Hmmm..apa
sih definisi PACARAN itu..??
Kalau
pacar air, semua dah pasti tau. itu lho, pewarna kuku yg berwarna merah bata,
ada jg yang pink. DAn lama-lamapun warnanya akan hilang.Dari sebuah buku yg
saya baca, ada sebuah fakta baru yg mengemukakan asal usul pacaran yg 'asli'nya
memang gak jauh2 beda dgn filosofi 'Pacar Air' tadi. Atau kalau orang
minang banyak menyebutnya sebagai 'Inai' (sahabatku yg orang minang pasti tahu
ini, kalau saya jujur kurang tau).
Mau
tau gak 'sejarahnya' asal usul kata pacaran ini??
Nah,
biar kita semua tau sejarahnya dan ngerti bedanya dgn definisi pacaran yg
sekarang, yuk kita simak ‘sejarahnya’ berikut…
Jaman
dahulu, di masyarakat melayu khususnya,ada budaya memakai inai pada dua orang
muda mudi yg ‘ketahuan’ saling tertarik atau saling naksir dan diketahui oleh
keluarganya. Biasanya si pemuda akan mengirimkan ‘sinyal’ tertariknya dengan
mengirimkan ‘tim’ pemantun (pembuat pantun) untuk sang gadis yg berpantun tepat
di halaman rumah si gadis. Yaa..mirip serenade dalam budaya
Meksiko..halahhh..:D.
Nah,jika
si gadis menyambut pantun sang pemuda dan keduanya ingin meneruskan hubungan
mereka, maka orang tua kedua pihak memberikan inai ditangan keduanya. Inai
tersebut sebagai tanda bahwa keduanya telah memiliki sebuah ‘hubungan’ khusus.
Lalu……????
Nah,
ini yg sebenarnya harus bertanggungjawab. Ketahuilah disini, bahwa inai yg ada
di tangan mereka berdua itu akan hilang sendiri setelah 3 bulan, dan selama
waktu itulah si pemuda mempersiapkan segala kebutuhan utk melamar sang gadis.
Jika sampai inai ditangan mereka sudah hilang belum juga ada kejelasan tentang
kelanjutan hubungan mereka maka si gadis berhak memutuskan hubungan dan
menerima ‘pinangan inai’ dari lelaki lain. Dan JANGAN dibayangkan selama 3
bulan tersebut mereka berperilaku seperti orang pacaran di jaman sekrang.
Mereka benar2 terjaga sebelum pernikahan itu terjadi.
Hmmm…gimana
sobatku ? setelah membaca hal tersebut apa yg kau pikirkan..?? Bukankah asal
muasal pacaran sebenarnya adalah sangat bertanggungjawab? Beda sekali dgn
istilah pacaran yg kemudian terjadi di jaman sekarang. Pacaran yg sekarang
justru kehilangan definisinya. Dan yg akan kita bahas selanjutnya di seluruh
postingan dan state2 di Grup RDM Sakinah ini, adalah istilah pacaran yg jaman
sekarang..yaitu Pacaran Gaya Extravaganza, Kayak jalan tol bebas hambatan, yg
tanpa rambu-rambu, tanpa aturan syariat..selonong boy ajah maunya…
Definisi
pacaran yg berkembang di masyarakat jaman sekarang adalah memang gak jauh beda
dari makna filosofi pacar air tadi.
Pacaran
jaman sekarang mengekspresikan perasaan suka pada lawanjenis, lalu
ditindaklanjuti dgn perilaku2 yg dianggap romantis dan kemudian di umumkan
kepada public bahwa si A pacaran dengan si B, atau si A sekarang pacarnay si B.
Bukankah cuma begitu? Iya apa iya..??
Kalu
mau didefinsikan lebih khusus lagi yaitu dgn mengatakn bahwa pacaran adalah
proses awal utk saling mengenal sebelum menikah, juga TIDAK SEPENUHNYA BENAR !
apalgi jika kita hubungkan dengan ‘proses kejadian’ dari gaya pacarannya orang
tersebut. Gak semua orang, pacaran diniati untuk menikah, kan? Buktinya..yang
banyak pacaran itu adlah anak2 SMP, SMA, Mahasiswa. dan semua 'oknum' tersebut
secara financial belum ada apa-apanya, belum bisa juga dibilang siap.
Menghidupi diri sendiri saja masih nodong ortu, beli bensin ama nasi uduk juga
minta ortu, kok bilangnya pacaran utk menikah..?? hadewh....lalu yg udah sama2
bekerja..lihat saja, bagaimana gencarnya seseorang yg lagi berjuang untuk bisa
‘memacari’ seseorang, ternyata gak serius-serius amat kalu sudah jadian, bahkan
BELUM TENTU ada niat buat menikahi. Cuma buat having fun saja, ngumumin ke
public bahwa gue udah punya pacar. Cuma gitu tok, gak lebih. Iya apa iyaaa…??
Pacaran
yg gak jelas definisinya itu, sebnarnya cuma ekspresi men-tabayyun-kan rasa. I
LOVE YOU…YOU LOVE ME…trus KITA JADIAN. Udah gitu aja, kan? *trus apa dong
komitmennya? :D
Sudahlah
sobat! Pokoknya mah, yang namanya PACARAN tuh: Hubungan laki-laki dan perempuan
BUKAN MAHROM dalam sebuat komitmen SELAIN MENIKAH, titik ! itu saja supaya
simple dan kita tidak terjebak dalam sebuah definisi yg mengaburkan.
Sedangkan
hubungan ‘pacaran’ setelah menikah (tentu saja dgn cara2 yg syari), kayaknya
terdengar terlalu ‘mulia’ deh kalau kita sebut dengan pacaran (pacaran setelah
nikah). Mungkin akan lebih pas dan sreg didengar dan dirasakan dihati untuk
mengenal lebih jauh setelah menikah itu kita sebut sebagai Ta’aruf Kedua kali
yaaa…hehe :B. Gimana stuju kan…??!
Trusss..ketidakjelasan
definisi pacaran juga terlihat pada ketidakjelasan batasannya. Apakah dua orang
yg saling suka dan cinta lalu saling mengungkapkan isi hati masing2 itu sudah
bisa disebut pacaran? Atau bahkan yg lebih dari itu masih juga disebut pacaran?
Makanya,
Sudahlah my brothers and sisters..
Mendingan
kita gak usah deh mencari-cari kesempatan untuk ikut ke bagian orang2 yg
menyuburkan aktivitas rawan zina ini. Abis gak jelas gitu. Gak jelas
definisinya, gak jelas komitmentnya, tujuannya pun apalagi..tambah gak jelas.
Lagipula, peluang datangnya mudhorot lebih banyak daripada manfaat. Iya kan?
So..gimana
gimana gimanaaaa…??? ^.^ :B
Salam
hangat dan rajut silaturahim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar