Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM

Ukhti..,Akankah Sayapmu Mesti Patah Sebelah..?






Bismilaah..

Ukhti, aku selalu mengagumi sayap2mu yg tak pernah berhenti mengepak dan senantiasa terbang tinggi dan kian tinggi. Kecepatan dan gelombang ruhiyahmu pun sangat luar biasa.

Dirimu, aktivis dakwah yang tak pernah kenal henti berjuang, dinamis, dan haroki, mewakili mottomu tentang jangan pernah diam dan berhenti bergerak, karena diam dapat mematikan.

'Ustadz, apakah usia perjuangan dakwah akhwat begitu terbatas? Terbatas oleh usianya, pekerjaannya, dan terbatas oleh amanahnya dalam rumah tangga?', tanyaku suatu hari pada murabiyahku.
'Kalau bener begitu, aku iri pada teman2 ikhwan seperjuanganku. Mereka dapat cuek untuk tidak memikirkan pernikahan. Toh setua apapun kelak mereka mau menikah, mereka dapat dgn mudah menikahi akhwat yg lebih muda. Jika akhwat, semakin tua… Adakah ikhwan yang berkenan padanya?'. Aku masih dgn pertanyaan polosku.

murobiyahku hanya tersenyum… I know.. Itu berarti aku sendiri sudah tahu jawabannya. Dung dung dung dung…..

Fenomena ini mungkin mengenai semua lini dakwah. Saat sebagian besar akhwat berhenti dari aktivitas dakwahnya justru setelah ia menikah. dan ini yg paling banyak terjadi. *ngaku wae...mau berkata tidak..??? :p

Akupun mencoba merenungi lebih dalam. Pasti ada yang salah, (bisa jadi pemahamanku, pola pikirku).
ya…, pasti ada yang dapat kujadikan pelajaran. Dalam benakku, pernikahan di jalan dakwah adalah pernikahan dua aktivis yg bertujuan memperkokoh tandzhim dakwah, menyatukan kekuatan, dan mencetak generasi baru jundullah. itu pointnya.,
namun dalam kenyataannya seringkali kondisi ini tidak se-idealis yang ku bayangkan… Ada berbagai situasi dan kondisi yg realistis yang harus dicermati. Dan aku belajar banyak, dari pernikahan saudaraku, sahabat2ku, dan patner2 dakwahku…

Bidadari,..
menikah adalah sunnatullah dan sunnah Rasulullah bagi setiap muslim. Ya, tentu saja, karena akhwat adalah tulang rusuk yang bengkok. Harus ada yang meluruskannya dn penuh kesabaran kalau tak ingin patah. Pernikahan sepasang aktivis dakwah haruslah karena dakwah (terlepas dari berbagai fenomena yang ada saat ini sperti VMJ, atau hubungan tanpa status). Dan saat menikah di jalan dakwah, maka proyek dakwah dalam keluarga adalah konsekuensi dari pernikahan para aktivis.

Namun bagi akhwat, ada banyak hal baru yg membuatnya harus berada dalam dunia yang mungkin berbeda. Tak jarang menghentikan sementara gerak langkahnya (terlebih saat buah hati telah hadir dalam kehidupannya). Namun ini hanya sementara, sampai jundi kecilnya mulai bisa diajak berjihad. benarkah ???
Maka menjadi amanah bagi keduanya untuk saling mengingatkan, agar mujahidah dakwah tidak seperti burung yg patah sayap.

Aku yakin engkau tahu benar bidadari, bahwa sebagai akhwat aktivis dirimu memiliki banyak potensi. Kemampuan manajerial, strategi dakwah, membina, kaderisasi, dan banyak hal lainnya yang sebenarnya tidak terbatas. Apakah harus berakhir di gerbang pernikahan? Meski ada amanah lain yang juga tak kalah menantangnya, menjadi madrasah terbaik, bidadari terbaik di rumahnya.

Entahlah, kadang tanya ini tak berujung jawaban. Satu hal yang pasti harus terus kita benahi adalah sebuah sistem yang terbaik untuk mengelola potensi para umahat. Dan tarbiyah sebenarnya telah menjadi wasilah yang tepat. sehingga kepak sayap itu akan terus berkembang dengan dua kekuatan besar (suami dan istri) dalam sebuah rumah tangga yg tak ubahnya bagai sebuah markas jihad. Bagai sayap burung, ia kan terus terbang lebih tinggi. Tak kenal henti, karena ada tujuan bersama yang begitu indah… Jannah dan pertemuan dengan-Nya.

Bidadari, sungguh…, tidak ada yang membedakan usia perjuangan dakwah akhwat dan ikhwan. Mungkin bentuk dan kadarnya saja yang berbeda. Namun semangat dan gelora jihadnya tidak boleh berbeda. Karena kelak dihadapan Allah, hanya ketaqwaanlah yang membedakan. Bukan gender, suku, rupa seseorang.

Dan aku tidak mau mengalah, tidak mau sayapku patah sebelah, juga tidak mau berhenti berfastabiqul khoirot dgn teman-temanku, walau aku sudah menikah. masa kalah ama yg jomblo..? :p
*Duuuh…. Nih kepala terbuat dari apa sih?..geregetan sendiri.
 
Barakallahufiikum
semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar