Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM

'Motivasi : Pelangi Cinta Ukhti Rhini



Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualikum warahmatullhi wabarakatuh

Note ini adalah sebuah kisah nyata singkat yang saya tulis secara acak di dalam buku agenda saya. Dan nama Ukhti Rhini adalah BUKAN nama sebenarnya. Cerita dalam note ini sudah tentu saya tulis atas seijin beliau.

Jika hari ini ada sebuah senyuman yang merekah indah dengan hati yang tiada henti berucap syukur, sepasang mata yang berkaca-kaca bahagia, dengan sejuta warna pelangi menghiasi pelupuknya. Maka beliau adalah ukhtiku sayang, ukhti Rhini.. Saudariku satu komunitas dakwah !

Biarkan saya sedikit mengenang pertemuan dengan beliau ini. Mungkin sekitar 2 tahun lalu, saat acara rapat divisi di FDA (Forum Dakwah Al-Falah), saya dari divisi ekonomi takjub dengan semua program divisi keputrian yang dirancang olehnya. Mading, buletin, perpustakaan, pengadaan komputer, liqo dan program-program lainnya disusun sangat skematis dan deskriptif. “Subhanallah.. keren ukhti..! Namanya siapa?”, tanyaku. “Rhini..”, jawabnya singkat.

 Semenjak itu, bersama personel akhwat lainnya, seperti harimau lapar berusaha membangun semua rancangan program-program yang ada. Saya sering menjulukinya, Sang Decision Maker ( Pembuat Keputusan ). Berkepala dingin, tapi keras kepala dan tegas. Sedikit demi sedikit, program-program tersebut terealisasi dengan baik, meski pada awal hanya ukhti Rhini lah yang menangani semua sendiri, memasang dan menulis mading, menulis dan merancang bulletin, dan sebagainya. Dan akhirnya saya diamanahi oleh beliau untuk menulis di Buletin Kampus 2x seminggu sampai sekarang. Good job ukhti.. ;)

 Mungkin karena sama-sama seperti harimau lapar, kami sejalan waktu menjadi sahabat dekat. Saling bercermin, saling mengingatkan dan saling memperbaiki diri. Hal yang dibicarakan?!? Macam-macam, mulai dari program dan anggota FDA, kantor, keluarga masing-masing dan yang tak tertinggal adalah membicarakan tentang masa depan (jodoh).

 Alhamdulillah Allah menghendaki saya menikah lebih dulu meski saya lebih muda 3 thun dari beliau. HIngga saat ini menjelang umurnya mendekati kepala 3, tak pernah sedikitpun kulihat bayangan kecemasan diwajahnya tentang jodoh. Hanya saja suatu kali dia pernah berkata kepada saya: " Jodoh itu datangnya dari Allah. Aku tidak ingin mengejarnya, tapi aku juga tidak akan diam. Keyakinan dalam hatiku tentang 3 rahasia Allah dalam Lauh Mahfuzh tentang Rejeki, jodoh dan mati ada ditanganNya. Kenapa aku meski risau memikirkannya? Selama aku taat kepadaNya, masa DIA tidak akan menolongku..?".

 Subhanallah..Allahu akbar. Sebuah keyakinan yg menghunjam kuat di sanubari tanpa lekang. Inilah akidah yg bak paku bumi, menghunjam dalam ke akar hati. Keyakinan akan jaminan Allah yang tidak akan pernah sedikitpun menzalimi hambaNya. Keyakinan seperti inilah yg mesti dimiliki setiap ikhwan dan akhwat, setiap muslim dan muslimah yang hanya percaya dengan ketetapan Allah Yang Maha Berkehendak.
 Pasti beliau juga akan mengingat, betapa sebuah perjalanan yang panjang dan melelahkan untuk mencapai peristiwa hari ini. Aku belajar darinya, bahwa jodoh, bagaimana pun jalannya, akan terbuka tanpa ada rekayasa. Jika ada tangis dan tawa, maka semua itu adalah proses hidup, yang menjadikan diri kita lebih dewasa, lebih bijaksana dan lebih tangguh.

Perlu saya kasih tahu, sebelum hijrah, ukhti Rhini adalah seorang gadis tomboy, 85% hidupnya dihabiskan dengan berinteraksi dengan teman-teman lawan jenis, sahabat-sahabat yang sering diceritakan kepda saya hampir semuanya laki-laki. Kemudian sejak masuk mahad, dibimbing oleh ustadz-ustadz mahad, sedikit demi sedikit beliau mulai memperbaiki diri. Mengenal istilah hijab, dari jilbab sampai hijab sebenernya.

 Dan akhirnya Allah memperlihatkan kuasaNya kepadaku dan kepada semua orang. Ketika 2 bulan yang lalu, sebuah kata taaruf dari seorang ikhwan  menghiasi hari-harinya. Konflik yang bernama “bebas berkomunikasi” menjadi sebuah kata yang sangat sulit untuk dilakukan. Saya sering tersenyum sendiri, ukhti rhini beberapa kali membelikan saya pulsa, untuk memfasilitasi diri berkomunikasi dengan seseorang yang akan menjadi suaminya ini. Memang ikhwan calon suaminya ini adalah sahabat saya satu profesi kerja.

 Tekad menjaga hatinya, terkadang membuat saya bersikap konyol, dan berkali-kali menegur dirinya untuk sedikit memperlunak prinsipnya itu. Terus terang, saya sendiri saat itu pun belum 100% syari dalam hal hijab, masih sama-sama belajar. “Jika ukhti ingin pernikahan barokah, maka lakukanlah dengan jalan yang memenuhi syariat Islam. Jika kita belum bisa seideal mungkin, maka berusahalah memperbaiki di kesempatan berikutnya”, ujarnya berkali-kali kepada dirinya sendiri. Saat itu saya hanya bisa mengangguk dan membayangkan, have I ready?

 Ukhti Rhini seorang yang ekstrovert, hypergengsi ,bersatu dengan Dimas (bukan nama sebenarnya) yang introvert hyper_mikir_sendiri :D, membuat hubungan ini kelihatan manis dan lucu. Geli rasanya, jika saya ingat proses2 awal sebelum terucap kata taaruf dulu. Keduanya secara diam-diam, ternyata saling mengutarakan niat, tapi tidak pernah menyebutkan siapa sang ikhwan dan siapa sang akhwat. Sampai-sampai Ustad Andry, berkali-kali berucap: “Yang ikhwan maju mundur mikir ekonomi lah, ini itulah.. Yang akhwat sama, maju mundur.. katanya nunggu ikhwannya dulu”. Wadoohh…

 Waktu itu, saya sedang berlibur di jogja, melalui telpon, Dimas mengamanahi saya untuk menyampaikan niatnya untuk taaruf dengan ukhti Rhini. Alhamdulillah.. sejak itu akhirnya taaruf pun dilaksanakan. Dimas ditemani oleh ustadz Andry, sedangkan ukhti Rhini langsung didampingi oleh Abah dan Uminya (saya hanya pemantau dari jauh hehe). Proses pun berjalan sedikit demi sedikit, meski dengan hambatan di sana sini, tapi insyaAllah saya yakin keduanya telah sama-sama berusaha kuat untuk tetap menjaga kesyarian dalam setiap langkah. Semoga prosesnya barokah ya ukhti..:)

 Alhamdulillah.. saat membuat tulisan ini, kira-kira tinggal sebulan lagi acara akad akan dilangsungkan. Semoga menjadi keluarga yang mawadah barokah dan warahmah ya ukhti.. Doakan selalu teman-teman yang lain untuk juga mendapat seseorang yang terbaik untuk menggenapkan setengah dien ini.
 Ukhti tetap temani ana yah…?? Tetap saling mengingatkan akan syariat Allah..?! Ana uhibuki fillah ukhti sayang… :)

Barakallahufikum
Wassalamualaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar