Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
PROLOG:
Dakwah itu indah.. jalan menuju jannah !
Tapi hidup itu berat. Cinta juga berat. Karena
keduanya tidak terbatas.
Semakin engkau menyelami, semakin engkau tidak
mengerti.
( halahh gak nyambung..^.^ )
Sahabat yg budiman..
Seperti yg telah kita ketahui bersama bahwa
Dunia dakwah itu laksana rimba belantara. Banyak aneka pohon dan tanaman.
Begitupun dalam dakwah,ada byk kelompok kajian
dg visi misi yg brbeda~beda. Ada kelompok yang bernama HT, Tarbiyah,
Salafi, Tabligh, LDII, Ribhatus syariah, tasawuf, dan ratusan bahkan ribuan nama
kelompok.
Tapi JANGAN SAMPAI perbedaan itu buat memperolok
yg laen dan merasa kelompoknya paling benar.
Selama semua dikembalikan kpd hukum Alquran dan
As-Sunnah, maka tak ada perbedaan diantara kita.
Tuhan kita sama, rasul kita sama, dan kitab suci
kita jg sama.
Kita disatukan sbg saudara sesama muslim, BUKAN
dlm suatu golongan.
Beberapa waktu lalu saya sering ditanya, “
Bagaimana sikap mbak ifta dalam memandang suatu hal dalam masalah khilafiyah..?”
Saat itu saya masih bingung bagaimana memberi
tanggapan, mengingat keterbatasan ilmu saya. Pertanyaan itu selalu mengiang di
telinga saya setiap mau tidur, ketika lagi naek angkot, setiap lagi duduk
sendiri, bahkan ketika lagi nyuci piring..^.^. Bahkan ketika tidurpun ngigaunya
masalah khilafiyah hehehe :D. Tak jarang hal itu saya diskusikan dgn suami.
Tapi masih ada beberapa hal prinsipil yg membuat saya belum puas dgn jawaban yg
diberikan suami saya.
Bahkan ada seorang temen saya karena saking
jengkelnya dgn saya yg tidak juga puas dengan jawaban yg dia berikan, ia lalu
menjawab dgn kesal: “ Kalau tidak mau ada khilafiyah, ya hapus saja itu alquran
dan hadist”. Astaghfirullah..hikz..:'(
Akhirnya hal itu saya diskusikan dgn beberapa
teman lama saya. Saya coba hubungi teman2 lama yg dulu pernah menjadi satu
kajian dalam Dakwah Kampus. Saya juga mulai rajin mencari informasi di
internet, dan membeli buku yg khusus membahas khilafiyah. Dari semua informasi
tersebut, akhirnya saya bisa menyimpulkan tentang apa yg menjadi uneg-uneg saya
ini.
Dan tulisan ini hanya kesimpulan saya pribadi,
tentu masih ada banyak kekurangan. Karena itu mohon sharing ilmunya dari temen2
yg lebih paham akan hal ini setelah membaca catatan saya berikut ini:
Saudara2ku seiman..
Dalam dunia dakwah, atau dalam suatu kajian
kelompok yang kita ikuti, tak jarang kita dihadapkan pada suatu bentuk wacana
yg disebut khilafiyah (perbedaan pendapat) dalam memandang suatu masalah. Satu
kelompok pengajian tentu berbeda-beda dalam mensikapi hal ini. Ada yg saklek (
ngotot), ada yg mau menerima kebenaran dgn lapang dada, ada juga yang mau
menerima tapi dengan terpaksa.
Lalu, apa itu Khilafiyah..??
Khilafiyah adalah perbedaan pendapat dalam
istinbath ( menetapkan hukum ) atau dalam menafsirkan suatu dalil ( hadist
misalnya). Tapi perlu diketahui bahwa khilafiyah hanya dibolehkan untuk hal2 yg
termasuk wilayah khilafiyah itu sendiri.
Ada hal2 yg itu dibolehkan utk khilafiyah, tapi
ada yang bukan wilayah khilafiyah yaitu dimana ada dalil-dalil yang Qoth’i (
PASTI ), yang tidak boleh di bikin-bikin utk khilafiyah.
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui
bahwa dalam agama itu ada masalah pokok ( Ushul ), dan ada masalah cabang (
Furu’ ).
Nah, tentang akidah itu adalah masalah Ushul,
jadi tak boleh ada khilafiyah. Misalnya, Tuhan itu ADA adalah esa. Hal ini tak
perlu diperdebatkan. Hal ini hanya perlu kita percayai dan kita IMANI saja.
TITIK !
Sedangkan didalam fikih masih diperbolehkan
untuk khilafiyah. Karena dalam fikih itu hanya masalah pelaksanaan teknis saja,
termasuk Furu’. Jadi masih boleh khilafiyah. Misalnya tentang doa qunut. Ada
sebagian ulama berpendapat bahwa doa qunut itu wajib dilakukan, sedangkan
sebagian lagi berpendapat bahwa qunut tidak wajib dilakukan. Menurut saya kedua
pendapat itu benar, karena masing2 mempunyai dalil yg kuat. tergantung kita
saja mau memakai yg mana.
Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam
masalah akidah (Ushul), kebenaran cuma ada 1. Sedangkan dalam masalah Furu’,
kebenaran itu bisa ada 2, 3, 4, bahkan bisa jadi ada 10 pendapat yang benar
semua asal ada dasarnya yang kuat.
Dalam masalah fikih, masih terbagi menjadi 2 :
yaitu ada yg khilafiyah dan ada yang tidak. Kalau ada yg tersedia dalil2nya
lengkap dan jelas makna2nya yaa jangan dibuat khilafiyah atuh..^.^
Adakalanya kita dapati ada orang yg belum
menemukan atau belum tahu dalil2nya lalu dia berpendapat begini dan begitu,
lalu enak saja dia bilang ini Khilafiyah. Padahal udah jelas dalil2 qothi’
(pasti) nya.
TENTANG HADIST PALSU DAN DHOIF
Apa itu hadist palsu dan apa itu hadist dhoif…??
Ada sebuah hadist rasul yg berbunyi : “
Perbedaan pendapat diantara umatku adalah rahmat”.
Ini adalah hadist dhoif ( Lemah ). Hadist ini
diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan As-Suyuti. Hadist ini tidak ditemukan dalam
kitab shahih Bukhari-Muslim. Didalam periwayatannya hadist ini terdapat nama2
orang yg suka memalsu hadist. Sayangnya saya lupa menghafal siapa nama2 orang
tersebut ( maklum buku referensinya udah keburu dikembalikan pada yang punya
xixixixi..).
Lalu ada lagi hadist rasul yg berbunyi: ” Hubbu
wathon minal iman “, artinya: Cinta tanah air adalah sebagian dari iman”.
Ini adalah hadist Maudhu (Palsu ). Yaitu hadist
yg sama sekali tidak ada dasarnya, tidak ada perawinya. Hadist ini tidak
ditemukan dalam kitab manapun. Antara hadist Dhoif dan maudhu itu beda.
Hadist dhoif pun ada bermacm-macam kategori.
Dari segi isnadnya maushul ( nyambung sampai ke nabi ) atau Mauquf ( tidak
sampai ke nabi). Perbedaan tentang hadist yg dhoif dikupas tuntas dalam kitab
setebal dingklik ( bhasa jawa = kursi kecil..^.^ ) karangan Yusuf Qardhawi.
Sedangkan hadist maudhu atau palsu bisa dicek dalam kitab2 karangan Nashirudin
Al-Albani.
Ada suatu kelompok yg berpendapat bahwa semua
hal bisa dikupas, termasuk fikih pun bisa dikupas tuntas. Dianalisis, lalu
dicari 1 pendapat yg benar. Misal kelompok Ribathus Syariah dan Salafy.
Kelompok ini memaksakan umat harus mempunyai 1 pendapat yg benar, tidak boleh
dalam fikih ada khilafiyah. Pendapat mereka saklek sumbu cekak. Mereka ini
termasuk kelompok yg berlebih-lebihan ( Ghuluw ) dalam agama.
Kita kembali ke masalah hadist..
Pada dasarnya hadist itu diriwayatkan dari
generasi ke generasi. Kalau jaman sekarang ibaratnya ada generasi tahun 80-an,
90-an dan seterusnya.
Nah, kalau dalam islam ada generasi sahabat (yg
belajar langsung kpd nabi), ada generasi Tabiin ( anak2 para sahabat), lalu
generasi Tabiit Tabiin (cucunya sahabat), lalu generesi Ulama Shalaf, dan
seterusnya..
Nah, jika ada hadist yg di TIAP LAPIS GENERASI
diriwayatkan lebih dari 10 orang, disebut HADIST SHAHIH.
Jika di 1 saja dari generasi tersebut ada hadist
yg diriwayatkan kurang dari 10 orang, disebut HADIST HASAN.
Jika diriwayatkan hanya oleh 1 atau 2 orang
saja, disebut HADIST AHAD.
Misalkan dalam generasi Tabiin ada hadist yg
diriwayakan oleh si A, atau si B, dan lain-lain yang kurang dari 10 orang, tapi
semuanya mendengar sumbernya dari Ali saja ( generasi sahabat), maka itu
disebut Hadist Ahad.
Ada sebagian kelompok2 yg berlebihan dalam
menggolongkan hadist ahad sbagai hadist Dhoif, padahal hadist tersebut Maushul
(Bersambung sanadnya sampai ke nabi ). Maka saya berpesan janganlah kita ikuti
kelompak yg ghuluw (over atau berlebih2an ). Banyak hadist2 peringatan tentang
sikap ghuluw ini, tapi tidak saya sebutkan disini, nanti kalian bacanya pada
bosan hehe..:) ==> Mengenai hadist2 tentang sikap ghuluw ini akan kita bahas
di kajian berikutnya, insya Allah.
Yang terakhir, sebagai penutup..mungkin ada yang
bertanya, “ Lalu mbak ifta termasuk kelompok yang mana..??”.
Hehehe..jujur saya gak bisa menjawab utk
pertanyaan ini. Tapi saya Cuma bisa memberi keterangan bahwa saya masuk kedalam
kelompok yg sesuai dengan watak Islam, yaitu yang Syamil (menyeluruh ), Tawazun
(seimbang dalam memandang suatu masalah), lalu juga Wasathon ( bersikap
pertengahan), tidak Ghuluw (berlebihan), dan menimbang Mustholaah hadist. Tapi
juga memakai ushul fikih, dan menimbang fiqhu dakwah dalam aplikasi ke
masyarakat.
Jadi kalau saya ditanya,” Mbak ifta masuk dalam
kelompok atau manhaj apa..??”, maka Saya bilang,” Gak usah nyebut nama
kelompok. Karena jauh sebelum nama2 kelompok itu ada, kita telah lebih dulu
sebagai muslim. Maka kita disatukan BUKAN sebagai kelompok2 tersebut, tapi kita
disatukan sebagai saudara sesama MUSLIM, seiman dan seakidah ".
Heheehe..setuju kaaaannnn..??? ^.^
Pendapat, Kritik dan saran, serta pertanyaan
ditampung ama gayung..monggo...^.^
Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Banyak sayang dan cinta,
Wassalamualaikum wr.wb
------------------------------
setujuuuuuu
BalasHapusPostingannya bagus... tapi ada satu yang janggal dari tulisan diatas saya copas aja deh semuanya..
BalasHapusIfta hanyalah seorang hamba yg fakir, lemah, dan tanpa daya kecuali dgn pertolonganNya. Anak kedua dari 4 bersaudara. Ifta adalah pribadi yg MISTERIUS, pendiam, sensitif, tegas, dan sedikit humor. Kata temen2 : Tenang tapi Menghanyutkan! ( emang sungai..? ) Cita-citanya yg sampai saat ini BELUM KESAMPAIAN adalah menjadi hafizah. Semoga satu saat bisa, dan PASTI BISA..Harus..Must..Kudu..WAJIB !
coba lihat kata PASTInya itu kalau bisa di ganti dengan InsyaAllah, hanya Allahlah yang memiliki kata PASTI... kalau Ukhti terlalu yakin dengan kata PASTInya, itu sama saja uhkti menduhului Allah, padahalukhti belum tahukan apa yang terjadi yang akan datangnya? Allah paling benci pada hambaNya yang mendahuluinya.. Allah maha tahu ukhti..