Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM

Sebelum Cahaya










Bismillaah..

Kuteringat hati yg bertabur mimpi, kemana kau pergi Cinta..?
Perjalanan sunyi yg kau tempuh sendiri, kuatkanlah hati Cinta..
Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja
Yang menemanimu sebelum cahaya,

Ingatkah engkau kepada angin yg berhembus mesra
Yang ‘kan membelaimu Cinta.

Kekuatan hati yang berpegang janji, genggamlah tanganku cinta.
ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri,
Temani hatimu cinta.

(Letto)


Sahabatku..
Pernahkah engkau bangun pagi sebelum subuh, dan setelah mendirikan 2 rekaat sholat subuh kemudian engkau keluar rumah berjalan menyusuri pagi menuju sawah dan menikmati hamparan padi-padi yg menguning..?
Fajar mengintip di ufuk timur menyapa dengan semburat cahaya merahnya. Daun-daun masih basah oleh belaian embun yg jatuh selepas malam. Langit dihiasi awan putih, menggumpal bagai bulu domba. Burung-burungpun mulai berkicau menyambut datangnya mentari. Tanpa terasa seutas senyum menghiasi wajah kita, dan sebuah gumam lirih mengucap..”Subhanallah, indah nian pagi ini “.

Sayangnya, banyak orang masih memilih kembali tidur mendengkur sesudah subuh. Mereka kehilangan pagi yg indah, jarang bertafakur dengan alam untuk sekedar menikmati kuasa Allah dalam penciptaan alam semesta ini.dan julukan si Pemalas pun melekat pada mereka.
Sayang sekali jika kita dikaruniai mata yg utuh tetapi tidak dapat menghayati keindahan ciptaan Allah di alam raya ini, walau sekedar menikmati suasana pagi. Orang buta saja ingin melihat cakrawala, kenapa kita yg bisa melihat utuh dengan dua mata enggan untuk bertafakur dengan alam?

Orang yang buta, seperti yg disebutkan dalam lirik lagu diatas, diumpamakan seperti menempuh perjalanan sunyi, perjalanan yg ditempuh sendirian. Maka, kemudian hati mendorong..Kuatkanlah hati cinta. Karena hanya dengan kekuatan hati mereka akan bisa menyelesaikan perjalanannya yg sunyi. Suka atau tidak suka kita yang melek ini layak disebut buta hati jika tak pernah memahami dan menghayati apa arti penciptaan alam ini, salah satunya adalah adanya sesuatu yg merupakan bagian dari alam ini, yaitu suasana pagi.

Kita sering lupa pada embun pagi yg bersahaja atau angin yg berhembus mesra. Kita terlalu sibuk dengan tidur pulas kita selepas subuh. Terlelap oleh kemalasan dan terlalu menikmati mimpi-mimpi. Sehingga suka atau tidak suka, sebenarnya kita telah berada pada suatu keadaan yg disebut Sebelum Cahaya. Sebelum munculnya sang matahari penerang bumi yg sebelumnya tertutup gulita oleh malam.
Bagi yg mampu bangun pagi dan menikmati keindahan suasana pagi, sebelum cahaya adalah keadaan yg indah, dimana fajar sedang merekah dan udara sejuk embun pagi yg turun masih murni kandungan oksigennya dan bagus untuk kesehatan. Sedangkan bagi para pemalas yg ahli tidur, sebelum cahaya adalah keadaan jahiliyah, gelap tanpa arah, tanpa kehidupan. Karena tidur hakikatnya adalah kematian sementara.

Maka satu-satunya cara untuk merubahnya adalah dengan kekuatan hati yang berpegang janji. Bertekadlah untuk merubah kebiasaan malas bangun pagi dan gemar tidur. Berjanjilah pada dirimu sendiri untuk berubah, mengganti kebiasaan yg buruk menjadi kebiasaan yg baik. Mulailah belajar bertafakur dengan alam, agar kita bisa lebih mensyukuri nikmat Allah yg diberikan kepada kita. Dengan wujud nikmat mata ini salah satunya, yaitu dengan menikmati pagi, menikmati waktu yg senikmat-nikmatnya.
“..karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (Qs.Al baqarah, 152).

Dan jika kita gagal untuk merubah kebiasaan dari malas menjadi rajin maka Genggamlah tanganKU cinta. Yaa..genggamlah tangan Allah, maksudnya berpegang teguhlah pada tali Allah. Bersandarlah pada Allah dan minta tolonglah untuk diberi kekuatan dalam menjalani kehidupan. Allah tak pernah pergi meninggalkan kita, Allah tak akan pergi membiarkan kita sendirian.
Ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri.

Bukankah Allah sendiri yg berfirman”Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu” (Qs.Adh Dhuha, 3).

Nah, Allah sendiri yg berjanji tak akan pergi dan meninggalkan kita, tapi kita sendiri yg tak jarang pergi dan meninggalkanNya.
Maka, sebelum cahaya itu datang..temani hatimu cinta, temani hatimu cinta. Dan selamat mengarungi samudra cinta Allah yang tanpa batas.

Rasa cinta Allah kepada kita manusia adalah ibarat samudra cinta yang maha luas. Yang tak akan pernah habis airnya dan tak akan pernah sampai kita arungi.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang2 terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat” (Qs.Al baqarah, 214).


Barakallahufiikum..semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar