Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Hohoho.. judulnya aja sudah membuat mata terbelalak walau barang sejenak *GeeR :p*.
Ketemu lagi dengan Ifta disini..,udah pada kangen kaaaaannnn ??? ^.^
Yuk kita sambut diriku ini dengan tepuk tangan yg meriah sekaligus dengan pelepasan sepuluh burung onta...plokplokplok...terimakasih. ;)
Aku mau berbagi cerita sedikit mengenai sebuah ide dan pemikiran di kepala mungil ini *soknye :p*, dimana inspirasi untuk membuat tulisan ini kupetik ketika melihat sebuah acara reality show yang pernah ada di salah satu stasiun TV swasta kita.
Entah kenapa, diriku ini paling ‘gerah’ kalau mendengar kata ‘PACAR’ atau melihat orang ‘BERPACARAN’. Bukan ape-ape yee..daku memang termasuk dalam ‘Komunitas ACAR’ alias ANTI PACARAN. Bukan juga karena diriku yg ketika masih single belum pernah merasakan pacaran selama diriku bernafas.
Tapi aku merasa risih aja dan mata ini sudah sangat jengah melihat segala atribut dan tetek bengek adanya orang2 yg berpacaran disekelilingku yg dengan ‘seenak udele dhewek’ main peluk-pelukan dan pegangan tangan kayak lem besi, kadang melayangkan ciuman curian ke pipi pasangannya, tanpa rasa malu dan risih sedikitpun, dan itu terjadi didepan mataku..:-@. Kalau ditegur dikira aku mencampuri urusan orang lain, kalu dibiarkan aku merasa ikut berdosa karena membiarkan suatu maksiat terjadi didepan mata tanpa aku bisa berbuat apa-apa. Jadinya ya gitu, diriku suka sangat-sangat sebel bin jengah binti senewen kalau melihat orang berpacaran didepan umum.
Apalagi untuk yang satu ini, yaitu adanya suatu acara Reality Show di TV atau aktivitas2 yg secara tidak langsung telah mendukung adanya ‘Program Pacaran’ yg khas dengan gaya anak muda jahiliyah yg jauh dari agama dan nilai syar’i . Naudzubillah... :(
Kira-kira setahun yg lalu, kalian tentu masih ingat adanya Reality Show di TV yang acaranya bernama “Katakan Cinta” ( sekarang sudah tidak tayang ). Acara itu biasanya diadakan di sekolah2 atau di kampus2, dimana di acara tersebut ada seorang pemuda yang berjuang dan merayu dengan segala cara, ingin menyatakan cinta kepada seorang wanita yg disukainya untuk dijadikan pacarnya. Sang pemuda dgn dandanan yg rapi, wangi, dengan seikat bunga mawar putih ditangan kanan dan sekantung coklat ditangan kiri, dengan muka malu-malu plus malu-maluin menyodorkan hadiah bunga itu kepada si wanita dgn berkata:
“ Duh bidadariku, aku sungguh cinta padamu dengan tulus, maukah kamu menjadi pacarku..? Jika kamu menerima cintaku, maka ambillah bunga mawar putih ini tanda cintaku yg suci, dan jika kamu menolak cintaku maka ambillah coklat ini...”. *Halaaahhh..pake bunga mawar segala, kenapa gak sekali2 pake bunga kamboja aja..:))*
Baytheway alias ngemeng-ngemeng, Kalau diriku yang jadi ceweknya di acara itu, tanpa pikir panjang walau seganteng apapun cowoknya, setajir apapun dia, aku pasti akan memilih coklatnya dan langsung kaburrrr. Wekekekekkkk..lumayan dapat sekantung coklat gratis..:p
Bayangkan sodara-sodari, dibawah gemerlap lampu kamera crew TV, disaksikan ratusan orang yg menonton secara langsung ditempat acara, dan jutaan pasang mata di seluruh indonesia yg melihat lewat TV, perjuangan cinta dan keberanian si pemuda ini seolah-olah HEBAT dimata kita, apalagi dimata mereka yang masih ABG alias Anak Baru Gendeng..hehehe.
Perjuangan menyatakan cinta kepada si gadis yg ditaksirnya, yg membuang jauh2 rasa malu karena ditonton jutaan mata di tiap rumah yang menonton TV, yg pelaku utamanya disebut ‘Pejuang Cinta’ ini menyedot perhatian pemuda pemudi remaja dan dewasa diseluruh indonesia dengan rating yg cukup bagus mengingat iklan yg disisipkan di acara ini jg berjubel. Bandingkan dengan acara reality show sejenis yg ditayangkan sekarang seperti acara: ‘Tolooongggg atau Jika Aku Menjadi’, sangat kontras bukan..?
Kembali ke cerita diatas, singkat ceritanya..dengan kata2 dan adegan2 yang sok romantis gaya si pemuda, ternyata si gadis yg ditaksir dalam acara tersebut memilih coklat ditangan kiri si pemuda, yg berarti bahwa cinta si pemuda DITOLAK!
Huwaaaaaaa... banyak penonton bengong dengan mata berkaca-kaca karena kasihan kepada si pemuda, tapi diriku yg menyaksikan adegan itu di depan TV justru berteriak girang heboh sendiri sampe-sampe tanpa sadar isi makanan kecil di toples yg kupegang berhamburan jatuh di lantai..*Lebay ach..:))*
Kenapa daku girang melihat cinta pemuda itu ditolak..?? Bukan karena diriku gak punya perasaan dan rasa kasihan, bukan juga karena aku benci dgn pemuda itu, toh daku jg gak kenal ama tuh orang, bukan jg karena cemburu ama si gadis yg ditaksir pemuda itu ( secoro, lebih imut icha drpd cewek itu..ngapain cemburu, hahaha pedenye..:p ),
Tapi alasan diriku senang karena dengan ditolaknya pemuda itu berarti satu aktivitas maksiat dibumi ini telah digagalkan, paling tidak telah berhasil ditunda. Harusnya pemuda itu bersyukur cintanya ditolak, itu artinya Allah masih sayang padanya agar dia sadar bahwa PACARAN itu tidak baik, hanya akan mengantar dia menuju dosa dengan aktivitas2 berpacarannya jika cintanya diterima si gadis. Betul gak sodara sodari..???
Sekarang mari Icha ingin mengajak sahabat2 RDM-ku untuk menganalisa hal ini lebih jauh..: *sok bijak yee..;-)*
Si pemuda di acara tersebut, bisa saja kita sebut sebagai ‘Pejuang Cinta’ karena memang sudah berjuang menyatakan cinta kepada si gadis. Dikatakan pejuang karena ia juga sudah berhasil mengalahkan rasa malunya dengan mengatakan cinta kepada seorang anak manusia untuk menjadi pacarnya. ( tapi tapi tapiiiiiiii...Apakah dia merasa malu kepada Allah karena yang pasti DIA cemburu karena ada hambaNya yg lebih mencintai makhluk daripada mencintaiNya ).
Tapi ternyata...??? cintanya ditolak si gadis, maka jadilah ia ‘Pecundang Cinta’ dimata orang banyak. Sejam yg lalu ia dikatakan Pejuang Cinta, dielu-elukan penonton, sedetik kemudian ketika cintanya ditolak, maka iapun disebut ‘Pecundang Cinta’, BUKAN lagi pejuang. Dan itu juga disaksikan orang banyak. Duh, betapa malu dan mirisnya...!
Dan saking malunya dengan temen2nya, besoknya ia seminggu tidak masuk sekolah atau kuliah, tidak mau makan berhari-hari, dan mengurung diri dikamar kayak ayam kena epilepsi, hohoho kacian banget yak..! Dan emang dasarnya kalo lagi apes, besoknya lagi ketika ia sudah kembali masuk kuliah, ada temennya yang gak simpati dengan kesedihannya justru ngeledekin:
“ Eh, elo dapat salam tuh dari si Eka..”
“ Eka siapa...?” Matanya berbinar girang dan geer. Sedetik ia lupa kalau baru saja ditolak..
“ Itu tuh Eka yg kemarin lo taksir di acara TV dan elo ditolak ama dia..”
“ Yang benerr..? tapi dia namanya bukan Eka. Eh, tapi emang bener dia kirim salam ama gue..?” tanyanya penasaran.
“ Iya. Salam dari si Eka. Maksud gue... Eka sian dech lo...hahaha..” jawab temennya sambil ngeloyor pergi.
Kontan aja tuh cowok langsung lemes. Udah patah hati malah masih ada yg tega ngeledekin pula..*emang enaaakkk..???* ^.^
Sahabat2 RDM-ku yg ganteng2 dan cantik2... *Jarang lho aku muji orang klo bukan kalian..xixixi* ^.^
Kita kembali ke pokok bahasan: Seandainya cinta pemuda tadi diterima si gadis, tentu ia akan lebih dielu-elukan oleh penonton, dan di komunitas teman2nya bisa saja ia djuluki dengan sebutan inilah si ‘Pejuang Cinta Sejati’. Wuih, predikat yg hebat yee sampe mengalahkan predikat Haji Mabrur..ckckck.
TAPI INGATTTT......
Bagi si cowok yg cintanya diterima: Duhile pakdhe.. diterimanya cintamu oleh si gadis untuk menjadi pacarmu, inikah yg kau namakan Pejuang Cinta...??? Yakinkah dirimu bahwa Allah akan ridho dgn cara yg kau tempuh ini..?? Padahal diterimanya cintamu jadi pacarnya adalah pintu gerbang pertamamu menuju zina dan maksiat. PIKIRKAN !
Bagi si wanita atau ceweknya juga begitu: Duhile mbakyuuuu... JANGAN karena sudah bisa menolak atau menerima cinta si pemuda dan masuk TV lantas menjadikan dirimu Bangga dan Sombong. Justru sebaliknya, dirimu adalah sumber fitnah terbesar bagi laki2. Wanita mulia dan terhormat TIDAK AKAN mau dirinya dijadikan obyek dibawah sorot lampu kamera dan disaksikan jutaan pasang mata di depan TV hanya untuk sebuah cinta manusia yg semu dengan label Pacaran. PIKIRKAN !
Sekarang bandingkan dengan ilustrasi dibawah ini:
Seorang pemuda datang kerumah seorang gadis teman kuliahnya yg sudah dikenal cukup lama dan mereka cukup dekat. Dia tidak membawa kameramen TV untuk meliputnya, tidak membawa penonton yg banyak sebagi saksi, tidak membawa bunga mawar dan coklat, apalagi dengan penampilan yg borju. Si pemuda datang dgn tangan kosong, pakaian sederhana yg bersih dan pantas dipakai, tekad serta niat baik lalu menghadap orang tua si gadis. Setelah sedikit bicara basa basi, si pemuda berkata dengan mantap dan percaya diri:
“Pak, kedatangan saya kesini yg pertama untuk silaturahmi dengan keluarga bapak. Yang kedua, dengan niat Bismillaahirrahmaanirrahiim, saya bermaksud melamar putri bapak yg bernama si fulanah untuk menjadi istri saya. Saat ini saya bekerja di sebuah perusahaan X, dengan gaji yg tidak cukup besar tapi insaAllah saya akan bertanggungjawab sanggup untuk menghidupi putri bapak...”
Hwaaaaa..JOSSSS..JEMPOLLL... TWO THUMPS UP !!! Menurut Icha inilah potret pemuda dan sang ‘Pejuang Cinta’ yang sebenarnya !
Perhatikan..! Kita misalkan bahwa setelah si pemuda mengatakan maksudnya itu, orang tua si gadis lalu melakukan Tabayyun ( cross check ) dengan keluarga si pemuda. Dan hasilnya, cinta dan lamaran pemuda itu diterima oleh orang tua si gadis. Alhamdulillah wa syukurilah. Ada seribu bahagia dan sejuta bunga-bunga di hatinya. Jalan cinta menuju ridho Allah ternyata gak sesulit yg dibayangkan. Tanpa pacaran, tanpa embel-embel ‘pernah memegang si gadis atau mencium si gadis’, de el el. Cintanya akan menjadi halal, dan teman2nya akan mengucapkan selamat karena sebentar lagi dia akan menikah.
( Cerita ilustrasi diatas ini bukan fiktif lho, banyak yang sudah terjadi dalam kehidupan nyata sekarang ini. Bukti konkritnya yg paling mahsyur adalah kisah cinta antara Ali dan Fatimah di jaman Rasulullah. Waktu itu Ali melamar fatimah hanya bermodalkan HATI dan PEDANG, ILMU dan IMAN, dan sedikit persediaan gandum dirumahnya serta keyakinan yg kuat bahwa Allah Maha Kaya. Tapi apa yg terjadi..? lamaran Ali diterima ayah Fatimah, Rasulullah saw, dengan mengatakan kepada Ali : Ahlan wa syahlan ! Subhanallah... *Baca buku berjudul: Jalan Cinta Para Pejuang, dengan chapter asli berjudul: Mencintai Sejantan Ali. Atau bisa dibaca di note RDM dgn mengklik link berikut ini :
http://www.facebook.com/note.php?created&¬e_id=178464838848838&id=137365446278178 .
Pun seandainya cinta dan lamaran si pemuda tadi ditolak oleh orang tua si gadis, apakah itu akan membuat dia jadi ‘Pecundang Cinta’ seperti yg terjadi dgn cerita sebelumnya..? TIDAK ! Ia akan tetap disebut Pejuang, karena ia telah memperjuangkan cintanya dengan jalan yg benar dan syar’i. Tidak ada kata Pecundang untuk sesuatu yg dilakukan dalam rangka ibadah mengharap ridho Allah. Bukankah melamar si gadis kpd orang tuanya merupakan langkah ibadah...??
So..,tidak ada orang yg akan menyebutnya sebagai pecundang cinta kecuali orang2 yang bodoh dan jauh dari agama. Justru orang2 akan simpati dan terus memberinya semangat:
“ Sabar ya akhi,mungkin belum rejeki...”
“ Terus berjuang saudaraku, sekali ditolak..berarti siap2 menuju perubahan ke arah yg lebih baik..”
“ Kegagalan melamar bukan berarti berakhirnya hidup. Karena Allah sudah menyiapkan gantinya yg jauh lebih baik..yakinlah itu kawan..keep hamasah yach..”
Dan masih banyak ucapan2 simpati dari teman2 dan keluarganya yg memotivasi dirinya agar tidak futur dan sedih. Dan efeknya luarbiasa, si pemuda jadi makin dekat kepada Allah, jadi tambah giat ibadahnya, makin rajin sholat malam dan ibadah2 sunahnya, dan akhirnya ketika tiba waktunya Allah memberinya jodoh seorang gadis manis nan sholehah, semua orang berseru kepadanya: Subhanallah..aku iri padamu !!
Naaaahhhhhh...gimana gimana gimanaaaaaaa...??? ;-)))
Sekarang mana yang kau pilih, jadi Pejuang Cinta atau Pecundang Cinta ?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar