Bismillaah..
Sahabat2ku..tahukah engkau,
Di bumi jihad para nabi bernama palestina, bayi-bayi mungil yg tidak berdosa itu, anak-anak kecil yg polos itu, yg bersimbah darah dan kita anggap sudah mati itu…..mereka tidak mati ! tidak. Demi Allah mereka tidak mati. Tapi mereka abadi, abadi di surgaNya (aamin dan insyaAllah).
Sahabat2ku..tahukah engkau,
Di bumi jihad para nabi bernama palestina, bayi-bayi mungil yg tidak berdosa itu, anak-anak kecil yg polos itu, yg bersimbah darah dan kita anggap sudah mati itu…..mereka tidak mati ! tidak. Demi Allah mereka tidak mati. Tapi mereka abadi, abadi di surgaNya (aamin dan insyaAllah).
Mereka
menjadi saksi nyata dan mengalami sendiri bagi timah-timah panas yg dipaksa
merobek tubuh ayahnya dan menjadi saksi syahidnya para mujahid yg melindungi
tubuh mungil mereka. Dengan mata terpejam dan senyum teduh diwajahnya, mereka
bicara pada kita, pada semua umat islam di seluruh penjuru dunia.
‘Hai
saudara-saudaraku sekalian, tidakkah kalian lihat kami wahai mukmin? Tidakkah
kalian melihatku yg menjadi korban bagi kebiadaban Zionis..?”, dan kita Cuma
bisa diam, membisu, tanpa bisa berbuat apa-apa meski kita mendengar ratapan
mereka.
“Apakah
yg telah kalian lakukan setiaphari ketika melihat kami menjadi mayat..?
sedangkan para mujahid disini, di bumi Allah bernama palestina ini mereka
selalu menjadikan kematian kami sebagai api pengobar semangat bagi perjuangan
tanpa henti. Bahkan hanya untuk memberikan bantuan makanan bagi kami saja
kalian enggan. Kami bicara atas nama kemanusiaan, jika kalian benar-benar
mengaju sebgai manusia. Kami bertanya kpd kalian, dimanakah nurani kalian
diletakkan? Blokade Gaza telah menyengsarakan kami selama bertahun-tahun wahai
mukmin padahal ini adalah tanah moyang kami..!”.
Lalu
kita disini hany abisa menangis, menangisi bayi-bayi tak berdosa yg dibantai
itu. Kita semua telah mendengar jeritnya, telah melihat dari tayangan-tayangan
media, bahwa bayi-bayi itu bicara kepada kita dengan mata terpejam dan senyum
keteduhan diwajahnya. Tidakkah engkau mendengar nya…??
Dengarkan,
mereka bicara lagi pada kita:
“Lihatlah di lubang tubu kami ini wahai mukmin ! lihatlah darah yg melumuri tubuh kami ini wahai mukmin ! kami bicara pada kalian atas nama ukhuwah islamiyah jika kalian masih percaya pada hadist rasulullah, bahwa tubuh kami ini, tubuh yg bersimbah darah dan penuh luka menganga adalah tubuh kalian juga wahai mukmin..!”.
“Lihatlah di lubang tubu kami ini wahai mukmin ! lihatlah darah yg melumuri tubuh kami ini wahai mukmin ! kami bicara pada kalian atas nama ukhuwah islamiyah jika kalian masih percaya pada hadist rasulullah, bahwa tubuh kami ini, tubuh yg bersimbah darah dan penuh luka menganga adalah tubuh kalian juga wahai mukmin..!”.
Dan
kita.., semua umat muslimin di seluruh penjuru dunia mendengarnya. Sebagian
ada yg justru tertawa, sebagian ada yg
mencucurkan airmata, dan sebagian ada yg berjuang dengan harta dan jiwanya.
“Demi
Allah wahai mukmin ! kami adalah bayi-bayi tanpa dosa yg menjadi korban dan
tumbal keberingasan kaum laknat Yahudi. Tapi kalian malah sibuk berdamai dengan
mereka. Kalian mengadakan kerjasama
dengan mereka. Kalian mengkonsumsi produk-produk mereka yg sebagiannya dipakai
untuk melubangi tubuh-tubuh kami. Semoga Allah mengampunimu wahai mukmin,
semoga Allah mengampunimu, semoga Allah mengampunimu..!”.
“Telah
sampaikah kepadamu kalam Allah ini, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran.
dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah
kemenangan yang besar “ (Qs.At Taubah, 111).
Dan sebelum
meninggalak jasadnya, lidah bayi-bayi itu mengakhiri ucapan terakhirnya dengan
sebaris kalimat tanya:
“Tidakkah ayat itu menjadi renungan buatmu wahai saudaraku mukmin…???”
“Tidakkah ayat itu menjadi renungan buatmu wahai saudaraku mukmin…???”
Barakallahufiikum,
Renungan untuk kita,
Renungan untuk kita,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar