Jangan Marah Yaak Sayang..?
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Seandainya Rasulullah berkata,
"Terserah…" ketika Malaikat menawarkan diri untuk membalikkan gunung
untuk ditimpakan kepada kaumt Thaif yang telah menolak, menghina dan mendzalimi
Rasulullah dan para sahabatnya, mungkin tidak ada orang beriman dari kota Thaif,
dan cerita selanjutnyapun akan berbeda.
Kalau Rasulullah Saw kecewa dan marah, dan
menyerahkan sepenuhnya kepada Allah dan malaikat-Nya untuk memberikan ganjaran
yang setimpal, atau seberat-beratnya kepada para penduduk yang membenci dan
mencederainya, maka sejarah tentang keteladanan Muhammad tidak akan terukir
indah dibumi ini. Sebab segala apa yang dilakukan Rasulullah, sejak dari kecil
hingga besar, mulai dari diamnya, kata-katanya, duduk, berdiri dan jalannya,
serta gerak-gerik sekecil apapun adalah kisah-kisah indah yang tak terpisahkan.
Kalau saja masyarakat Thaif benar-benar musnah
setelah ditimbun gunung oleh Malaikat atas perintah Rasulullah dan seizin Allah
SWT, dan masyarakat di kota-kota lainnya melihat apa yang terjadi di Thaif itu,
mungkin mereka yang sebelumnya terpesona dengan ajaran Islam akan mundur dan
lari dari Islam. Yang semula memuji akhlak rasulullah yg agung bijaksana, akan
berbalik mencibir dan tak lagi mau menjadi pengikutnya, menyelami dan
mengamalkan ajarannya.
Muhammad rasulullah memang manusia pilihan, dan
pilihan Allah tidak pernah salah. Ketika penduduk Thaif menghujaninya dengan
batu hingga bliau terluka, bahkan malaikat yang konon tak memiliki perasaan pun
bisa marah hingga menawari beliau untuk membalikkan sebuah gunung ke masyarakat
Thaif, baliau menolaknya.
"Mereka hanya belum tahu…" ini jawaban
dari lidah yang senantiasa terperlihara indah itu. *Hik hik netesin airmata gak
sih kalian membaca akhlak rasul kita ini.. *
Nabi Allah yang terkenal karena kemuliaan hati dan
akhlaknya itu tak sedikitpun marah, apalagi menaruh dendam atas penolakan dan
penghinaan yang diterimanya. Padahal, kalau beliau mau, dengan sekali doanya
kepada Allah, orang yang meludahinya bisa saja tiba-tiba tidak bisa bicara,
atau putus lidahnya. Kemudian orang yang menghina mulutnya penuh borok yang tak
kan pernah sembuh seumur hidup. Batu yang diarahkan ke dirinya berbalik
mengenai yang si pelempar, yang menendang kakinya lumpuh, bahkan sekadar
memeloti saja bisa buta.
Atas penghinaan dan ejekan serta perilaku mereka
itu maka beliau rasulullah bisa berkata:
"Ya Allah, dia mengejek saya, cabut nyawanya
sekarang", maka matilah orang itu.
Bisa juga beliau berdoa: "Ya Allah, siapapun
yang menolak saya, putuskan rezekinya", atau doa, "Orang ini tak
menerima ajaran Islam, bahkan menghasut orang lain untuk menolaknya, buatlah ia
miskin ya Allah".
Atau setidaknya menyerahkan sepenuhnya kepada
Allah, "Terserah Engkau ya Allah akan ditimpakan musibah jenis apa mereka
yang telah menghina agama-Mu…".
Tapi fasilitas itu tidak diminta oleh rasulullah, karena
beliau tahu masyarakat akan semakin menolak dan membencinya. Dakwah Rasulullah
justru berhasil dengan kemuliaan akhlak dan tutur kata. Keindahan perilaku
Muhammad berbuah manis dengan diterimanya Islam di kemudian hari, hingga detik
ini. *Sumpah nangis nulis ini..*
Nah, sekarang membahas kita-kita nih sahabatku..
Bedanya ama kita, kadang kalo diledekin ama temen
maka gak cukup deh dibales ama ledekan, paling ditambah mukul ato sumpah
serapah, "Gue sumpahin dah lo, mulut lo sobek…". Mungkin ini buaat tipikal
orang sensi kali yaak.., maksudnyah yang suka nganggep serius bercandaan. Plus,
orang yang belum faham atau terbina.
Dulu saya punya sahabat yang tipikalnya kayak
begono. Waktu lagi ngumpul di sekret kemahasiswaan, kan ada ikhwan akhwat lagi
pada ngumpul. Di situ kita pada ketawa - tawa. Ada salah seorang ukhti yang
bingung, terus nanya, "Lagi ngomongin apaan siih?". mungkin gara2 dia
lagi ngurusin yang laen, makanya dia gak nyambung. Ama ikhwannya dijawab sambil
cengar cengir, "Udah deh kalo ada pentium 4 lagi ngomong gini, lo pentium
1 diem ajah!".
Pada cekikikan dah tuh... termasuk ukhti yg diledek
ini. Tapi, ternyata..di dalem hatinyah masih ada rasa sebel ke ikhwan itu.
Yaak, si ukhti ini ngerasa terzholimi, wew. Padahal mah menurut saya biasa
ajah. Beda tipe kali yaak, saya mah cueekk orangnyah. Kecuali, klo kalimat itu
dah nurunin izzah kita sebagai seorang muslimah, baru dah saya ngomong. ukhti
ini sampe ngomong, " Liat ajah, ntar ana jedotin ke empang tuh
ikhwan!". Abis itu juga kayak ada dendam kesumat.
Klo berhubungan ama ikhwan yang ngecengin itu,
pasti ujung2nya masalah. sampe ganggu akhtivitas dakwah juga, masyaAllah. Kalo
melihat kondis sahabat saya ini, sebenernya yang penting itu, masalah gimana
kita nyikapin temen2 kita yang udah menzholimin kita. Jangan sampe kita
mendoakan yang jelek2, cuman gara2 kita dicengin ama sodara2 kita, atau jadi
benciiiii banget sampe gak mo maapin. Padahal, kalo menurut saya pribadi, klo
saya dicengin..itu salah satu bentuk perhatian dari sodara sodari kita. hihihi
pede amat yak?
Bandingkan dengan diri kita:
Ktika berada dalam sebuah jamaah ada yg menasehati
kita,karena dia baru 1 bulan ngaji, dengan enaknya kita bilaneg, 'eh..antum
masih pentium 1 gak usah ngomong deh..'. Dan karena merasa diejek,si ikhwan
brkata dalam hati,'awas lo ntar pulang ngaji gue kempesin motor lo..'.
Atau, ketika ada temen yg tak sengaja menginjak
kaki kita,langsung teriak:
'Hey mata loe kemana sih?'
'Maaf gak sengaja mas..'.
yang salah sudah minta maaf,tapi kita msih ngomel-ngomel.
Sahabat pelangi fillah..
Indahnya hidup jika mau meneladani akhlak rasul,
salah satunya adalah menjadi pribadi yg pemaaf. Ketika kita merasa berbuat
salah,buru2 minta maaf.
'Jangan marah yach sayang, aku minta maaf..'.
'Aku gak marah kok, karena kita bukan hanya
berteman,tp bersaudara...'.
Subhanallah,kalau semua teman adalah saudara, maka
sesama saudara tidak akan menyimpan marah berlama-lama.
So..ayo kita budayakan minta maaf dan memaafkan.
Sikap kita yang terlalu reaktif, itu juga bikin
orang laen tambah seneng ngecengin kita. Mending stay cool ajah. Ntar juga
bosen sendiri, hihihi*lebih seru bales ngecengin ah...:)). Tapi, harus diliat
sikonnya juga. jangan tiap saat, kerjaannyah maen ledek-ledekan mulu, becanda
melulu, maka kebiasaan itu akan menurunkan wibawa kita didepan orang banyak,
pecaya deh.
Kapan kita bahas agenda dakwah ke depan? Cara
penyikapan kita juga harus lebih bijak daripada yg belum tersentuh tarbiyah.
Lucu aja, masa ikhwah lebih sensi daripada orang biasa yg tidak pernah liqo dan
ngaji.. Kalo memang kita bener2 merasa dizholimin..do'ain ajah orang itu,
supaya Allah menyadarkan dia bahkan..diberikan yang terbaik oleh Allah. Jangan
sampe sodari sodari kita celaka, gara2 doa kita yang kita ucapin gara2
emosi.."Sabar yaak sodariku,,,nyante ajah.." ^.^
Rasulullah mencontohkan dua hal... Memaafkan dan
mendoakan untuk kebaikannya. Tidak perlu merasa rugi mendoakan kebaikan
untuknya, karena kebaikan doa yg kita kirim buat orang lainakan kembali kepada
diri kita sendiri. Insya Allah kita mendapatkan lebih banyak kebaikan dari yang
ia terima.
Moga2 kita bisa meneladani Beliau..
So.., jangan suka marah-marah yak ukhtiku
sayang...??! ^.^
Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalamualaikum
SenyuM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar