Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Dia dikirim olehNya untuk mewarnai duniaku.
Dia adalah "Hadiah Special" dariNya..
Dia bukan malaikat,
Dia tak sempurna tapi karena itulah aku menyayanginya...
Ini untuk calon suamiku,dan ini Special untukmu...
Aku berjumpa
denganya, Sahabat yang bijaksana Merangkai kata bak mutiara,Hingga aku
mengenalnya dan,...Mencoba menulis suara.
Kadang, kita
tak menyadari. Bahwa kita punya harta berharga. Kita punya ukhuwah yang
istimewa dan berbeda. Ukhuwah yang menjadikan jiwa-jiwa yang saling berjauhan
terasa dekat di hati. Ukhuwah yang menggoreskan seulas senyum dikala hati
kadang sedang gundah, dan ukhuwah yang membuat kita teringat akan sahabat dalam
tiap doa kita walau mungkin tak pernah jumpa. Indahnya ukhuwah, membuat kita
selau mengingat saudara kita yang menderita di belahan dunia lain di sana.
Dan engkau
ukhti, seperti para sahabatku, Guardian Angel-ku , ukhti-pun menduduki tahta
istimewa dalam hati. Ukhti yang mengajarkan padaku, apa itu indahnya
PERJUANGAN. Ukhti yang membuat saya tersenyum dan mencoba untuk tetap tegar.
Ukhti masuk dalam hatiku dengan lembut dan perlahan, kemudian berkata,"yaa ukhti, adakah saya boleh
tinggal?"
Tentu ukhti, tentu! Andai ukhti tahu, bahwasanya ukhti adalah guru bagi
saya. Ukhti dikirim oleh Allah Azza wa JAlla untuk menegur saya dengan lembut,
mengingatkan saya dengan penuh kasih sayang. Ukhti menguatkan langkah saya
untuk tetap istiqomah di jalanNya.
Saya merasa
kaya, dengan adanya banyak SAHABAT dalam kehidupan saya. Saya merasa senang
karena dunia saya bak pelangi yang indah. Indah karena perbedaan dalam hati
yang satu...
Karena yang
di depan masih ghaib, maka...tetaplah menjaga beningnya hati. Kuharap Allah
akan memegangmu erat, dan malaikat-malaikat menjagamu ketat, tak hanya
membuatmu baik-baik saja tapi supaya kau mendapatkan yang TERBAIK dalam hidup.
Percayalah..,
ATURAN dari AR-RAHIM ITU AKAN
MEMBUAHKAN SUATU HAL YANG INDAH KETIKA ALLAH SUDAH MENETAPKAN KEHENDAKNYA.
Bahwa
mungkin perlu bagi kita untuk merahasiakan nama orang yang kita cintai dan kita
tertarik padanya. Menjaga dalam
keikhlasan hati, menjaga dalam kesucian khayalan, menjaga dalam ungkapan lisan,
dan menjaga dalam ekspresi diri. Seperti fathimah dan 'Ali, saling
mencintai dalam kerahasiaan yang paling rapat, kepasrahan paling kuat, dan
ikhtiar paling suci yang menemukan jalannya...dengan karunia Allah! Jika kita berhusnuzhan padaNya...karena cinta
harus dijaga kesehatannya dari setiap penyakit yang mencoba menungganginya.
Penyakit yang datang dari syaithan, syahwat maupun syuhbat.
Dua remaja
di singsingan fajar risalah, Fathimah
Az Zahra dan Sayidina Ali mencontohkan bagaimana cinta hidup dengan
sehat, tanpa penyakit yang menggangu kekhusu'an. Ia menjadi RAHASIA HATI,
simpati, ketertarikan, kontrol diri, doa, dan harapan. Saking rahasianya,
sampai syaithan pun tidak tahu. Subhanallah..Allahu Akbar..!
Masih
ingatkan kisah tentang mereka???
Suatu hari,
Fathimah berkata dengan lembut pada 'Ali, suaminya. "Tahukah engkau, sebelum menikah denganmu, ada seorang laki-laki
yang aku sukai." maka berubahlah raut wajah 'Ali. Dia kemudian
balik bertanya,"Apa kau menyesal
menikah denganku?" demi mendengar itu, Fathimah kemudian menjawab,"Tidak! karena laki-laki itu adalah
engkau."
So sweet
kan?
Begitupun,
saat Muhammad bin 'Abdullah ditanya, maukah ia menikah dengan Khadijah, ia
berkata segera,"Bagaimana
caranya?". Perhatikanlah intonasi penuh antusiasme ini. Cinta telah
tumbuh dan bersemi padanya. Persis seperti siratan makna sabdanya
bertahun-tahun kemudian:"Tiada
terlihat, bagi dua orang yang saling mencintai yang seperti pernikahan."(HR. ibnu Majah).
Saat
kemampuan menikah belum di tangan, biarlah cinta berekspresi menjadi
keshalihan, perbaikan diri dari hari demi hari. Karena janji Ilahi telah
terukir di pelataran wahyu:Kesalihan
menjumpai kesalihan dan kebusukan menjumpai kebusukan.
Bagiamana
dengan saling mencintai dengan berkomitmen tidak pacaran? Tetap saja ada yang
tumbuh tidak sehat,tetapi paling tidak hal itu bisa diminimalkan sedikit
mungkin. Apalagi jika tetap berada dalam satu lingkungan yang keterjangkauan
komunikasinya tinggi. Kecuali beberapa yang sangat sedikit jumlahnya.
Jebakan-jebakan syaithan terlalu rumit untuk kita pahami terlebih dahulu hingga
kita punya solusi dan prevensi.
Sejak
zaman Adam dan Hawa, hanya kata taqwa, termasuk taqwa dalam interaksi, yang
bisa meredakan makar syaithan.
"Dan hendaklah mereka menjaga kesucian dirinya, orang-orang yang
belum mampu menikah, hingga Allah mengayakan mereka dengan
karuniaNya..."(An Nur 33).
Bahkan, tak
perlu pula berkata,"Dinda, tunggu
aku 3 tahun lagi!"
Apalah
perlunya menjanji yang tak pasti. Tak diminta pun, bidadari pasti menanti. Dan,
lelaki langit akan datang dengan cahaya...
Barakallahufikum..
wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar