan membuat perbandingan antara isterimu dengan waktu
pacaran dulu sebab engkau hanya melihat sifat baiknya saja ketika pacaran.
Cinta
tidak lagi menjadi energi yang mendorong produktivitas amal dunia-akhirat, tapi
menjadi beban yang memberati jiwa untuk bebas berbakti dan beramal.
Mudahnya
kita bisa mengatakan bahwa kita mencintai dia karena Allah semata. Betapa
ringan kita menulis “uhibbuki fillah ya ukhti", atau "ukhti..aku
mencintaimu karena Allah.." bla..bla..bla dan lain lain lengkap dengan
tetek bengeknya. ehemmmm...
Bandingkan
jika engkau mengucapkan cintamu sekarang (belum masanya), tetapi ternya Allah
tidak menghendaki dirimu berjodoh dengannya, bukankah hanya sakit hati yang
akan kau rasa?
Engkau
meyakini sepenuh hati bahawa Allah pasti menjodohkan dia dengan engkau, lalu bukannya
meminta yang terbaik dalam istikharahmu, tetapi benar-benar ‘menyuruh’
atau 'mendikte' Allah. Pokoknya, mesti dia Ya Allah.. pokoknya harus
dia..! Kalau bukan dia gak mau !
Maka engkau
meminta dengan ‘paksa’, lalu Allah Yang Maha Baik pun akhirnya memberi juga
padamu yang kau minta itu. Maka yakinkah kamu Allah memberikan dengan
kelembutan atau melemparnya
dengan kemarahan karena niatmu yang sudah terkotori..? Maka bersiaplah untuk
menggigit jari dan menghadapi murkaNya kelak.
Cinta yang
sehat mengajarkan kecerdasan, kematangan emosi, ketenangan hati dan kedewasaan
berfikir. Ia mengajarkan kesabaran menahan syahwat, atau membingkainya dalam
ikatan suci yang diridhoi Allah..insyaAllah.
Bukan cinta yang hanya mencari kesenangan dunia semata, yang hanya mengenal peluk cium dan gandeng mesra.
Cinta yang
tidak sehat hanya akan melahirkan insan yang tidak lagi khusyuk karena hati
selalu teringat kekasih. Mata yang mencuri pandang atau pun saling menatap. Sekecil apapun pelanggaran itu, ia
tetap menjadi identitas dosa.
MUHASABAH..!
Baiklah,
selesai sudah entah berapa banyak nikmatnya berpacaran sebelum pernikahan itu
engkau lalui dan nikmati. Jadi, apa yang tersisa sekarang? Di mana nikmat yang
Allah janjikan akan lebih baik dan penuh kebahagian tersebut pada saat hubungan
haram berubah menjadi halal dengan nama ‘pernikahan’ itu, jika semuanya telah
dilakukan seenak-enaknya sebelum berlaku ikatan halal tersebut..???
Engkau
telah bermesra-mesraan sekian lama sebelum itu, jadi dimana lagi kemesraan
selepas perkawinan? engkau telah merasakan nikmatnya saling peluk-pelukan
sebelum itu , jadi dimana lagi nikmatnya selepas pernikahan? engkau telah
merasakan suasana saling berdua-duaan tentang cerita bahagia dan derita, maka
apa lagi yang akan engkau sampaikan pada suami atau istrimu dikamar pengantin
selepas perkawinan? SUDAH HABISLAH SEMUA.
Yaa..Habis
sudah karena semua sudah dirasakan sewaktu berpacaran dulu, mana nikmatnya
semua itu setelah engkau habiskan sehabis mungkin sebelum pertalian halal
dengan jalan yang penuh dengan liku-liku dosa..???
Pikirkanlah itu saudara dan saudariku..pikirkanlah..!!
Barakallahufikum..semoga
menjadi renungan,
Wassalam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar