Musik ini pengantar bacaanmu di blog RDM

'Sakinah Mawadah wa Rahmah'


 Bismillaah.

Sahabatku..
antum mungkin sudah sgt hafal di luar kepala dgn firman Allah di surat Ar Ruum ayat 21. Bahkan kebanyakan undangan pernikahan yang kita terima, tertulis di sana dengan tinta emas. Namun sayang byk mereka tak mencoba menghayati maknanya:

" Dan diantara tanda2 kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian dari anfus (jiwa- jiwa) kalian sendiri, azwaaj (pasangan hidup), supaya kalian bersakinah kepadanya, dan di jadikanNya diantara kalian mawaddah dan rahmah. sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda2 kekuasaanNya bagi kaum yang berpikir"

Kata2 pertama di ayat tsb tentang pernikahan dua orang manusia adalah min anfusikum, yg maknanya 'dari jiwa-jiwa kalian'.

Ya…pertama adalah kesejiwaan. Persamaan visi dan misi dalam membangun rumah tangga. apa itu? yaitu 'komitmen kepada Allah dan agamanya', sehingga rasulullah menganjurkan kita ketika memilih calon pendamping hidup untuk mendahulukan agamanya drpd harta, tampang dan nasab.

Yang kedua dari ayat ini, Allah menjelaskan 'azwaajan',yg artinya pasangan hidup. Di ayat tersebut mengatakan setelah ada kesejiwaan, ayat itu langsung menunjuk kepada suami istri. inilah komitmen dasarnya.
Jika komitmen dlm menikah adlh Allah dan agamanya, insyaallah itulah bekal utama untuk menggapai rumah tangga bahagia.

Selama ini kita slalu berpikir, bahkan terdoktrin, bhwa kita harus selalu mencari pasangan yg tepat, sesuai dgn kriteria kita.
maka sya bertnya, 'memangnya pasangan yg tepat itu seperti apa sih...?? sesuai dan tepat dgn kriteria kita? Jika kita mematok pasangan yg kaya, tampan/cantik, sarjana, dll.. dan jika itu kita dapatkan, apkh itu yg dikatakan kriteria yg tepat dan sesuai keinginan???'. hadewh...

Yg tepat dan sesuai dgn kriteria kita belum tentu tepat sesuai dgn ketetapan Allah kan? tapi yg datang dari ketetapan Allah itu sudah pasti sesuai dgn kriteria kita. Jika kita merasa tidak sesuai dgn pilihan Allah maka itu artinya kitanya saja yg belum bisa ikhlas menerima takdir ketetapannya. Iya gaaaaakkkk??? :p

kenapa kita tidak merubah mindset itu? tidakkah terpikirkan oleh kita untuk menjadikan orang yg sudah ada disamping kita yg memang hebat itu menjadi orang yang tepat...? hmmm.

Ya…." Menjadikan" bukan sekedar " Mencari ".
Ada dua hal di dunia ini, Menikahi orang yang kita cintai atau mencintai orang yang kita nikahi. Yang pertama adalah kemungkinan namun yang kedua adalah keharusan.
*yang kayak gini dah sering dibahas yak..? :)

Setelah pasangan hidup, di ayat tsb dikatakan “supaya kalian tentram, tenang padanya”. Litaskunuu ilaihaa.
Artinya, Allah menjamin pernikahan yg dimulai dengan kesejiwaan, maka otomatis suami istri akan merasakan ketentraman terhdap pasangannya. Tentram krn gejolak syahwat telah menemukn saluran yg halal dan thayyib, tenang karena ada sahabat lekat yg siap mendukung perjuangan. Itulah mengapa pernikahan disebut separuh agama. Baru separuh lho ya, separuhnya lagi dijalani berdua sampai akhir hayat..hehe

Selanjutnya adalah mawaddah. Yang harus di usahakan dan diupayakan serta diproses yaitu mawaddah, cinta, love, si daun waru, hehe...

Kenapa kata mawadah ada dibelakang sakinah? inilah rahasianya: bhwa pernikahan itu TIDAK HARUS berawal dari CINTA. tapi yg pertama dan utama adlh seprti di awal ayat yg sy jelaskan diatas, yaitu Kesamaan jiwa atau komitemen dlm menikah.

Seperti cinta kita pada Allah yang merupakan buah dari ikhtiar kita, mengapa kita tidak mengupayakan saja cinta kita pada ‘dia yang di halalkan’ untuk kita.

Berkaitan dgn hal inii sya jadi ingat novel Ayat-Ayat Cinta, dimana Fahri berkata kpd Nurul bgini: 'Bangun, proses dan usahakan cintamu pada yg memang seharusnya kamu cintai, yaitu suamimu kelak. Karena cinta sejati ada setelah ikatan suci yang menghalalkan, yaitu pernikahan'.
Nah lho..mau bilang apa..??? :p

Setelah mawaddah, yg terakhir adlh rahmah.
Ini juga cinta lho, bukan cuma sekedar kasih dan sayang.
Cinta yang bagaimana? yaitu cinta yg memberi tanpa meminta, berkorban tanpa tuntutan, bersedia tanpa menunggu, pokoknya cinta yg romantis banget kalo bahasa orang pacaran mah hehe.. :p

Sungguh mulianya alquran..
Tak ada kitab yg mampu menandingi dgn bahasa sastra seperti ini.
Dari satu ayat saja byk pelajaran bisa di ambil, berjuta manusia bisa merasakan bahagia, beribu Negara aman tenteram dan damai, karena komponen dasar pendukungnya adalah rumah tangga penduduknya yg bahagia, sakinah mawaddah wa rahmah yang di bangun di atas dasar aqidah...

Lha gimana indonesia ini mau damai dan jauh dari bencana, lha wong anak mudanya pada gemar sekali maksiat dgn pacaran, setelah kelak menikah dan menjadi orgtua otomatis generasi penerusnya (anak2nya) jg akan melanjutkan tradisi orangtuanya ketika muda yaitu gemar pacaran., iya apa iya...??! :B


Mungkin ada prtnyaan: 'Lalu knapa banyak sekali pernikahan yang error skrang ini..? bayak perceraian yg terjadi...?'

JAwabnnya: Karena biasanya mereka memulai alur pernikahannya juga error. Plotnya kacau balau. Pernikahan mereka tidak dimulai dengan kesejiwaan dan salah dlam berkomitmen awal, tapi mendahulukan mawaddah (cinta).
Sebelum menikah mereka sudah menikmati cinta yg romantis. Entah apa namanya, pacaran, TTM, HTS. Semuanya itu adalah mawaddah. Tanpa melalui proses sakinah lebih dulu, maka pantaslah jika Rahmah (kasih syang) itu hilang alias cerai.

Bisa dipahami ya sekarang....? :)

Dan karena hal itu..
Untuk anda yg mengaku para aktivis dakwah...
engkaupun harus berhati-hati : Jangan salah, syetan tidak pernah kehabisan cara menyimpangkan manusia dari jalan ilahi sejauh2nya.
Jangan sampai niat suci antum terkotori oleh hal2 yg tidak seharusnya dilakukan sbelum benar2 menikah. Perhatian, kado, bunga, coklat, kedekatan, khalwat, pandangan. Itu semua mawaddah, cinta, love...
Bahkan SMS atau misscall tahajud, hadiah buku dan kaset nasyid, dan seterusnya,jika itu kau lakukan utk sesorg yg bukan siapa2mu, walaupun sudah dlm tahap taaruf, tp semua itu adlah mawaddah.
Bentuknya saja yang beda, yang satu bunga dan coklat valentine yang lain buku dan kaset dakwah. Tetapi sensasi yang dirasakan oleh pemberi dan yang menerima sama : mawaddah. hehe iya kan? ngaku waelah...:p

Nah saudaraku, hati-hatilah dengan mawaddah. Biasanya meski engkau aktivis dakwah, memulai dgn kesejiwaan, tapi coba-coba mencicipi mawaddah sebelum waktunya maka akan membiaskankan makna kesejiwaan itu dan membuat segalanya berantakan. TRUST ME...hehe :B

Dan sbgai penutup tulisan ini, aku sertakan sbuah kalimat MOTIVASI DAN RENUNGAN: 'Celakalah bagi mereka yang menikmati mawaddah sebelum waktunya...!'

Pahami maknanya yg tersirat yak, selamat berproses saudaraku..

barakallahufiikum..semoga bermanfaat
Jabat erat dan salam hangat..

- SenyuM -


1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum mb ifta, apa kabar?
    Doakan prosesku lancar mbak, :)

    BalasHapus