Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM

‘Siapakah Engkau, Wahai Allahku (?)’


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


PROLOG:

Beberapa hari Lalu aku sempat ‘diculik’ oleh seseorang teman dari frendlist dan dimasukkan ke sebuah grup bernama ‘Debat Islam – Kristen’.  Yang mana tema dari debat itu tak lain dan tak bukan adalah konsep ketuhanan.

Wahh gak perlu aku ceritakan yah apa dan gimana isi postingan dan komentar2nya, antum pasti sudah bisa menebak sendiri :).
Dan tidak butuh waktu lebih dari 1 menit bagi saya utk berpikir dan memutuskan OUT dari grup tersebut hehe.

Para atheis sering dipusingkan dengan pertanyaan ‘Siapa Allah? Dimana Dia? Kalau bener2 ada, kenapa tidak bisa di indera…???’ dan pertanyaan2 lain yg membuat mereka kebingungan dan akhirnya membuat kesimpulan sendiri: Allah Tidak Ada!. Astaghfirullah..

Sehubungan dengan itu, entah kenapa tiba2 aku jadi teringat kisah masa kecilku. Boleh kan aku berbagi sedikit ceritaku kepadamu sahabat? Simak yach…here there are..^.^
----------------------

“Siapakah Allah…?”

Hmmm, jujur saja yak, ketika aku masih iprit alias masih kecil bin gak mudeng apa2, pertanyaan itupun pernah mampir di otak ini. Ketika masih SD dulu, saat bulan ramadhan ibu selalu mengajakku sholat tarawih di masjid. Dengan modal Bacaan Bismillah dan Surat Al-Fatihah yg tak kuketahui artinya, pakaian sholat ala kadarnya berserta tutup kepala bersulam benang emas satu2nya perangkat sholat yg kumiliki..hihi.

Saat itu sholat adalah perjuangan batin yg luarbiasa bagiku. Ketika imam membaca al-fatihah, aku bisa mengikuti dlam hati dengan lafaz yg benar dan hapal diluar kepala (hehe hafal al-fatehah aja udah bangga yak? Maklum masih pitik :D ), tp setelah bacaan alfatehah dan imam membaca surat2 lain aku jadi bingung sendiri. Surat2 pendek yg dibacanya selalu berganti-ganti. Kadang aku jadi ‘sibuk’ sendiri utk menyelamatkan gerakan i’tidal, ruku’ dan sujud karena aku sibuk memikirkan bacaan imam tadi shingga gerakan sholatku terlambat hehe. Dan tahu-tahu sholat imam sudah membaca salam.
“Kok cepet sekali sich,’ batinku, ‘beda dgn sholatnya ibu..’.

Ketika sholat usai, aku menghambur buru-buru keluar untuk pulang, sampai2 pernah ketuker sendalnya. Yang sebelah kanan warna biru, yg sebelah kiri warna ijo (dibawah terangnya lampu masjid dua warna itu hampir sama sih dimataku, atau aku yg buta warna yak? Tak taulah..:D), pernah juga ketukar sendalnya sebelah kanan semua..haha :D.
tapi menurutku itu masih mending krn aku sama sekali tak berniat mendzalimi orang dan kejadian itu bener2 tidak kusengaja. Lain dgn tman kecilku yg cowok, berangkat pake sandal jepit, pulangnya pake sandal neckerman. Naaaahh beli dimana tuh neckerman..? :D, *kalau yg terakhir ini sungguh aku bercanda..:D :D :B

Back to Story..

Aku berlari-lari kecil disamping kakak yg setia menemaniku pulang dari jamaah sholat tarawih. Anak2 kecil seusiaku berseliweran laki2 dan perempuan, bunyi2 petasan disana sini kadang membuatku kaget dan reflex membuatku menggelayut dipinggang kakak. Saat jalan pulang itu aku suka memandang langit. Aku begitu terkesan melihat taburan bintang di langit malam lengkap dengan sinar rembulan yg redup indah.

Ketika datang waktu sahur, aku suka ikut bangun dan makan bareng keluarga walau besoknya juga gak puasa hehe. Pernah sih  berpuasa jg tapi selalu gagal ketika jarum jam menunjukkan angka 10..*hihi jadi malu :p. Pernah sekali aku lulus puasa seharian penuh, dan ibu serta ayah dan kakak langsung memujiku tiada henti. Lalu besoknya makin semnagat puasa, pernah dapat 5 hari penuh aku lulus berpuasa layaknya orang dewasa. Selama kurang lebih 14 jam aku sanggup menahan lapar dan haus dengan sukses. Ketika tiba saat berbuka, wuahhhhh heboh deh... ayah, ibu dan kakak menghambur memelukku dan memujiku. Esok harinya ibu membelikanku sebuah sepeda mini baru sebgai hadiah. Aihhh…

Tapi sayang, besoknya lagi dan seterusnya puasaku gak pernah lulus, selalu bolong ditengah jalan karena aku terlalu sibuk dgn mainan sepeda baruku..hehe jadi ketwa sendiri kalau inget itu.

Pagi hari..,Saat fajar menyingsing dan matahri sudah muncul maka kicauan burung, semilir angin, awan putih, langit biru, kadang ada jg semburat pelangi..subhanallah indah sekali. Kata ibu, Pemandangan2 indah itu bernama ‘Tangga Bidadari Berwarna-Warni’. Dan aku percaya saja apa kata ibu. :)

ALLAH….ALLAH...ALLAH...

Nama dan kata itu semakin kuat menyusup dihatiku. Memang Ibu selalu mengaitkan semua hal yg aku lihat dan takjubi untk mengenalkan diriku pada Allah.
Pernah  ibu dan kakak bertanya: ‘Adek, langit yg indah itu punya siapa? Matahari disana itu punya siapa?, aku mampu menjwabnya “Itu ciptaan Allah, kak’. (tentu saja jawaban ini kudapat dari pelajaran sekolah, bukan murni dari pemikiranku hihi).

Terus..di hari minggu, (kalo gak salah inget saat itu aku sudah kelas 6 SD) kakak  biasa mengajakku jalan2 di pagi hari sehabis subuh utk menyusuri sawah (jujur saja, aku tidak malu bilang kalau rumahku memang deket dgn sawah hehe). Kakak bertanya:

“Adek, hamparan sawah ini punya siapa?”
“Punya petani kak..”JAwabku.
“Trus yg membuat padi itu bisa dipanen siapa?”
“Ya petani dong kak..?” kakak terdiam. Kali ini tidak tersenyum. Apa jawabanku salah ya, pikirku.
“Trus yg membuat padi itu menguning siapa?”
“Kan dipupuk dan dikasih air sama petani kak..”
“Trus yg membuat pupuk siapa?”
“Beli di pabrik kak..”
“Trus yg membuat pabrik pupuk siapa?”
“Manusia kak…”
“Trus yang membuat manusia siapa..?”

Pertanyaan kakak yg memberondong itu akhirnya berhenti disitu. Aku tak mampu menjawab. Dari awal pertnyaaan kakak bisa kujawab sempurna dgn logika. Tp pertnyaan kakak yg terakhir tak mampu aku jawab. Logikaku sudah mentok, sudah mati. Anak kelas 6 SD yg tidak mengerti apa2.

Akhirnya kakak menjawab singkat “Yang menciptakan manusia adalah Allah”.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya usiaku, lantas aku mulai bertanya tentang diriku sendiri. Tangan, mata, kaki, telinga, seluruh tubuh ini, mampu aku jawab sendiri bahwa aku ciptaan Allah. Benar kata kakak. Benar kata ibu. Benar kata bapak guru agamaku bahwa aku ciptaan Allah, juga kakak, ibu, ayah, dan semua manusia. Yaa..semua manusia adalah ciptaan Allah. Hebat sekali Allah.

“Tetapi, siapa yg menciptakan Allah? Bagaimana Dia bentuknya”, Tanya hatiku kemudian.

Sungguh,pertanyaan2 seperti itu sering menggangguku sbelum tidur. Dan tubuh kecil ini bergetar, jantungku berguncang hebat. Dan akupun tertidur seiring dgn berkecamuknya pertanyaan tanpa jawaban itu di pikiranku.

Ketika terbangun, aku masih sering berpikir tentang dzat Allah.  aku sering mengucap namaNya.
“Allah..Allah..Allah..Siapa Allah? Dimana DIA? Ingin sekali aku melihatNya”.

Terus menerus aku bertanya seperti itu sementra jiwa ini melayang entah kemana. Aku telah jauh dalam pengembaraan khayalan dan aku tak sanggup lagi meneruskan perjalanan itu.

Waktupun berjalan terus, semakin kesini, semakin dewasa, ikut ngaji kesana kemari, belajar agama lebih intensif. Dan sedikit demi sedikit, perlahan tapi pasti aku mulai mendapat pencerahan tentang hakikat sebuah Aqidah.

-----*****00000*****-----

Sahabat2ku..
Itulah sekelumit kisah masa kecilku dimana aqidahku masih gonjang-ganjing, doyong kesana dan kesini, miring kesana kesini, tidak pernah bisa kokoh dan tegak.
Pernahkah engkau merasakan yg demikian di masa kecilmu, sobatku? Jangankan dimasa kecil, dimasa dewasa ini saja pasti sesekali pernah melintas pertanyaan itu bukan? Jujurlah…! ;)

Dari Abu hurairah, bahwa Rasul bersabda,”Banyak orang senantiasa bertanya (tentang ini dan itu), sehingga akhirnya mereka bertanya,’Alam ini ciptaan Allah, maka siapakah yg menciptakan Allah?’, maka rasul bersabda,’Hendaklah kamu jawab, aku beriman kepada Allah!” (HR.Muslim).

“DIA tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang DIA dapat melihat segala penglihatan itu. Dan DIA-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (Qs.Al-Anaam, 103).

Saat menemukan hadits dan ayat tersebut, tubuhku lunglai, lemas tak berdaya. Aku mencoba memejamkan mata, tubuh pun menggigil hebat. Tiapkali muncul pertnyaan dalam pikiranku ‘siapakah Allah, dimana DIA’ maka yg kurasakan adalah ketakutan yg luarbiasa. Hampir2 aku tak sanggup menguasai diri. Jika bukan karena kuasa dan kasih sayangNya, pasti waktu aku sudah gila. dan tulisanku ini tak akan pernah mungkin terbaca olehmu sobat..T.T..:’)

Abu Dzar berkata, “aku bertanya kepada Rasulullah saw, adakah anda melihat Allah?’. Beliau menjawab,’DIA Maha Cahaya, bagaimana aku bisa melihatNya?” (HR.Muslim).

Rasulullah juga bersabda,”Sesungguhnya aku adalah orang yg lebih mengetahui tentang dzat Allah itu dan akulah yg paling takut kepadaNya” (HR.Muslim).

Seiring dengan kutemukannya ayat2 alquran dan hadist2 tentang dzat Allah, sejak saat itu aku tak pernah lagi mencoba bertnya tentang Allah, kepada siapapun. Aku hanya haqqul yakin, percaya, dan mengimani dgn segenap jiwa raga bahwa Allah itu ada. Aku tidak peduli lagi bagaimana wujud dan bentuknya. Dan bersama berjalannya waktu, akupun bertambah dewasa, hingga sampai pada keadaan seperti sekarang ini, detik ini..keyakinanku tidak berubah, bahwa TIDAK ADA persamaan antara Sang Khaliq dengan makhlukNya.

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah” (Qs. Asy-Syuura, 11).

Sahabat2ku..
Ibarat kata pepatah ‘tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta’. Karena itu siapa sja yg mengenal Allah dan merasakan kasih sayangNya, maka akan timbullah rasa cinta.

Dengan cinta ini pula, kini aku tak pernah lagi pusing 17 keliling memikirkan segala sesuatu mengenai kiasan diriNya. Wujud, kodrat, ilmu dan seluruh sifat2Nya dapat kusaksikan dengan segenap panca inderaku baik lahir maupun batin tanpa perlu mengetahui siapa DIA dan bagaimana wujud DIA sesungguhnya. Manusia tak punya ilmu sedkitpun untuk itu, sebab ilmu manusia hanya sebatas yg DIA beri saja.

Kehidupan yg kujalani ini laksana berlayar diatas kapal pesiar yg mengelilingi samuderaMu yg luas. Terasa indah bagiku ombak yg bergulung-gulung itu dan tak kalah takjubku dengan permadani biru yg terbentang di angkasa raya semakin menambah kenikmatan pelayaran yg aku jalani ini.

Namun, keindahan yg kurasakan ini hanya sebatas kapal, amat terbatas pandanganku. Tak perlu aku melompat terjun ke laut untuk merasakan lezatnya kedalaman laut krn hambaMu ini sadar tak akan pernah bisa, tak akan pernah!! Jika hamba nekat melakukannya, maka diri ini akan celaka, musnah dan binasa.

Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam mengatakan: “Tafakkaruu fi khalqi, wa laa tafakkaruu fil khaaliqi. Fainnahu laa yuqaddaruuna qadrahu. Berpikirlah kamu tentang apa yg diciptakanNya, dan janganlah kamu berpikir siapa yg menciptakanNya. Sesungguhnya kamu tidak akan pernah punya kemampuan untuk itu”.

Rasulullah pun bersabda,”Berpikirlah kalian mengenai ciptaan Allah dan jangan berpikir mengenai dzat Allah sebab kalian tentu tidak dapat mencapai kadar perkiraannya” (HR.Muslim).

Lalu siapakah engkau, wahai Allahku..?
Ribuan tahun sebelum aku lahir kedunia ini, DIA sudah memberiku jawaban:
"Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yg menyamaiNya" (Qs.Al-Ikhlash 1-4).

asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah.
Aku bersaksi bahwa Tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul (utusan Allah).

Barakallahufiikum..semoga bermanfaat buat semua,
Wassalamualaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar