Patah hati. Patah hilang tumbuh berganti. Begitu kata pepatah. Maka
gantilah dengan sesuatu yang lebih berguna. Karena tak seharusnya kita patah
hati. Karena sesungguhnya ada Yang Maha Menggenggam Hati. Maka kembalikan
segala urusan hatimu padaNya. Yaa…hanya padaNya semata. Inilah moment kita
untuk introspeksi. Moment untuk berkaca diri. Menyembuhkan patah hati bukan hal
yang mudah, tapi juga bukan hal yang mustahil. Ingat-ingat lagi apakah selama
ini kamu udah berusaha berjalan sesuai rel-Nya? Ataukah masih ada sisa-sisa
maksiat pada diri kita?
Semua menemukan moment masing-masing. Begitu juga dengan kamu. Bila
keinginan untuk menyempurnakan separuh dien (agama) itu sudah begitu menggebu,
padahal DIA masih ingin menguji kamu, maka bersabarlah. Bersabarlah dengan
semakin mendekat padaNya.
Kekurangdekatan kepada Allah bisa menjadi pemicu munculnya patah hati.
Tumpahkan seluruh gelisah dan gulanamu padaNya. Karena sungguh, DIA Maha
Penyembuh rasa sakit yang sempat ada karena proses ta’arufmu yang gagal.
Karena sesungguhnya permasalahan patah hati kamu cuma hal yang kecil.
Sangat kecil sekali. Dibandingkan dengan permasalahan besar di luar sana yang
butuh uluran tangan kita.
Kalo kamu sudah menyadari benar tentang hal ini, yaitu konsep jodoh dan
rizky dengan baik dan benar, maka akan ringan hatimu menerima keputusan yang
terjadi dalam hidup. Kamu pun kudu paham bahwa selalu ada skala prioritas dalam
hidup. Menikah memang memiliki nilai separuh dari ad-dien, tapi kalo memang
belum jodoh, apa bisa dipaksa-paksa? Menikah memang bagian dari ibadah kepada
Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW, tapi urusan itu tidak harus menjadi
poros dan fokus kita selalu.
Bahkan sebaliknya, kalo kamu jeli permasalahan jodoh dan patah hati itu
adalah efek samping saja dari sistem hidup yang berlaku di masyarakat sekarang
ini. Kok bisa? Coba kamu baca lagi tentang penyebab patah hati di atas.
Beberapa poin menyebut tentang ketidaksetujuan pihak keluarga untuk punya calon
menantu miskin dan gak punya pekerjaan tetap. Lalu ada juga rasa minder dari
pihak ikhwan yang merasa gak pantas secara materi untuk bersanding dengan
akhwat pujaan. Trus kriteria yang masih ada unsur kapitalis dari pihak ikhwan
yang lebih memilih akhwat cantik dan langsing daripada yang bagus agamanya.
Untuk akhwat sama juga kapitalisnya. Gak mau dapetin ikhwan kalo ia gak kaya
dan mapan.
Ternyata, secara sadar atau tidak, sikap kita masih mengikuti pola
kapitalis. Karena memang sistem inilah yang selama ini di pakai Setan utk mempropaganda
dan diberlakukan pada kita ( manusia ) dan mau nggak mau, sedikit atau banyak,
berpengaruh pada diri kita. Hanya orang-orang yang yang sadar dan penuh
kehati-hatian aja yang bisa selamat dari perangkap sistem rusak dari Setan
durjana ini.
Saudara dan saudariku fillah..Tulisan kecil ini adalah kaca bagi kita untuk
bercermin. Jangan-jangan kita adalah salah satunya. Kalo memang iya, saatnya
sekarang kita introspeksi. Sistem kapitalis ini telah dengan sengaja atau tidak
mempengaruhi sikap dan perilaku kita tanpa sadar. Semoga ada hikmah dari
untaian kata yang ingin saya bagi dengan teman2 semua. Semoga bermanfaat.
Jabat erat dan salam hangat.
Barakallahufikum, semoga bermanfaat
Wassalamualaikum
Barakallahufikum, semoga bermanfaat
Wassalamualaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar