“Jadikanlah aku
pedamping hidupmu.”bisikku pelan.
Tapi lelaki,tempat cintaku berlabuh setahun lebih ini,seperti tak
mendengar.Hari-harinya selalu disibukkan dengan rutinitas di LAB dan
dikampusnya.
Aku tahu semua itu,karena hampir tiap malam aku menunggunya dan
kadang-kadang pagi-pagi dia baru pulang ke kostannya.Kesetiaan,yang membuahkan
kantung yang membengkak dan menggelap dibawah mataku.Kesetiaan yang mengalahkan
penglihatan fisik.Tiap kali kulihat handphoneku sedih dan bimbang sekali kalau
sehari saja dia tidak memberiku kabar.Tak ada yang memahami apa yang
kutunggu.Kecuali Rafli,tempat dimana cintaku bersandar selama ini.Walaupun tak
akan ada kepastian.
Tidak seperti pasangan-pasangan yang lain,dalam angan kebanyakan
orang,kata-kata bual,kata-kata manis dan romantis yang seakan-akan mudah sekali
lelaki ucapkan akan tetapi dia tak pernah terucap kata-kata itu dari bibirnya
yang kecil itu.Meskipun begitu,pertemuan kami rutin.Walaupun hanya sebentar
sekali.Itu juga kalau kami berpapasan jalan.
Disamping dia kuliah,lelaki itu menyempatkan diri untuk mengajar di
mesjid.Meskipun dia sangat sibuk untuk jaga praktikum.Itulah mengapa Rafli
rajin berlama-lama di LAB.
Dan sebagai pasangan yang setia,aku harus mengerti dan memahaminya.Sosoknya
yang ulet,dan pekerja keras,itu yang membuat hatiku makin terpikat.Jatuh hati
kian dalam.Walaupun banyak rintangan dan masalah yang kami hadapi.Karena lelaki
yang selama ini tempat cintaku berlabuh itu sudah memiliki tambatan hati yang
lain.Mungkin itu yang sulit bagiku.Walaupun telah kudengar dari bibirnya,bahwa
dia memilihku.Ratna adalah nama tambatan hatinya yang dulu pernah tersimpan di
hatinya.
Minggu sore itu,dengan pakaian gamis,aku menunggunya untuk mengerjakan
ketikan tugasku.Tapi sudah hampir dua jam lamanya dia tak kunjung
datang.Bimbang dan kesal menyelimuti hati dan perasaanku.
Setelah sholat ashar,handphoneku berdering,ternyata Raflilah yang
menelponku,dia memberi kabar bahwa dia sedang berada di tempat lain.Dan yang
membuat hatiku terbakar dan hancur berkeping-keping dia berkata bahwa dia
sedang berada di salah satu stasiun untuk menjemput tambatan hatinya yaitu
Ratna.
“Bisakah sekarang kamu melepaskanku dan melupakanku dalam hidupmu.”
Kata-kata itu membuatku seperti dipetir disiang hari.
“Tapi kenapa,Rafli ? kamu berbicara seperti itu.Jawabku penuh tanya.
Kalimat konyolnya telah meresahkan jiwaku.
“Aku sekarang menyusulmu ke stasiun?pintaku tegas.
Tapi dia menolak permintaanku,dan dia memberikan tawaran bahwa dia akan
membawa ratna untuk menemuiku.
Malam itu hujan turun deras sekali,mengguyur kota Bandung yang sejuk.Dengan
mengayuh sepeda dan diliputi hati yang gundah gulana ku tunggu mereka di
gerbang kampus Rafli.Hampir setengah jam lebih kumenunggu mereka,tetapi tak
kunjung datang.Dengan menggigil kedinginan dan pikiran negatif
menyertaiku,kusetia menunggunya.Walaupun itu akan sangat melukai hatiku dan
sia-sia saja.
“Jadikanlah aku pendamping hidupmu,kalimat itu tak akan bosan kuucapkan
pada telinganya.Namun kalimat itu akan sia-sia saja bagiku.Dan mungkin itu
hanya impian cinderela saja yang tak akan pernah menjadi kenyataan.
Malam itu,pertemuan kami yang tak kumengerti,karena waktu itu dia
memberikan keputusan untuk berpisah dari hidupku.Ini memang sulit untuk
kuterima tapi ini sudah menjadi kehendak-Nya.Dia memberikan keputusan untuk
berpisah karena ratna telah berbicara kepada orang tuanya Rafli perihal
kedekatan kami selama ini.Sehingga orang tuanya pun tidak menyetujui atas
hubungan kami ini.Aku mengerti.Aku Paham.Rafli memutuskan semua ini.Karena
cinta harusnya saling mengerti,hanya dengan menatap.
“Ya sudah,kalau itu dah jadi keputusanmu,aku terima dengan ridho.Kalaupun
kita berjodoh Insya Allah pasti kita akan dipertemukan dan dipersatukan-Nya
kembali dengan cara yang baik.”Pintaku dengan derai air mata.
Kalimat ini sulit sekali kuucapkan,aku menatapnya dengan perasaan
terjerembab.Sekaligus merasa beruntung karena aku telah diberi kesempatan untuk
mencintainya walaupun aku tak akan pernah memilikinya.
“Aisyah,aku juga bingung atas persolan ini,karena aku tidak bisa melepasmu
dan lebih memilihmu.”Katanya pelan.
“Tapi ini tak mungkin,karena orang tuamu tidak merestui kita.Ingat Ridho
Allah terletak pada Ridho mereka lebih baik sekarang turuti saja permintaan
mereka dulu.”Pintaku tegas.
Tanpa sepengetahuanku diam-diam Rafli sedang berusaha mempertahankanku
dihadapan orang tuanya.Selama itu,aku tak pernah lelah mengungkapkan dan
menyatakan “Betapa aku ingin menjadi bunga dihatimu disetiap jalan untuk selalu
bersamamu.”
Rafli tak pernah menjawab keinginanku.Aku menenangkan diri dengan berbagai
pikiran positif.Tapi kesabaran akan penantian,boleh jadi hanya milikku
selamanya.
Begitu banyak lelaki yang menyodorkan cintanya,kata-kata manis yang mudah
terucap dari bibir mereka,”Ukhti Maukah kamu jadi pendamping hidupku” tp kepalaku semakin terlatih menggeleng dan melahirkan helaan nafas dengan
berucap”Afwan,aku belum siap untuk nikah.”kalimat itulah yang keluar dari
mulutku.Karena aku hanya menginginkan kalimat tersebut keluar dari bibir Rafli.
Tapi selalu saja kutemukan nilai nol dan negatif pada mereka.Ramdan terlalu
gaul karena dia anak band dan sifatnya kekanak-kanakan jadi belum pantas dia
menjadi seorang pemimpin yang harus memikul sebuah tanggung jawab.Rifky,terlalu
aktivis dan matematis buat seorang Aisyah yang pecinta rumah.Sementara Fauzi
terlalu banyak kelebihan,untuk seorang Aisyah yang baru mendalami islam karena
dia lulusan dari Mesir.
Hanya Rafly,yang ulet dan cerdas,yang membuat semua nilai plus,bahkan dalam
kesederhanaannya.
Hanya Rafly,yang selalu memberikan pemandangan yang membuatku jatuh
hati,lagi dan lagi.Dengan berkali-kali mengungkapkan harapanku.Tak pernah aku
bosan membisikkan kalimat itu ke telinganya.
“Jadikanlah aku pedamping hidupmu.”menjadi bunga penyejuk dihatimu disetiap
jalan untuk selalu bersamamu.”
Tapi kalimat itu hanya terbawa angin dan hilang tanpa bekas dilangit
sana.
TAMAT.
Endingnya sengaja
saya gantung..silahkan menebak-nebak sendiri ending kisah diatas.
atau ada yg mau menyambung ke bag. 3??? Silahkan..^.^
atau ada yg mau menyambung ke bag. 3??? Silahkan..^.^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar