Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Hari ini
kubaca di Dinding Mading Kampus sebuah ungkapan hati seorang akhwat, entah
ditujukan kepada ikhwan siapa, tapi dia menulis dibawahnya sebuah kalimat: Bagi
yang merasa silahkan di feedback puisi ini..!!
Kau pilih
saja dia,
Yang lebih
sempurna imannya,
Lebih
terjaga pandangannya,
Lebih
terjaga hatinya...
Kau pilih
saja dia,
Yang lebih
indah rupanya,
lebih
menawan gerak tubuhnya,
Seumpama
sang bidadari surga....
Kau pilih
saja dia,
Yang lebih
luas ilmunya,
Lebih tajam
analisanya,
Dan cocok
diajak diskusi bersama...
Kau pilih
saja dia,
Yang
mencintaimu hanya karnaNya,
Yang
menempatkan Allah,
pada posisi
pertama...
Kau pilih
saja dia,
Dimana Kelak
kau akan lebih bahagia Dengannya...
Jadi, Kau
pilih saja dia...
Dia..Sang
bidadari surga,
yang menantimu
di ujung penantian,
Sebuah
tempat yang bernama,
Dunia....
---------------------------------------
Tulisan ini
hanya untuk meramaikan wacana saja, posting puisi tersebut kurang
lebihnya berisi ungkapan curahan hati seseorang wanita yang ‘mengalah’ kepada
wanita lainnya, hanya demi kebaikan seorang laki-laki yang dicintainya, yang
kemudian dituangkan dalam bentuk beberapa bait puisi dan beberapa baris ungkapan
kalimat penegas yang ia tambahkan dibawahnya. Kemudian dipajang di dinding
mading kampus. Hmmm....
Puisi
tersebut mungkin juga menggambarkan keadaaan beberapa orang wanita disekeliling
kita saat ini, atau bahkan puisi tersebut malah justru mewakili perasaan hatimu
saat ini wahai ukhti..?? Engkau yang merasa mencintai seorang ikhwan, tetapi
harus merelakan cintamu kepada akhwat lain yang engkau kira lebih baik dari
dirimu. Sungguh dilema memang. Tapi kalau saya boleh memberi saran, dalam
situasi seperti itu..alangkah baiknya kau mengambil contoh cinta suci Sayidina
Ali.
Beliau
merelakan cintanya kepada Abu bakar dan umar yg mengkitbah fatimah duluan
karena Ali tidak berani mengungkapkan cintanya. Dan ini disebut pengorbanan.
Atau pilihan
yang kedua..Ketika kitbah Abu Bakar dan umar ditolak, maka ia mempersiapkan
diri dan kemudian berani melamar Fatimah. Dan ini disebut keberanian.
Keberanian
akan cintanya yg harus dipertanggungjawabkan. Keberanian untuk membuktikan
cinta yang halal daripada melukai diri sendiri dengan cinta yg tidak halal.
Keberanian dan keyakinan bahwa Allah Maha Kaya Karunianya.
Isi syair
puisi diatas memang menyedihkan, dimana si akhwat memposisikan dirinya pada
titik nadi kepasrahan, kepasifan serta ketidakberdayaan atas berbagai kekurangan
yang dimilikinya sehingga muncul ketidakpedean dan perasaan rendah diri yang
sedalam-dalamnya. Isi tulisannya sungguh tidak berimbang, setidaknya ada
setitik kelebihannya yang diungkapkan juga.
Selanjutnya,
diakhir tulisan terdapat kalimat yang berisikan sebuah ungkapan harapan yang
sungguh ironis. Ironisnya begini, si akhwat memberikan advise kepada
orang yang dicintainya untuk memilih yang lain, kemudian dia merendahkan
dirinya sendiri (akan tetapi terkesan tidak ikhlas) karena masih
berujung pengharapan dari seseorang yang dicintainya. )
isi
pengharapannya sbb:
“…tapi
maukah kau tetap ada disampingku, memperbaiki kekuranganku, menasihati segala
kelemahanku, dan menyemangati setiap putus asa dan kecewaku, menghibur sedihku,
dan ada untukku, sebagai sahabat tersayang.”
Sehingga
bait puisi ini terkesan tidak ikhlas. Kalo bisa digambarkan dgn ungkapan
seorang pemilik domba, maka seolah-olah dia melepaskan domba itu untuk
diberikan kepada temannya, tapi ekornya masih dia pegang. Lucu kan..??
Seorang
akhwat harus tangguh, kuat, percaya diri, dan tahan banting. Seharusnya dia
tetap menunjukkan karakter dengan penuh ketegaran, kesabaran, ketulusan,
keikhlasan serta kebijaksanaan, kalau memang dia sudah merelakan cintanya untuk
wanita lain saudaranya. Tetapi jika memang engkau masih berharap dengan cinta
ikhwan tersebut, maka engkau harus berani mengambil keputusan, itulah KEBERANIAN
! sehingga ungkapan curahan hati dalam bait puisinya bisa saja menjadi
begini:
Kenapa nggak
kau pilih saja aku hai ikhwan..?!
yang tidak
banyak kelebihan, tetapi bisa menutupi kekuranganmu..
yang belum
sempurna imannya, tetapi sepenuhi hati mempercayaimu..
yang tidak
menawan penampilannya, tetapi masih terjaga auratnya..
dan yang
tidak seindah bidadari, tetapi masih memiliki inner beauty..
Kenapa nggak
kau pilih saja aku hai ikhwan..?!
yang belum
luas ilmunya, tetapi tahu bagaimana menghormatimu..
yang tidak
tajam analisanya, tetapi mampu memahamimu..
yang hanya
bisa memberikan setitik kebahagiaan berupa kesetiaan..
dan yang
hanya bisa memegang teguh ketaatan sebatas hak dan kewajiban.
Dan
bersama-sama kita merengkuh dien ini dalam mahabahNya..??
Kenapa gak
kau pilih saja aku..???
Why
not..????
Barakallahufik..
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar