Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM

'Dari Prestasi Menuju Prasasti' (bag.6)


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum




PROLOG:


Masa lalu biarlah berlalu seiring bergulirny waktu.
Masa kini adalah kesempatan untuk mengukir mimpi dan meraih prestasi.
Masa depan adalah tempat menata harapan dan meraih kebahagiaan.

Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Apapun yg ditimpakan kepada hambaNya pasti mengandung ibrah atau pelajaran berharga. Sayangnya, tidak setiap kita menyikapi kejadian yg menimpa dengan husnudzon kepadaNya. Suudzonlah yg sering dahulu kita tampakkan.

Kepahitan yg mungkin engkau alami – ketika si dia tidak bersedia bersam-sama merajut tali kasih diatas cintaNya – sekilas yg tampak adalah kepahitan dan kegelapan semata. Seandainya engkau melihatnya dari sudut pandang yg berbeda, maka akan engkau temukan banyak sekali hikmah didalamnya. Boleh jadi, penolakan atau ketidaksediaan dirinya menjadi pendamping hidupmu karena masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi pada dirimu. Bagi wanita, mungkin karena kurang dewasa, masih anak mami, manja dan sedikit2 minta diantar kesana kemari, dll. Bagi laki2, mungkin karena belum bekerja sehingga ditakutkan urusan nafkah akan terlantar. Bukan karena kita tidak yakin akan jaminanNYA, tapi diatas 70% wanita pasti lebih memilih yg sudah bekerja drpd yg masih menganggur. Seandainya dari kualitas agama dan  kesolehannya sama, maka faktor financial biasanya yg menjadi prioritas selanjutnya.

Oleh karena itu, jika engkau memiiki potensi atau kemampuan, cobalah dikembangkan ! Apalagi jika potensi tersebut dapat menjadi sarana mencari Maisyah atau nafkah. Gali dan galilah terus kemampuan yg engkau miliki. Sehingga engkaupun akan menemukan hikmah: “Inilah rupanya cara Allah membuka potensi dalam diriku ! Inilah proses yg diciptakan oleh Allah untuk menempa kemampuan yg aku miliki”. Kalau sudah seperti itu, tiada kata mundur, tiada sikap menyalahkan kepada takdir.

Kepahitan bukan untuk dikulum dalam mulut, apalagi sampai dimuntahkan. Kepahitan memang harus kita telan, sebagai obat yg menyehatkan. Bukankah obat itu memang pahit, tp ia justru menyembuhkan. Sekali melangkah, pantang untuk surut ke belakang. Mundur hancur, berhenti di injak-injak orang. Satu-satunya yg harus dilakukan adalah maju. Menatap masa depan yg sudah menanti dihadapan. Engkau berani saudaraku..?


ENGKAU BISA APA ?
 
“ Engkau bisa apa Sayang?”
“ Bisa berdiri, Ma !”

Demikian dialog singkat antara ibu dan anaknya. Ya, engka bisa apa? Itulah yg harus engkau lakukan sebagai upaya perbaikan diri, sekaligus menumbuhkembangkan potensi yg engkau miliki. Masing2 kita sebenarnya mempunyai potensi yg demikian hebatnya. Hanya saja, kapan potensi itu muncul, kadang kita tidak menyadarinya. Ada kalanya kemampuan seseorang akan keluar saat dibutuhkan dalam keadaan darurat. Ketika seseorang dikejar anjing dan didepannya tidak ada jalan lain kecuali pagar yg tinggi, walaupun bukan atlet lompat tinggi, secara tiba2 dan reflex pagar yg tinggi itupun mampu dilompati. Seandainya disuruh mengulang, saya yakin tidak akan bisa. Kalaupun bisa, pasti tidak akan mau.
Hal itu sejalan dgn firman Allah, yg menjanjikan pertolongan kpd hambaNya yg beriman. Saat kritis atau puncak kesulitan itulah biasanya pertolongan Allah datang.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, pdhl belum datang cobaan sebagaimana halnya orang2 sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan dgn macam2 cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang2 beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’, Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “. ( QS.Al-baqarah; 214 )

Sayangnya, seringkali kekurangsabaran menunggu tibanya pertolongan Allah itu menyebabkan kita berburuk sangka kepadaNya. Kita menganggap seakan-akan DIA tidak mendengar doa yg kita ajukan. Padahal Allah telah menyatakan: “ Dan apabila hamba2KU bertanya kepadamu ( Muhammad ) tentang AKU,maka jawablah bahwa sesungguhnya AKU adalah dekat. AKU mengabulkan orang yg berdoa kepadaKU apabila memohon kepadaKU, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintahKU dan beriman kepadaKU, agar mereka selalu dalam kebenaran ( QS.Al-Baqarah; 216 ).

Oleh karena itu, sikap berbaik sangka kepada Allah harus senantiasa kita tancapkan dalam hati. Sehingga pertolongan itupun akhirnya akan datang seiring dengan memuncaknya tingkat kesulitan yg kita hadapi.


MENJADI RAJAWALI

Mungkin engkau sebenarnya memiliki potensi yg demikian hebat dan kemampuan yg terpendam. Hanya saja, Allah akan membuka potensi yg ada pada dirimu melalui kejadian penolakan yg kau ajukan kepada ikhwan atau akhwat tersebut. Intinya, jadikan kegagalan atau ujian kepahitan yg engkau alami sebagai sarana dari Allah untuk menjadikan dirimu lebih dewasa dan melangkah penuh semangat. AMBIL SELALU SISI POSITIFNYA ! JADIKAN SEBAGAI MOTIVASI PEMBANGKIT DALAM DIRIMU, SAHABAT !
Sayang disayangkan bila engkau hanya menutup diri, membelenggu potensi yg kau miliki, lalu berkata:” Saya tidak mampu, saya tidak bisa !”. Akibatnya, predikat pecundang yg akan engkau sandang, bukan pemenang !

Seperti halnya cerita sebutir telur Rajawali yg terjatuh dari sarangnya dan kemudian dierami oleh induk ayam. Ketika saatnya menetas, si bayi rajawali pun hidup bersama anak-anak ayam. Ketika si bayi melihat rajawali yg terbang tinggi, terbesitlah keinginan utk terbang. Namun induk ayam yg melihat segera membentak dan melarangnya. Akibatnya iapun menjalani hidup seperti anak ayam, tua bersama ayam, dan mati bersama ayam. Padahal ia adalah Rajawali.

Pelajaran yg bisa diambil dari cerita anak rajawali tadi adalah bahwa boleh jadi kita adalah rajawali yg sedang berproses utk menemukan jati diri, menumbuhkembangkan potensi yg dimiliki. Namun lantaran tidak kuat menghadapi cobaan, tidak kuat menghadapi kepahitan, maka nasib kitapun seperti halnya bayi rajawali yg hidup, tua dan bahkan mati ditengah-tengah anak anak ayam. Bukankah rugi bila seperti itu sahabat..?!

Seorang penulis yg produktif pernah mengalami dirinya dikecewakan karena cintanya ditolak atau pinangannya tidak diterima, namun dengan emosi yg cukup membara iapun berteriak,” Okelah saya ditolak, tapi ingat, satu saat nanti engkau menyesal tidak menerimaku !”. Benar saja, dalam tempo tiga bulan jadilah sebuah buku perdananya yg ceritanya diambil dari kisah nyata dirinya karena pernah ditolak cintanya. Iapun kemudian menjadi penulis terkenal dan dipuja banyak gadis. Materi pun menyusul dengan mudahnya. Uang dan pundi-pundi rupiah mengalir ke kantongnya. Dan singkat cerita, dia menikah dengan seorang anak kyai yg solehah dan mewarisi pesantren ayahnya. Sedangkan dia yg dulu menolaknya menikah dengan seorang tukang ojeg yang nyaris jadi pengangguran. Nah, kalau sudah begini apakah engkau akan bilang bahwa kegagalan cinta akan membuatmu hancur..???

Dan akhirnya engkaupun bisa bersyair atau berpuisi:

“ Aku masih bisa berdiri, aku pasti bisa berprestasi. Akan kupersembahkan sebuah karya indah yg akan dikenang oleh sejarah. Selangkah tapi pasti, berfase tapi nyata. Aku pasti mampu, aku pasti bisa. Tiada yg mustahil dg kesungguhan. Tiada yg tak mungkin dgn keseriusan. Aku pasti bisa melakukannya. Aku pasti bisa mewujudkannya. Dan dari sebuah prestasi..aku menuju prasasti !”

Barakallahufiikum
Wassalamualaikum

(REF: Fadlan Ikhwani)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar