Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillaah..
PROLOG: Sebelum membaca tulisan ini ada baiknya kalian melihat gambar pictnotenya. gambar apa? CERMIN. Yaa itu adalah gambar cermin. lalu saya sarankan kalian untuk bercermin sebentar di rumah kalian, amati wajahmu baik-baik, pandang tajam lekat-lekat, jika sudah...tanyakan pada hatimu: berapakah kira-kira kamu menilai tampangmu !
Sudah selesai...? Jika sudah, silahkan baca tulisan dibawah ini:
--------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillaah..
PROLOG: Sebelum membaca tulisan ini ada baiknya kalian melihat gambar pictnotenya. gambar apa? CERMIN. Yaa itu adalah gambar cermin. lalu saya sarankan kalian untuk bercermin sebentar di rumah kalian, amati wajahmu baik-baik, pandang tajam lekat-lekat, jika sudah...tanyakan pada hatimu: berapakah kira-kira kamu menilai tampangmu !
Sudah selesai...? Jika sudah, silahkan baca tulisan dibawah ini:
--------------------------------------------------------------------
“
Dindaaaaaa…banguuuun…”,,lengkingan Ibu terdengar sayup-sayup di telingaku. Ada
apa sih? Orang masih mengantuk kok dibangunkan segala?
“ Iya..”,
kujawab lengkingan Ibu dengan lemah. Huaaa..susahnya mata ini untuk
terbuka,,berat sekali rasanya. Gara-gara begadang semalaman kali ya,makanya
sehabis sholat subuh tadi aku sengaja membaringkan tubuhku lagi., di dalam tidurku
masih sempat diriku berpikir.
Semenit...Dua
menit..Tiga menit...
”
Dindaaaaa....banguuuun...”, terdengar lagi lengkingan Ibuku, dirinya sadar,
anaknya masih terbuai di alam mimpi.
”Huah..Iyaaaa..”,
suaraku terdengar lebih kencang, tetapi mataku tetap terkatup.
Malasnya
bangun pagi-pagi, kalau bukan karena hari ini kuliah pagi diriku pasti sudah
melanjutkan mimpi dari tadi. Dengan mata masih tertutup aku duduk di atas
kasur, meregangkan tangan dan kaki, lalu melangkah gontai keluar kamar.
Byuurrr...sayup-sayup terdengar suara air yang
berasal dari kamar mandi. Berarti adikku masih mandi. Sambil menunggu, diriku
merebahkan diri diatas sofa, ikut menonton acara yang sedang ditonton Ibuku.
Sebuah acara ceramah pagi di salah satu stasiun TV swasta.
Topik yang
dibahas di acara tersebut cukup menarik, tentang “Kriteria mencari Pasangan
Hidup”. Mataku terpaku pada acara tersebut, padahal masih diserang kantuk
yang luar biasa.
Aku terus
menatap ke ‘benda kotak’ yang bersuara itu, mendengarkan dengan serius kandungan
yang terdapat pada acara tersebut. Tiba-tiba, salah satu yang berceramah
mengeluarkan sebuah kalimat yang cukup membuat hatiku tersambar...
" Kalo nyari suami, harus liat dulu
kitanya bagaimana, kalo mau dapet suami yang shaleh, kitanya juga harus
shalihah, kalo mau dapet suami yang tampan, kitanya juga kudu bisa mengimbangi,
Jangan kalo kita sendiri tampangnya point 6,2 masa mau dapet suami yang
tampangnya point 9..? ya gak bakalan dapet, seenggaknya nyari yang point 6
kek...”
Jegerrrrrr..!!
Sakit...mendengarnya hatiku sungguh sakit, sungguh keterlaluan sekali yang
berceramah, dengan kesal aku beranjak dari sofa dan bersegera menuju kamar
mandi.
"Apa
maksudnya ia berkata seperti itu..? Point 6,2..? Mengapa tampang manusia
dinilai-nilai begitu? sungguh keterlaluan..! Hanya Allah yang boleh menilai
manusia. Kalau soal keimanan atau ilmu agama sih aku memang bisa menerima, toh
Allah juga berfirman demikian dalam Al-Quran, tapi mengapa tampang? Sungguh
menyakitkan kata-katanya itu.. itu hanya akan melemahkan mental orang!" Diriku mengomel sendiri dalam hati.
Diriku
berkaca di depan cermin, dan berpikir...
Bagi penceramah itu tampangku ini akan dinilainya berapa? Bisa saja dia memberikan nilai 5. Tapi memangnya siapa dia? Merasa hebat bisa menilai tampang manusia, Allah kan sudah menciptakan bentuk manusia dengan sebaik-baiknya, dan dengan gampangnya dia menilai-nilai, berasa dirinya baik apa?
Bagi penceramah itu tampangku ini akan dinilainya berapa? Bisa saja dia memberikan nilai 5. Tapi memangnya siapa dia? Merasa hebat bisa menilai tampang manusia, Allah kan sudah menciptakan bentuk manusia dengan sebaik-baiknya, dan dengan gampangnya dia menilai-nilai, berasa dirinya baik apa?
Tidakkah ia
tahu bahwa Allah telah berfirman : “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)
Nah, apakah
ia akan mengingkari firman Allah ini..? kalau dia menilai tampang manusia
dengan memberi point2 tertentu dengan angka seperti itu, maka semua tampang
manusia seharusnya pointnya adalah nilai tertinggi yg ada yaitu 10 atau 100
karena Allah yg menciptakan manusia. Sungguh, amat sangat mudah bagi Allah
menciptakan seluruh manusia di dunia ini dengan wajah yang cantik atau tampan
semua. Tapi dengan begitu, kita jadi sama. Tak ada pembeda antara manusia yg
satu dgn yang lain. Satu-satunya pembeda antara manusia hanyalah ketakwaannya
kepada Allah.
Sungguh
kesal hati ini, kesal, teramat kesal. Juga menyesal. Mengapa aku harus
mendengarkan ceramah itu. Bodohnya!
Kecemasan menyergapku. Melilitku dan memaksa diriku untuk berlutut padaNya.
Kecemasan menyergapku. Melilitku dan memaksa diriku untuk berlutut padaNya.
"Tampangku
ini biasa saja, apa akan ada yang mau denganku..?" Kataku dalam hati.
Pertanyaan
itu terngiang-ngiang bersahut-sahutan didalam hati. Bergaung menggetarkan
nurani. Membuatku terus cemas, dibalut ketakutan.
*******--------------******
Keesokkan
harinya, diriku pergi keluar kota bersama keluargaku. Menuju rumah nenek, Ibu
dari ayahku.
Selama
berada di kota itu, diriku banyak melihat banyak pasangan muda bertebaran di
setiap sudut kota itu. Maklum, kota besar. Diriku mencocokkan pendapat si penceramah
itu dengan kenyataan yang kulihat sekarang. Ah, pendapat si penceramah itu
tidak sepenuhnya benar, banyak pasangan yang terlihat amat kontras. Tapi
dimataku mereka semua tampak sama, manusia memang sama, tidak ada yang lebih
baik atau lebih buruk. Diriku merasa mulai tenang. Toh jodoh ditangan Allah,
pikirku optimis.
Sebelum
pulang, nenekku berkata lembut sambil tersenyum...
”Cucu nenek
sudah besar ya, nenek baru sadar kalo nenek punya cucu secantik ini...”
Sontak
semuanya yang sedang berkumpul tertawa, Ayah langsung menyahut bangga..
”Iya dong! Bener kan ya Nek, Dinda tuh emang cantik..”, nyengir Ayah terlihat lebar dari sudut mataku. Aku tersenyum nunduk dan malu.. kata hatiku: akhirnya ada juga yg mengatakan aku cantik..*Perempuan, dimana-mana selalu tersanjung jika dipuji*.
”Iya dong! Bener kan ya Nek, Dinda tuh emang cantik..”, nyengir Ayah terlihat lebar dari sudut mataku. Aku tersenyum nunduk dan malu.. kata hatiku: akhirnya ada juga yg mengatakan aku cantik..*Perempuan, dimana-mana selalu tersanjung jika dipuji*.
Buk! Tinjuan
melayang di punggung ayahku. Memang sudah biasa seperti itu, aku dan ayahku
akrab selayaknya teman. Diriku paling kesal dipuji begitu, apalagi oleh ayah,
makanya diriku melayangkan tinjuan itu tanpa ampun.
“Yeee
dipuji kok gak mau!”, Ayah menggoda.
“Cieee..yang
udah cantik mah beda..”, Adikku ikut membuatku panas.
“Iiiih..naon!!
geleuuuuh...”, aku berteriak kesal.
Ya,
setidaknya mereka berkata seperti itu karena mereka keluargaku, tidak mungkin
mereka berkata “Kamu jelek!”, walaupun memang begitulah kenyataannya.
*********------------*********
Setiap
bertemu akhwat berjilbab, diriku selalu berucap dalam hati..
“Subhanallah..cantiknya..”
Diriku
selalu minder bila bertemu akhwat berjilbab. Ya, apalagi yang memang bisa
dibilang cantik.
Aku bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan mereka itu. Keimanan dan penampilan jelas kontras terlihat. Tak jarang mata ini berkaca jika mengingat ucapan penceramah itu.
Aku bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan mereka itu. Keimanan dan penampilan jelas kontras terlihat. Tak jarang mata ini berkaca jika mengingat ucapan penceramah itu.
“Kalo mau
dapat suami yang tampan, kita juga harus bisa mengimbangi. Kalo tampang kita
point 6,2 jangan mencari yg tampang point 9..”
Aah,,siapa
pula yang meminta untuk dilahirkan dengan fisik yang buruk, tidak ada, fisik
yang Allah berikan sekarang ini sudah sebaik-baiknya, bukan keinginan kita.
Wajah kita yg sudah diciptakan Allah ini sudah sangat baik dan sempurna,
tinggal kita bisa mensyukuri atau tidak. Wajah yg tampan adalah anugrah, wajah
yg cantik juga anugrah. Tapi keduanya juga merupakan ujian. Kalu si empunya
wajah tidak bisa mensyukuri maka wajah tampan dan cantiknya hanya akan menjadi
fitnah.
Lupakan
ucapan orang itu..! Lupakan...!
Masih berkecamuk hati ini.
Bisakah ikhlas menerima?
Masih berkecamuk hati ini.
Bisakah ikhlas menerima?
Hmm..kalo dipikir2 tega juga ya tuh
yang ceramah bilang begitu,,bikin kita2 yang bertampang biasa jadi cemas ajeh..huuuu...
Tenang
ajalah..masalah jodoh mah in Allah’s Hand..hha..maksudnya ditangan Allah...apa
hak kita menentukan kalo yang tampan cocok ama yang cantik, begitupun
sebaliknya?
Lagian
tenang ajaaaaaaa,, masalah jodoh dah Allah tetapkan jauh sebelum kita
lahir,,jadi tinggal tunggu tanggal maennya ajeh! :)
Tak ada yang
mustahil di dunia ini..
Jika kita beriman..dan bertakwa...
(Raihan-Ashabul Kahfi)
Jika kita beriman..dan bertakwa...
(Raihan-Ashabul Kahfi)
Pesenku cuma satu:
Siapapun kamu, baik yg merasa punya tampang pas-pasan atau cakep, punya point 5 atau 9. Semua itu gak penting. Yang penting adalah hati dan ketakwaan kita.
Siapapun kamu, baik yg merasa punya tampang pas-pasan atau cakep, punya point 5 atau 9. Semua itu gak penting. Yang penting adalah hati dan ketakwaan kita.
Cakep atau
pas-pasan tak menjamin kamu akan diridhoi..karena seseorang masuk surga
bukan karena keindahan rupa...
Cakep atau
pas-pas
an tak akan bisa menjadi pembela saat engkau dihadapkan pada pengadilan
Yang Maha Adil.. Ketampanan atau Kecantikan tidak akan pernah bisa menjadi
pemberat amal-amalmu di mizan. Tak juga bisa meringankan azab yang ditimpakan
di hari kemudian..
So,,smile...keep
spirit...Don’t worry be happy....
^__^
^__^
Barakallahufikum..jabat
erat dan salam hangat
Wassalamualaikum
----------------------
Wassalamualaikum
----------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar