Assalamualaikum wr.wb
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Shabat RDM fillah..
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah prnh berkata," Jika engkau tidak mampu menangkap hikmah dari setiap peristiwa sedih yg menimpamu, maka bukan krn hikmah itu tidak ada, namun semua itu diakibatkan krn kelemahan daya ingat engkau sendiri ".
Ada kalanya seseorang yg sudah sekian lama berpacaran, atau yg sudah taaruf, atau apa saja namanya, dan sudah berjanji akan mengikat tali kasih dlm agungnya pernikahan, diujung perjalanan ternyata tidak sesuai antara harapan dan kenyataan. Bisa jadi..salah satu pihak ternyata dijodohkan org tua, atau ada sebab2 lain yg menyebabkan gagalnya melangkah ke pernikahan. Maka sebagai bentuk kedewasaan atau ketegaran biasanya salah satu pihak akan berkata, " Bila kau bahagia, akupun bahagia ".
Tetapi…, benarkah perkataan tersebut tulus dan murni dari hati, atau sekedar basa basi di lidah? Pasalnya, tidak jarang ditemui, mulutnya berkata tegar tp hatinya blm bisa menerima. Didepan si dia tersenyum ceria, namun sampai dirmh langsung hujan airmata.
Kalau sekedar berkata didepannya, semua org psti bisa. Tetapi utk iklas menerima itu memerlukan perjuangan dan komitmen yg luar biasa.
Tiada dendam, tiada sakit hati, walaupun..... !
Rasanya memang menyiksa hati. Tiada permusuhan walaupun prnh merasa kecewa karenanya. Memang tidak mudah, tp harus percaya bhwa Allah telah mengatur semua itu. Tiada yg salah dan tdk ada satupun yg keliru dalam takdirNya. Bila keyakinan ini sudah tertancap kokoh dalam hatimu, maka ujian karena kegagalan cinta bagimu bukan apa-apa. Bahkan akan menjadikanmu lebih matang, lebih dewasa, lebih kokoh dan tangguh. Akan menjadikanmu pribadi seorang muslim dan muslimah yg benar2 sekokoh batu karang.
Berusaha tetap menjalin silaturahmi, menyapanya ketika bertemu dijalan..selalu dan selalu berusaha utk bersikap dewasa. Tetap jaga ukhuwah, jgn sampai terputus. Karena memutus silaturahmi adalah dosa besar. Jangan prnh membatasi diri dan memutus silaturahmi persaudaraan kita sbg sesama muslim hnya krn kegagalan cinta yg prnh engkau ungkapkan kepadanya. Ketika bayangan wajahnya tiba tiba hadir, jadikan hal itu sbg cambuk yg akan menjadikan kita lbih tertantang. Karena Allah masih bersama kita..
Lalu mestikah engkau hrus stress..?? Rasanya tidak ukhti. Mengapa stress hanya karena masalah ditolak dan didahului oleh dia? Hadapilah dengan wajar dan tetap memohon pertolongan Allah. Stress itu ada kalanya bukan karena masalahnya, tp karena kita yg belum siap menerima kenyataan yg ada didepan mata.
Seorang muslim dan muslimah seperti engkau, yg masih memiliki Iman, seharusnya tidak perlu stress. Apalgi sampai GILA hanya karena masalah cinta seperti ini. Masih banyak hal yg lebih penting yg menghadang didepanmu dan minta diselesaikan dgn segera. Masalah studimu, masalah pekerjaanmu dikantor, masalah kebahagiaan keluargamu, bukankah itu jauh lebih penting drpd stress mikirin hal yg sudah berlalu?
Ukhti fillah..beban dan cobaan setiap orang itu sebenarnya sudah ada dalam takarannya masing2. Segala permasalahan dan lika-liku hidup ini sudah pas sesuai proporsinya. Apakah engkau akan mengira Allah Yang Maha Tahu akan salah dalam memberikan ujian pada hambaNya? Sungguh Allah tidak pernah lalai pada hambaNya. Hanya saja, terkadang kita kurang bersabar menunggu datangnya pertolongan Allah itu tiba.
Bukankah Allah sudah menyatakan: “ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, pdhl blm datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang2 terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka, serta digoncangkan dgn bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang2 beriman bersamanya: Bilakah datang pertolongan Allah? Katakanlah,sesunguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “. ( Qs.Al-Baqarah: 214 )
Nah, disinilah unsur keimanan berperan. Bagi yg masih memiliki iman, seharusnya tidak perlu stress. Yakinlah pertolongan Allah pasti akan datang. Bisa cepat, bisa lambat. Bisa saat itu juga, bisa juga ditunda. Seperti jg doa yg kita panjatkan, semuanya pasti didengar oleh Allah. Hanya saja Allah Maha Adil, ada doa yg diijabah dalam waktu singkat, ada juga yg ditunda demi kemaslahatan yg bersangkutan. Sekali lagi, sikap berbaik sangka kepada Allah harus engkau tempatkan no satu diatas segalanya. Karena Allah menuruti persangkaan hambaNya.
Seringkali yg menjadikan masalah itu berat bukan lantaran masalahnya, tp kesalahan kita dalam menyikapi masalah tersebut. Jangan sampai kita putus harapan dari rahmat Allah hnya krn dia, Sang Pujaan Hati, tak mampu kita dapatkan. Tetap luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar, insaallah DIA yg maha Tahu akan segera memberikan jodoh terbaik yg akan kita dapatkan.
Yang perlu dilakukan skrg, adalah ikhtiar utk selalu melakukan upaya perbaikan diri dari hari ke hari. Sungguh..Allah telah menyediakan jodoh buatmu, buat kita semua makhlukNya. Yang perlu diingat adlh tetap berusaha, dan menjemputnya disaat yg tepat.
Adalah sebuah kebahagiaan sahabatku..,ketika engkau mampu menyikapi setiap kejadian, mengambil hikmah dari segala peristiwa, baik yg manis dan menyebabkan wajah tersenyum ceria maupun yg pahit dan membuat berurai airmata.
Jangan sampai engkau putus harapan hanya karena dia, sang pujaan hati, tak mampu kau dapatkan. Tetap luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar ukhti, insaallah dia yang akan menjadi jodoh terbaik akan segera engkau dapatkan.
Cukup bisikkan ini dalam palung hatimu:
Wahai engkau saudara(i)ku..wahai engkau yg pernah singgah dilubuk hatiku, biarlah kisah ini menjadi rahasia antara kita denganNya. Kalau memang baik untuk diketahui biarlah nanti DIA Yang Maha Mulia yang akan menyingkap tabirnya. Namun, bila tiada kemaslahatan untuk diungkap, maka lebih baik kita jadikan saja sebagai rahasia abadi, yg akan kita kubur sampai mati “.
Wahai engkau yg pernah singgah dilubuk hatiku,
Ijinkan aku untuk melupakan bayanganmu dihatiku,
Akan kuhapus segala memori indah yg terjadi dahulu.
Biarkan aku melangkah dgn pijakan kakiku.
Jangan kau sandungi dgn beban kenangan, yang akan membelenggu langkahku.
Jangan kau siksa dengan cinta semu, yang akan menghancurkan harapanku.
Yaa..ijinkan aku untuk melupakanmu, mengihlaskanmu pergi, dengan sepenuh hatiku, segenap jiwaku, dan dgn seluruh perasaanku.
Wahai masalalu..engkau telah berlalu dan selesai, tenggelamlah bersama mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetikpun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi.
Wahai Masa depan, engkau masih dalam kegaiban,
Maka aku tidak akan pernah bermain dgn khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan,
Akupun tak bakal memburu sesuatu yg belum tentu mnjadi takdirku, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu.
Esok hari adalah sesuatu yg belum diciptakan dan tidak ada satupun darinya yg dapat disebutkan. ( Aid bin Abdullah Al-Qarni )
Barakallahufikum..semoga manfaat,
Wassalamualaikum
(Ref: Fadlan Ikhwani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar