Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM
'Singgasana Harta'
Bismillaah,
" Hai orang-orang yg beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi" (Qs.Al Munafiquun, 9).
Tulian singkat adalah ini adalah kisah imajinatif persahabatan antara dua sahabat yg bernama HARTA.
Harta pertama tertawa lebar..’Ha ha ha…’, mulutnya menganga dan menertawakan temannya yg bernama harta kedua. Harta kedua tampak cemberut dan tidak suka.
Harta kedua berkata, “Kau memang beruntung. Tapi janganlah menertawakanku seperti itu. Bisa jadi suatu saat kau akan menjadi seperti diriku. Dan bisa jadi pula aku akan menjadi seperti dirimu..”.
“Ah tidak mungkin, tidak mungkin. Kau jangan mengada-ada dong teman. Apa kau tidak melihat keadaanku sekarang heh..? aku berkuasa penuh atas hidup si fulan yang serakah itu. Korupsi, menipu pajak, menaikkan BBM, semua itu membuat si fulan makin kaya raya. Itu artinya aku telah menguasai hatinya. Ia tak akan mampu bisa hidup tanpa diriku. Aku telah menaklukkannya. Aku menang ! ha ha ha…”, tawa si harta pertama makin membahana.
“Saat ini kau memang menang dan ucapanmu juga benar. Memang saat ini kau sedang Berjaya. Kau yang menjadi raja dan si fulan itu adalah budakmu. Dan sebaliknya aku sedang bersedih karena si fulan yg bertakwa itu hanya meletakkanku dalam genggamannya. Aku hanya dijadikan budak yang diperintah seenaknya. Aku hanya diletakkan di panti asuhan, dimasukkan ke kotak amal yg sempit, sumbangan untuk yayasan, digenggamkan pada tangan-tangan lusuh para pengemis. Yaa aku tak berdaya. Tapi kau juga harus tahu bahwa hati manusia bisa terbolak-balik…”.
Kata-kata harta kedua itu membuat harta pertama terdiam bungkam. Harta pertama jadi kebingungan sendiri dan tak mengerti maksud ucapan harta kedua.
Lalu harta kedua melanjutkan, “Bisa jadi karena jumlahku hanya sedikit maka aku dijadikan budak. Tapi kalau ingat kisah cerita Tsalabah si penggembala itu, aku berharap nasibku sama dengan kambing-kambing gembalaannya itu. Dan aku berharap jika engkau tetap berjaya seperti sekarang ini, semoga kamu tidak akan mengalami seperti kisah Qarun, yg dengannya Allah mengubur dia hidup-hidup dengan menenggelamkan hartanya kedalam bumi..”. (*Kisah tentang Tsalabah akan saya posting menyusul suatu saat).
“Jadi kau ingin mengatakan bahwa jika jumlahku berkurang dan si fulan yg kukuasai itu mengalami kebangkrutan dan kemiskinan, maka dengan segera aku berubah menjadi budak..?”.
“Benar. Tapi mungkin kamu tidak menjadi budak seperti diriku ini, yg hanya diletakkan di genggaman tangan orang miskin atau di tempat-tempat amal kebaikan, tapi kamu mungkin akan dicaci maki dan dibodoh-bodohin oleh si fulan. Tapi semua tergantung pada tingkat ketakwaan si fulan, sejuh mana kecintaannya kepada kita. Karena sebenarnya kita ini hanyalah ujian yg ditrurunkan untuk menilai kadar keimanan seseorang…”, ungkap harta kedua dengan bijak.
Dan kini mereka sama-sama terdiam. Pikiran masing-masing dipenuhi tanda tanya dan harap-harap cemas menunggu nasib mereka selanjutnya.
Dan tulisan ini saya tutup dengan mengutip tiga hadist rasul berikut:
"Yang dinamakan harta kekayaan bukanlah banyaknya harta benda tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati)” (HR. Abu Yu'la).
“Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka” (HR. Al Bukhari).
“Sesungguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar maka bagi mereka api neraka pada hari kiamat” (HR. Al Bukhari).
Barakallahufiikum, semoga bermanfaat
TabassuM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar